- Davide Brivio merasa keputusan panel stewards tidak konsisten soal sanksi melewati batas trek.
- Aturan menunjukkan bahwa pembalap bisa melewati batas trek sebanyak empat kali pada balapan.
- Davide Brivio merasa aturan itu harus diubah agar pembalap tak mengambil risiko besar.
SKOR.id – Prinsipal Tim Suzuki Ecstar, Davide Brivio, mengkritik cara kerja kelompok (panel) pengawas lomba (stewards) yang tidak konsisten dalam memberikan hukuman.
Efisiensi dan konsistensi dari panel pengawas MotoGP yang dipimpin oleh dua kali juara dunia 500cc, Freddie Spencer, menuai kritik dalam beberapa pekan terakhir, menyusul sejumlah penilaian yang meragukan yang dibuat selama dua balapan di Austria.
Suzuki menjadi salah satu yang paling vokal dalam memberikan kritik setelah merasa dirugikan oleh pembalap Tim Red Bull KTM Racing, Pol Espargaro.
Pembalap Suzuki, Joan Mir, merasa bahwa Pol Espargaro harus didiskualifikasi dari podium karena melewati batas trek pada tikungan terakhir di Sirkuit Red Bull Ring, Austria.
Pasalnya, pada balapan Moto2 yang digelar sebelumnya, Jorge Martin harus kehilangan podium tertinggi setelah terbukti melintasi zona hijau yang menjadi batasan trek.
Davide Brivio pun merasa intervensi panel pengawas lomba di MotoGP harus dikurangi semaksimal mungkin.
“Saya pikir panel pengawas diberikan terlalu banyak kepentingan dalam hal disiplin, mereka seharusnya tidak boleh ikut campur terlalu dalam,” kata Brivio seperti dikutip Skor.id dari Motorsport.com.
“Ini bukan pertandingan sepak bola atau basket, mereka membutuhkan wasit untuk membuat penilaian atas sebuah aksi apakah salah atau tidak.”
Pada Grand Prix (GP) Styria, Joan Mir hampir meraih kemenangan jika pembalap Tim Monster Energy Yamaha MotoGP, Maverick Vinales, tidak memiliki masalah pada motornya dan membuat balapan berhenti.
Sayang, saat balapan dimulai kembali, Joan Mir tak memiliki ban baru yang membuatnya harus berjuang keras untuk bisa bertahan dengan barisan terdepan.
“Ini balapan. Pembalap yang mencapai garis finis lebih dulu menjadi pemenang. Saya rasa intervensi panel pengawas harus dikurangi semaksimal mungkin,” ujar Brivio.
“Kami harus menggunakan regulasi yang lebih tepat. Kontrol itu memang perlu, tapi yang ada saat ini terlalu mengkondisikan hasil.”
Aturan tentang batasan trek saat ini adalah akan membatalkan catatan lap seorang pembalap selama latihan atau kualifikasi.
Di balapan, pembalap diizinkan keluar trek sebanyak tiga kali sebelum peringatan dikeluarkan. Jika hingga lima kali melewati batas trek, maka akan terkena pinalti long lap.
Sedangkan pelanggaran yang dilakukan pada lap terakhir bakal dikenai sanksi turun satu posisi seperti yang terjadi pada Jorge Martin.
Tetapi, Davide Brivio merasa aturan itu harus diubah karena mengundang para pembalap untuk mengambil risiko lebih besar dari yang diperlukan.
“Beberapa aturan terlalu bergantung pada interpretasi panel pengawas. Ketika itu terjadi, Anda membuka pintu untuk melakukan penilaian subjektif,” ujar Brivio.
“Aturan yang dikeluarkan pengawas lomba jelas, Anda tak boleh melewati zona hijau. Tapi mungkin ada penafsiran yang berbeda dengan orang lain.”
“Jadi saat ini para pembalap mengambil risiko lebih dari yang diperlukan, karena mereka tahu dapat melewati zona hijau hingga empat kali tanpa terjadi apa pun.”
Pengawas lomba mengonfirmasi selama gelaran GP San Marino bahwa tidak ada perubahan pada aturan batas trek yang dipertimbangkan saat ini.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita MotoGP Lainnya:
Franco Morbidelli Kampiun di Misano, MotoGP 2020 Jadi Panggung Para Debutan
Update Klasemen MotoGP 2020: Andrea Dovizioso Geser Fabio Quartararo dari Posisi Puncak