SKOR.id - Rencana penerapan Video Assistant Referee (VAR) di sepak bola Indonesia terus berlanjut. Kali ini, implementasinya sudah sampai tahap ketiga.Hal itu diungkapkan oleh Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Asep Saputra, di Hotel Merlyn Park, Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2023).Pada tahap ketiga ini, para calon petugas Replay Operator mendapatkan pelatihan langsung dari Project Lead of Hawk Eye VAR Indonesia, Lewis Watterson, sebagai penyedia teknologi pembantu wasit tersebut."Pelatihan dan persiapan ini tentu yang pertama wasitnya untuk menjadi VAR dan AVAR (asisten VAR). Yang kedua adalah Replay Operator (RO), karena nanti ada tiga orang penting dalam pelaksanaan VAR," ujar Asep Saputra."Ada VAR, AVAR, dan Replay Operator-nya adalah yang saat ini sedang dilakukan training step pertama," lanjutnya.Asep mengatakan, pelatihan untuk Replay Operator VAR ini sangat penting karena memegang peran vital dalam suatu pertandingan.Replay Operator nantinya akan bertugas untuk memberikan gambar tayangan video yang dibutuhkan oleh wasit pemimpin pertandingan berupa siaran ulang dari sebuah insiden di dalam pertandingan.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/var_operator_c1a395dd76.jpg" alt="pelatihan var replay operator"><figcaption>Suasana pelatihan untuk Replay Operator VAR di Hotel Merlyn, Jakarta, 16 November 2023, dipimpin oleh Project Lead of Hawk Eye VAR Indonesia, Lewis Watterson. (Nizar Galang/Skor.id)</figcaption></figure>"Karena Replay Operator ini adalah yang akan melakukan pemotongan gambar, melakukan feeding kepada VAR dan AVAR untuk melakukan keputusan atas kejadian di lapangan," kata Asep."Dari tanggal 13-20 ini, rekanan kami, sekaligus kami deklarasi juga bahwa STP (selective technology provider) kami adalah dengan Hawk Eye," dia menambahkan.Sebelumnya, penggunaan VAR di Indonesia, terutama Liga 1 2023-2024, memang sudah ditargetkan untuk dicoba pada Februari tahun depan."Kami terus terus berproges ke depan, pada step tiga ini kami bisa memenuhi target, rencana kami di akhir Februari nanti (VAR) bisa diimplementasikan di Liga 1," ungkap Asep.Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha, mengungkapkan, pelatihan VAR ini membutuhkan proses yang cukup panjang.Jadi walaupun VAR sudah digunakan di Piala Dunia U-17 2023, bukan berarti langsung bisa diimplementasikan kepada pertandingan Liga 1 dalam waktu dekat."Untuk pelaksanaan VAR di liga kita itu sangat berbeda ya dengan Piala Dunia U-17 2023. Sebab, di ajang ini, yang datang dari FIFA, bersama dengan alat dan timnya,” kata Ratu Tisha.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/2y06_cJ4Gt8?si=BHwK5zuPgM6USgcR" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Saat ini, para wasit dan calon operator mendapat pelatihan langsung dari penyedia teknologi asal luar negeri, Hawk Eye.

National

VAR di Indonesia Masuk Tahap Ketiga, Pelatihan Wasit dan Replay Operator

SKOR.id - Baru pertama kali diterapkan secara resmi, teknologi Video Assistant Referee (VAR) langsung memantik kontroversi di Liga Vietnam.Hal itu terjadi pada laga pembuka V.League 1 2023-2024 antara Hai Phong FC versus Hoang Anh Gia Lai FC (HAGL FC) di Stadion Lach Tray, Jumat (20/10/2023) lalu.Semua bermula pada menit ke-74, ketika para pemain Hai Phong FC menilai bola mengenai tangan bek HAGL FC, Pape Diakite, di area terlarang.Menyusul insiden tersebut, wasit Nguyen Dinh Thai berkonsultasi dengan asisten wasit di ruangan VAR, dan langsung menuju monitor di sisi lapangan untuk menilai lebih lanjut.Namun, setelah menghabiskan waktu sekitar delapan menit, keputusan belum juga diambil.&nbsp;Ternyata, penyebabnya adalah tidak ada gambar jelas, apakah bola benar mengenai tangan Pape Diakite, meskipun sudah diperlambat dan dilihat dari beberapa sudut,&nbsp;Wasit akhirnya tetap memberi penalti kepada Hai Phong FC walau tak didukung bukti kuat. Inilah kemudian menjadi perdebatan.Lucao do Break berhasil melesakkan bola dari titik putih untuk membawa tuan rumah unggul. Untungnya, HAGL FC mampu menyamakan kedudukan di pengujung laga dan memaksakan skor imbang 1-1."Situasi macam ini butuh bantuan VAR, dan itu yang terjadi. Pemain (Diakite) jelas melebarkan tangan ketika bola menghampiri. Jika kena tangan, itu sudah pasti penalti. Tapi, apakah benar kena?" ujar mantan Kepala Komite Wasit Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF), Doan Phu Tan."Masalahnya adalah bola tidak bisa dipastikan kena tangan, dada, atau bahu. VAR gagal memberi gambar yang jelas, membuat wasit dan operator di ruangan ikut bingung," dia menambahkan.Doan Phu Tan pun meminta agar VFF segera meningkatkan kinerja VAR, terutama dari jumlah sudut kamera serta kualitas gambar yang tersedia buat wasit.Penerapan Video Assistant Referee sebenarnya sudah ada di beberapa laga Liga Vietnam musim lalu. Namun, itu baru sekedar uji coba.VFF baru secara resmi menggunakan VAR untuk V.League 1 2023-2024, maksimal empat pertandingan tiap pekannya.Untuk pekan pembuka musim ini, selain Hai Phong FC vs HAGL FC, VAR juga hadir pada laga Thanh Hoa FC lawan Hong Linh Ha Tinh, Hanoi Police FC kontra Binh Dinh FC, serta Nam Dinh versus Quang Nam.Tergantung evaluasi, teknologi ini bisa diterapkan untuk semua pertandingan Liga Vietnam pada paruh kedua nanti.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/mwlIhS_ccgQ?si=EirwhoSw2ni4wiQe" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>

Federasi Sepak Bola Vietnam diminta meningkatkan kinerja VAR, terutama dari jumlah sudut kamera serta kualitas gambar.

Latest Articles - Video Assistant Referee

VAR di Indonesia Masuk Tahap Ketiga, Pelatihan Wasit dan Replay Operator

Pertama Kali Diterapkan secara Resmi, VAR Langsung Picu Kontroversi di Liga Vietnam