- Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem akan mundur dari manajemen harian Formula Satu (F1).
- Langkah ini menyusul ketegangan yang terjadi antara FIA dengan F1.
- Ben Sulayem memicu pertengkaran setelah berkomentar soal rumor jual beli hak komersial F1.
SKOR.id - Presiden Federasi Automobile Internasional (FIA) Mohammed Ben Sulayem akan mundur dari manajemen harian Formula Satu (F1). FIA mengonfirmasi kabar ini pada Rabu (8/2/2023).
Langkah itu merupakan buntut dari ketegangan yang terjadi antara FIA dengan F1 menyusul kontroversi yang melibatkan Ben Sulayem.
Seorang juru bicara FIA melaporkan kepada media AFP bahwa Ben Sulayem mengirim surat kepada tim F1 yang mengumumkan penarikan dirinya dari manajemen harian ajang balap mobil paling bergengsi itu.
Juru bicara tersebut juga menambahkan mundurnya Ben Sulayem sesuai dengan janjinya saat mencalonkan diri sebagai Presiden FIA pada 2021, bahwa ia akan memperkenalkan struktur pemerintahan yang dapat direvisi berdasarkan pada "transparansi, demokrasi, dan pertumbuhan".
FIA bulan lalu meluncurkan perombakan departemennya yang bertanggung jawab untuk balapan satu kursi di bawah kepemimpinan Nikolas Tombazis, yang sekarang bertanggung jawab atas kendali hariannya.
Pengumuman itu muncul setelah pemilik hak penyelenggaraan dan komersial F1, Liberty Media berselisih dengan FIA atas serangkaian kontroversi yang melibatkan Ben Sulayem.
Ben Sulayem memicu pertengkaran dengan Liberty Media pada bulan lalu setelah berkomentar soal rumor jual beli hak komersial F1.
Sebelumnya, Arab Saudi menyatakan keinginan untuk mengakuisisi F1 dengan tawaran senilai 20 miliar dolar AS (setara Rp298,8 triliun). Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Liberty Media.
Penolakan itu pun menuai komentar Ben Sulayem melalui cuitan di akun Twitter pribadinya yang menyatakan keprihatinannya tentang label harga komersial F1 yang menurutnya tidak masuk akal.
Terkait komentar tersebut, Liberty Media dan FIA melayangkan surat kepada FIA yang menyebut cuitan Ben Sulayem mengganggu dengan cara yang “tidak dapat diterima” terkait komitmen untuk tidak merusak hak komersial.
FIA juga sebelumnya memicu kegelisahan di beberapa kalangan dengan memperbarui aturannya yang meminta para pembalap harus izin terlebih dahulu jika ingin membuat pernyataan soal politik.
Peraturan tersebut merupakan salah satu pembaruan yang dilakukan FIA terhadap Kode Olahraga Internasional versi 2023.
Pembalap yang berkomentar soal politik, agama, atau pribadi dinyatakan melanggar peraturan kecuali FIA telah memberikan persetujuan sebelumnya secara tertulis berdasarkan peraturan terbaru.
Berita Formula 1 lainnya:
Beberapa Bos F1 Dikabarkan Tidak Sreg dengan Kepemimpinan Ben Sulayem di FIA
Skor 8: Pembalap F1 dengan Kemenangan Terbanyak Balapan Basah