- Minnesota Timberwolves bekerja sama dengan Mayo Clinic untuk melakukan penelitian terkait virus corona.
- Studi dilakukan untuk memetakan pengaruh antibodi terhadap virus corona di kalangan publik NBA.
- Studi serupa sebelumnya juga telah dilakukan Universitas Stanford terhadap para karyawan MLB (Liga Bisbol Amerika Serikat).
SKOR.id – Ketika Gersson Rosas memulai tugasnya di Minnesota Timberwolves pada pertengahan 2019, ia memiliki satu gambaran besar dalam benaknya.
Presiden operasional Minnesota Timberwolves itu bersikeras agar timnya memiliki seorang dokter yang memiliki spesialisasi di bidang obat-obatan dan teknologi.
Saat itu, Gersson Rosas mencari seseorang dengan kemampuan analitis yang bisa membantu timnya dalam menggunakan data untuk mengoptimalkan kesehatan para pemain.
Gersson Rosas pada akhirnya mempekerjakan Dr. Robby Sikka, dokter yang memiliki latar belakang dalam anestesiologi, penelitian sports medicine, dan kondisi pasca-cedera.
Berita NBA Lainnya: Horace Grant Sebut Michael Jordan Berbohong di Film The Last Dance
"Setiap kali saya dapat pekerjaan, itulah tipe orang yang saya inginkan bekerja di barisan terdepan di kantor saya," kata Rosas.
"Dia (Sikka) memungkinkan kami untuk memaksimalkan area blind sports - titik-titik buta - yang sangat penting bagi para pemain kami."
Bahkan, saat itu Rosas tak menduga bahwa Sikka akan bekerja memerangi virus corona yang berubah menjadi pandemi global dan menyebabkan NBA ditangguhkan.
Saat ini, Sikka dan Mayo Clinic pusat medis akademik yang berbasis di Rochester, Minnesota, mempelopori studi terkait Covid-19 di liga basket nasional Amerika Serikat (NBA).
Studi ini bertujuan untuk menetapkan berapa persen pemain NBA, pelatih, eksekutif, dan staf yang telah mengembangkan antibodi terhadap virus corona.
Inisiatif ini, yang didukung oleh kantor liga dan asosiasi pemain bola basket, diharapkan bisa mendapatkan partisipasi aktif dari semua 30 tim peserta NBA.
"Kami telah belajar banyak soal penyakit ini selama dua bulan terakhir," Sikka menjelaskan.
“Dalam dua bulan ke depan, jika bisa belajar cara mengurangi risiko, kita bisa bergerak cepat untuk melakukan hal yang benar demi mendapatkan protokol permainan yang aman."
Baca Juga: LeBron James Akan Tak Menyerah soal Kelanjutan NBA 2019-2020
Ketika fasilitas latihan mulai dibuka, para pejabat NBA terus mencari informasi tentang protokol terbaik untuk mengurangi risiko infeksi bagi pemain dan staf.
Dalam prosesnya, Sikka menjadi satu dari 10 orang yang bertugas di komite ilmu olahraga NBA dan telah menjadi narasumber tepercaya liga.
Menilai prevalensi antibodi pada personel NBA akan membantu tim mengidentifikasi siapa yang memiliki risiko untuk tertular Covid-19. Studi ini diharapkan akan tuntas pada Juni.
Sebelumnya Universitas Stanford juga telah melakukan studi serupa untuk karyawan Major League Baseball (MLB), liga bisbol Amerika Serikat, pada pertengahan April lalu.
Studi yang melibatkkan lebih dari lima ribu peserta itu menemukan bahwa hanya 0,7% dari populasi yang dites, positif untuk antibodi tersebut.
Dalam studi serupa untuk NBA, Mayo Clinic yang pertama kali menghubungi Sikka.
Dari hasil konsultasi dengan anggota komite lainnya, Sikka lalu menyiapkan garis besar dari manfaat penelitian itu yang kemudian ditinjau di rapat dewan direksi.
Baca Juga: Pebasket NBA Ini Libatkan Fan dalam Memilih Tim yang Akan Diperkuatnya
Untuk KAT
Bagi Sikka dan Timberwolves, upaya untuk memahami virus ini dengan lebih mendalam dan juga penyebarannya bersifat sangat pribadi.
Sebab, virus ini sudah merenggut nyawa ibunda dari salah satu bintang Minnesota Timberwolves, Karl-Anthony Towns (KAT).
Jacqueline Cruz-Towns meninggal dunia karena komplikasi dari virus Covid-19 pada 13 April lalu.
Dalam sebuah video Instagram yang diposting pada 25 Maret, Towns mengatakan bahwa ibu dan ayahnya telah didiagnosis terpapar virus corona.
Ayahnya, Karl Sr., berhasil pulih. Namun sang ibu harus berjuang dan pada akhirnya dokter terpaksa membuatnya koma lewat induksi medis.
Jacqueline harus memakai ventilator untuk membantunya bernapas, hingga mengembuskan napas terakhirnya.
Meski belum satu musim di Timberwolves, Sikka dan Rosas lumayan dekat dengan orangtua Towns, yang menghadiri hampir semua pertandingan putra mereka.
"Kepergian Jacqueline sangat memukul kami. Saya tidak akan pernah melupakan pengalaman itu dengan Karl,” kata Sikka.
Sikka menyebut musibah itu tidak hanya mengubah hidup Towns, tetapi juga sangat memberikan pengaruh atas hidupnya pribadi.
“Itu juga mengubah sejarah organisasi kami. Sungguh, itu tantangan berat bagi kami."
Baca Juga: Sulit Gelar IBL dengan Penonton, Pengelola Liga Segera Hubungi Sponsor
Sebelum kematian ibunya, Towns telah menyumbangkan 100 ribu dolar AS – sekitar Rp1,5 miliar - untuk membantu Sikka dan penelitian virus corona di Mayo Clinic.
"Kami terinspirasi oleh KAT dan keluarganya," kata Rosas, mengungkapkan latar belakang studi tersebut.
Rosas menambahkan bahwa mereka dan Mayo Clinic memutuskan untuk berinisiatif mencoba menemukan strategi untuk melawan virus corona.
Pengujian antibodi adalah fenomena yang relatif baru. Sejauh ini para dokter masih berupaya memahami apa arti keberadaan antibodi itu sendiri.
Masih belum jelas - bahkan jika seseorang dites positif untuk antibodi - apa dan berapa lama orang tersebut memiliki kekebalan terhadap virus corona.
Minimal, studi ini bisa membantu mengidentifikasi personel NBA yang terpapar virus corona tetapi tidak menunjukkan gejala dan membantu memetakan penyebarannya di liga.
Baca Juga: Gelar Poling Informal, NBPA Sebut Bintang NBA Ingin Kompetisi Berlanjut
Sementara itu, NBA ditangguhkan sejak Maret lalu setelah sejumlah pemain Utah Jazz diuji positif untuk Covid-19.
Sejak saat itu, beberapa tim lain juga menguji seluruh anggota organisasi mereka, termasuk yang tidak menunjukkan gejala.
Sejumlah liga olahraga nasional sempat melancarkan protes karena tidak memiliki akses untuk pengujian virus corona dan itu masih terjadi hingga kini.
Dalam penelitian ini, sampel darah akan dikumpulkan dengan menggunakan metode tusuk jari, alih-alih pengambilan darah lewat pembuluh vena.
Berdasarkan sebuah memo yang dikirim ke tim dan ditinjau oleh ESPN, Mayo Clinic berharap penelitian ini akan membantu memvalidasi metode yang kurang invasif.
Dengan demikian, itu akan memberi kemudahan tes antibodi bagi masyarakat luas.
Baca Juga: Manajemen IBL Tuntaskan Refund Seri VII dan VIII
"Saya pikir tim berkewajiban melakukan sesuatu yang benar untuk komunitas mereka sebelum mereka melakukan yang benar untuk orang lain," kata Sikka.
Sebelum gabung ke Timberwolves, Sikka telah menerbitkan lebih dari 40 studi peer-review, terutama terkait kondisi pemain yang kembali bermain setelah cedera.