- Bank BPD Bima Perkasa Jogja takkan memotong gaji terhadap pemain, pelatih, maupun ofisial klub.
- Meskipun demikian, Bank BPD Bima Perkasa Jogja tidak bisa memberikan THR maupun tunjangan bulanan.
- Manajer Bank BPD Bima Perkasa Jogja, Dyah Ayu Pertiwi, menyatakan kemanusiaan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan kebijakan.
SKOR.id - Penangguhan Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2020 akibat pandemi Covid-19 tidak membuat Bank BPD Bima Perkasa Jogja memangkas gaji pemainnya.
Meskipun demikian, owner Bank BPD Bima Perkasa Jogja, Edy Wibowo, mengatakan langkah lain bakal mereka tempuh demi menyehatkan keuangan klub.
Langkah yang diambil manajemen klub adalah meniadakan Tunjangan Hari Raya (THR) dan tunjangan. Itu merupakan imbas dari menurunnya pendapatan klub saat liga berhenti.
Baca Juga: Jalani Karantina, Shin Tae-yong Tak Ikut Pemilu Korea Selatan
Edy Wibowo memilih tak memotong gaji agar perekonomian pemain, pelatih, dan perangkat tim lain tidak terganggu. Mereka bisa tenang di rumah sambil menjaga kebugaran.
“Harus diakui, tanpa adanya kompetisi, pendapatan klub menurun cukup signifikan sehingga kami meniadakan THR dan tunjangan,” ujar Edy Wibowo, Rabu (15/4/2020).
Manajer Bank BPD Bima Perkasa Jogja, Dyah Ayu Pratiwi, menambahkan, manajemen telah memikirkan kebijakan ini dengan banyak pertimbangan.
Faktor kemanusiaan menjadi salah satu faktor penentu keputusan Bima Perkasa.
“Kebijakan saat ini diambil dengan harapan pandemi Covid-19 segera berakhir. Tentunya evaluasi akan kami jalankan terus melihat perkembangan,” ucap Dyah Ayu Pratiwi.
Baca Juga: BWF Belum Merestui, Nasib Indonesia Open 2020 Masih Teka-Teki
Selain bijak dalam memutuskan persoalan hak pemain, manajemen juga akan terus memantau perkembangan pandemi terlebih dahulu.
Hal ini berkaitan dengan kapan Bima Perkasa kembali menggelar latihan bersama untuk persiapan play-off IBL pada September mendatang.
“Selain kondisi dalam negeri, kami juga memantau situasi di negara asal pemain asing," tutur Dyah Ayu Pratiwi.
"Dua pemain asing kami berasal dari Amerika Serikat (AS) dan satu lagi dari Serbia. Itu akan selalu berada dalam pengawasan.”
Manajemen IBL sudah menentukan liga berlanjut dengan langsung menggelar play-off pada September. Kecuali Indonesia Patriots (timnas), klub-klub IBL lainnya akan ikut.
Menyoal gaji pemain, IBL menyerahkannya pada klub karena mereka paling tahu kondisi internal. Namun begitu, klub diharuskan membayar gaji sesuai standar mereka.