SKOR.id - Mari menilik lebih dalam catatan Thiago Motta sebagai pelatih Juventus musim ini, sebelum kini sudah resmi dipecat.Kekalahan 0-3 dari Fiorentina jadi katalis terakhir yang membuat Juventus memutuskan untuk memecat Thiago Motta sebagai pelatih.Artinya, usai ditunjuk awal musim ini, Motta bertahan di Juventus tak sampai satu musim lamanya.Mantan pelatih Genoa dan Bologna ini hanya bertahan 265 hari bersama Si Nyonya Tua.Total, ia memimpin Juventus dalam 42 laga berbeda: 29 di Serie A, 10 di Liga Champions, 2 di Coppa Italia, dan 1 laga di Piala Super Italia.Tim asuhan Motta meraih 18 kemenangan, 16 imbang, dan delapan kali kalah, artinya hanya memiliki persentase kemenangan 42 persen saja.Juventus mencetak 65 gol dan kebobolan 46 kali dalam periode waktu ini. Jika dirata-rata, timnya mencetak 1,55 gol/laga dan kebobolan 1,1 gol/laga.Ia meninggalkan Juventus dengan tim berada di posisi kelima Serie A, tersingkir di perempat final Coppa Italia, tersingkir di semifinal Piala Super Italia, dan tersingkir di babak playoff fase gugur Liga Champions.Total, Motta menggunakan 29 pemain selama melatih Juventus.Kenan Yildiz paling sering diturunkan, dengan tampil 41 kali dalam 42 laga Juventus bersama Motta.Di bawahnya, ada Federico Gatti, Manuel Locatelli, dan Khepren Thuram yang sama-sama tampil 39 kali, lalu Teun Koopmeiners dengan 37 kali.Dusan Vlahovic jadi pemain tersubur Motta dengan mencetak 14 gol, disusul Kenan Yildiz dan Timothy Weah (6 gol), serta tiga pemain dengan masing-masing lima gol: Weston McKennie, Francisco Conceicao, dan Randal Kolo Muani.Soal pencetak peluang, Timothy Weah, Conceicao, dan Samuel Mbangula sama-sama mencatat lima assist, disusul Kenan Yildiz, Thuram, dan Nico Gonzalez dengan empat assist.Ke mana Motta akan berlabuh selanjutnya?<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Ucqp1YSMLps?si=rCGOXAOWHXCYEmct" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Sebagai pelatih Juventus, berikut ini adalah catatan lengkap Thiago Motta yang kini sudah resmi dipecat.

Liga Italia

Menilik Catatan Lengkap Thiago Motta bersama Juventus

SKOR.id - Juventus resmi mengakhiri kerja sama dengan Thiago Motta, setelah rentetan hasil buruk yang diperoleh mereka sepanjang musim 2024-2025.Musim 2024-2025, Juventus memilih Thiago Motta sebagai pelatih dengan harapan dapat meningkatkan performa Juventus.Apalagi Thiago Motta telah berhasil mengangkat performa Bologna yang bahkan mampu menembus Liga Champions.Namun, performa Juventus ternyata tidak sesuai harapan, Thiago Motta pun harus mendapatkan konsekuensi pemecatan sebelum musim 2024-2025 berakhir."Juventus FC mengumumkan bahwa Thiago Motta telah dibebastugaskan dari tugasnya sebagai pelatih Tim Utama Pria," bunyi pernyataan Juventus."Klub ingin mengucapkan terima kasih kepada Thiago Motta dan seluruh stafnya atas profesionalisme mereka dan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan dalam beberapa bulan terakhir dengan penuh semangat dan dedikasi. Klub mendoakan yang terbaik bagi mereka di masa mendatang," pernyataan Juventus selanjutnya.Pria berusia 42 tahun itu menjadi nakhoda I Bianconeri dalam 42 pertandingan di berbagai kompetisi musim ini.Ia berhasil mempersembahkan 18 kemenangan untuk Juventus, sisanya 16 pertandingan berakhir imbang, dan delapan sisanya berakhir kalah.Juventus hanya meraih dua kemenangan dalam lima laga terakhir di berbagai kompetisi, tiga sisanya tumbang.Bahkan dalam dua pertandingan terakhir, Juventus kalah beruntun, kebobolan tujuh kali tanpa mencetak gol.Musim ini mereka juga telah tersingkir dari ajang Coppa Italia, setelah ditekuk Empoli dengan skor 3-5 di babak perempat final.Sementara di ajang Liga Champions, mereka menyerah dari PSV Eindhoven dengan agregat 3-4, meski sempat unggul 2-1 pada leg pertama.Kini Juventus telah resmi mengumumkan pengganti Thiago Mota, Igor Tudor, melalui laman resmi mereka, I Bianconeri menyambut kedatangan pelatih barunya."Juventus FC juga mengumumkan bahwa Tim Utama Pria sekarang akan dipimpin oleh Igor Tudor, yang akan memimpin sesi latihan pertamanya besok, Senin, 24 Maret," bunyi pernyataan Juventus.Kesempatan ini bagaikan reuni antara Juventus dengan Igor Tudor yang merupakan mantan pemain mereka.Igor Tudor bergabung dengan Juventus pada Juli 1998, hingga akhirnya kembali ke klub lamanya tersebut pada Juli 2007.Semasa membela Juventus, pria berusia 46 tahun itu dikenal sebagai salah satu bek tangguh.Total Igor Tudor bermain dalam 174 pertandingan bersama Juventus, dengan sumbangan 21 gol dan enam assist di berbagai kompetisi.Ketika menjadi pemain Si Nyonya Tua, Igor Tudor ikut meraih dua gelar Liga Italia, dan dua Piala Super Italia.Igor Tudor juga merupakan asisten Andrea Pirlo ketika menangani Juventus pada periode 2020-2021.Kini perannya sebagai pelatih pengganti Thiago Motta di I Bianconeri, akan menjadi penanda kerjasama baru dengan mantan klubnya tersebut.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Ucqp1YSMLps?si=enHHE_UnT9xkKDcT" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Juventus resmi berpisah dengan Thiago Motta, dan mengangkat Igor Tudor sebagai pelatih baru mereka.

Resmi Pecat Thiago Motta, Juventus Reuni dengan Igor Tudor

SKOR.id - Juventus sedang menjalani performa buru, setelah mengalami kekalahan beruntun di Liga Italia musim 2024-2025.Pada giornata ke-29 Liga Italia 2024-2025, Juventus kembali menelan kekalahan, kali ini dari Fiorentina.Bermain di Stadio Artemio Franchi, Juventus tak berkutik saat ditekuk Fiorentina dengan skor 0-3.Robin Gosens membuka keunggulan Fiorentina pada menit ke-15, memanfaatkan kelengahan pertahanan Juventus.Hanya berjarak tiga menit gawang I Bianconeri kembali jebol, kali ini melalui aksi Rolando Mandragora yang menyelesaikan umpan Nicolo Fagioli.Nicolo Fagioli kembali berperan penting untuk gol ketiga Fiorentina, yang dicetak oleh Albert Gudmundsson di menit ke-53.Hasil ini menjadi kekalahan ketiga yang dialami Juventus di Liga Italia musim ini.Namun, ini menjadi yangg kedua secara beruntun mereka mengalami kekalahan di ajang tersebut.Sebelum ditekuk Fiorentina, Juventus telah lebih dulu dibantai Atalanta dengan skor 0-4, saat tampil di kandang sendiri.Hasil ini membuat I Rossoneri mengalami tiga kekalahan dan hanya dua kali menang dalam lima laga terakhir di berbagai ajang.Satu kekelahan lainnya mereka terima ketika menghadapi Empoli di ajang Coppa Italia, di mana mereka harus tersingkir melalui adu penalti.Kekalahan dari Fiorentina secara otomatis membuat Juventus harus turun dari peringkat empat menjadi peringkat lima.Juventus kini mengoleksi 52 poin, hasil dari 13 kemenangan, 13 kali imbang, dan tiga kekalahan di Liga Italia.Bologna yang berpesta 5-0 saat melawan Lazio, menggantikan Juventus di posisi keempat dengan koleksi 53 poin dari 29 laga.Lazio tepat di bawah Juventus dengan koleksi 52 poin dari 29 laga di Liga Italia.Persaingan posisi empat besar menjadi semakin ketat dengan hasil yang dialami oleh Juventus.AS Roma (49 poin), Fiorentina (48), dan AC Milan (47), juga masih memiliki peluang terbuka untuk merebut posisi empat besar.Pelatih Juventus, Thiago Motta berharap timnya dapat lebih bekerja keras.Dirinya juga belum putus asa, karena mengincar target untuk lolos ke Liga Champions musim depan."Kami perlu meningkatkan cara kami menangani kesulitan, karena saat tanda pertama dari situasi sulit muncul, kami kesulitan untuk bereaksi, dan ini terjadi lagi hari ini. Kami butuh keseimbangan, baik dalam bertahan maupun menyerang, dan kami harus bekerja keras untuk mendapatkan kembali soliditas yang kami miliki sebelumnya," kata Thiago Motta."Minggir? Itu akan terlalu mudah, dan saya tidak pernah memilih jalan keluar yang mudah. ​​Sasaran kami tetap kualifikasi Liga Champions, kami akan menemukan cara untuk kembali ke jalur kemenangan dari pertandingan berikutnya," kata Thiago Motta menambahkan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/v_WM2_aRWOc?si=ZlT033UjI4HnCm1e" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Juventus mengalami kekalahan beruntun di Liga Italia, posisi empat besar pun muai terancam.

Juventus Kalah Beruntun, Posisi Empat Besar Liga Italia Mulai Terancam

SKOR.id - Pelatih Juventus, Thiago Motta, menilai Inter Milan dan Napoli sebagai favorit peraih gelar pada Liga Italia 2024-2025 ini.Selain berstatus sebagai juara bertahan, Inter Milan juga memperlihatkan hasil yang bagus sepanjang musim yang tengah berjalan ini."Inter Milan adalah tim yang meraih gelar Liga Italia musim lalu, mereka bersama Napoli favorit," kata Thiago Motta, dalam konferensi pers jelang menghadapi Inter Milan.Thiago Motta akan membawa pasukannya ke Stadion Giuseppe Meazza menghadapi Inter Milan dalam lanjutan Liga Italia 2024-2025 malam ini atau Senin (28/10/2024) pukul 00.00 WIB.Duel Inter Milan vs Juventus yang juga disebut dengan Derby d'Italia mempertemukan dua tim yang bersaing ketat di papan atas klasemen sementara Liga Italia 2024-2025.Inter Milan di posisi kedua dengan mengoleksi 17 poin di bawah Napoli yang memimpin klasemen. Sedangkan Juventus di peringkat ketiga dengan hanya berjarak satu poin (16 poin).Karena itu, duel Inter Milan vs Juventus menjadi menarik melihat posisi persaingan keduanya. Bagi Thiago Motta, ini kali pertama dirinya menghadapi Inter Milan sebagai pelatih Juventus.Namun dalam kariernya sebagai pelatih, total 8 kali Thiago Motta lawan I Nerazzurri, lima di antaranya sebagai pelatih Bologna, dua ketika masih menangani Spezia Calcio, dan satu bersama Genoa.Dari 8 laga tersebut, 7 pertandingan di antaranya adalah Inter Milan asuhan Simone Inzaghi, sedangkan satu laga lainnya ketika I Nerazzurri di bawah asuhan Antonio Conte.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Simone_Inzaghi_e52227d3fc.jpg" alt="Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)."><figcaption>Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, akan menghadapi Juventus dalam laga Liga Italia 2024-2025, Minggu (27/10/2024) malam WIB. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).</figcaption></figure>Rekor Thiago Motta menghadapi Inter Milan memang tidak bagus. Namun, ada tiga pertandingan ketika dia berhasil membawa Bologna tidak terkalahkan dalam tiga laga beruntun lawan Inter Milan.Pertama dalam laga kandang di musim 2022-2023, timnya berhasil mengalahkan Inter Milan 1-0.Dilanjutkan dengan musim berikutnya (2023-2024) di pekan ke-8, imbang 2-2 di Stadion Giuseppe Meazza, pada Oktober 2023. Dua bulan kemudian di ajang Piala Italia, Thiago Motta menang 2-1 atas Inter Milan.Dua kemenangan tersebut merupakan hasil terbaik yang diraih Thiago Motta menghadapi Simone Inzaghi. Selain satu hasil imbang, Thiago Motta mengalami 4 kekalahan lawan Simone Inzaghi.<figure class="table" style="width:89%;"><table class="ck-table-resized"><colgroup><col style="width:45.95%;"><col style="width:11.72%;"><col style="width:16.55%;"><col style="width:13.89%;"><col style="width:11.89%;"></colgroup><tbody><tr><td>&nbsp;</td><td>Laga</td><td>Menang</td><td>Seri</td><td>Kalah</td></tr><tr><td>Inzaghi vs Juventus</td><td>24</td><td>9</td><td>4&nbsp;</td><td>11</td></tr><tr><td>Inzaghi vs Thiago Motta</td><td>7</td><td>4</td><td>1</td><td>2</td></tr></tbody></table></figure><figure class="table" style="width:89.25%;"><table class="ck-table-resized"><colgroup><col style="width:46.06%;"><col style="width:11.66%;"><col style="width:16.49%;"><col style="width:12.99%;"><col style="width:12.8%;"></colgroup><tbody><tr><td>&nbsp;</td><td>Laga</td><td>Menang</td><td>Seri</td><td>Kalah</td></tr><tr><td>Thiago Motta vs Inter Milan</td><td>8&nbsp;</td><td>2&nbsp;</td><td>1&nbsp;</td><td>5</td></tr><tr><td>Thiago Motta vs Inzaghi</td><td>7&nbsp;</td><td>2&nbsp;</td><td>1&nbsp;</td><td>4</td></tr></tbody></table></figure>Kekalahan Telak 1-6Momen paling pahit dalam karier kepelatihan Thiago Motta saat menghadapi Simone Inzaghi terjadi pada musim 2022-2023, pada pertemuan pertama musim tersebut.Ketika itu, 9 November 2022, saat tandang ke Stadion Giueppe Meazza, timnya digulung Inter Milan 1-6.Dalam laga tersebut, Bologna bahkan sempat unggul 1-0, namun kemudian Inter Milan berbalik unggul melalui 6 gol yang diciptakan Edin Dzeko, Federico Dimarco, Lautaro Martinez, Hakan Calhanoglu, dan Robin Gosen.Itu menjadi pengalaman pahit yang dialami Thiago Motta dalam kariernya sebagai pelatih.Rapor Simone Inzaghi vs JuventusSementara itu, Simone Inzaghi dalam kariernya 24 kali menghadapi Juventus. Dari jumlah tersebut, dia meraih 9 kemenangan namun mengalami 11 kekalahan.Meski demikian, Simone Inzaghi meraih hasil yang bagus dalam laga terkini lawan Juventus.Simone Inzaghi membawa Inter Milan tidak terkalahkan dalam empat laga terakhir lawan si Nyonya Besar, dua kali menang dan dua kali imbang.Malam ini, keduanya akan kembali bertemu dalam laga Liga Italia 2024-2025 di pekan kesembilan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/Ob2NzSG8Ge0?si=vPx9ExNavgMUgU2F" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Laga Inter Milan vs Juventus mempertemukan dua pelatih top di Liga Italia, Simone Inzaghi dan Thiago Motta.

Inter Milan vs Juventus: Thiago Motta Pernah Kalah Telak dari Simone Inzaghi

SKOR.id – Liga Italia 2024-2025 memang baru melangsungkan enam pertandingan. Namun tanda-tanda kasta tertinggi sepak bola Italia itu sudah mulai terlihat, karena empat klub penantang gelar hanya dipisahkan dua poin.Tiga dari empat klub teratas Liga Italia itu turun dengan pelatih baru, dan hanya juara bertahan Inter Milan yang mempertahankan Simeone Inzaghi.&nbsp;Upaya SSC Napoli mempertahankan gelar liga musim lalu yang berantakan hingga berakhir di posisi kesembilan. Manajemen Napoli pun memilih Antonio Conte mulai musim ini dan perubahan mulai terlihat setelah I Partenopei kini memimpin klasemen Liga Italia.&nbsp;Paulo Fonseca boleh saja menyombongkan diri memenangi Derby della Madonnina saat AC Milan mengalahkan favorit gelar Inter. Namun, pengaruh awal Thiago Motta di Juventus FC bisa dibilang yang paling menarik.&nbsp;Pelatih berusia 42 tahun itu menikmati karier bermain yang cemerlang, mengangkat dua gelar Liga Champions dan memenangi gelar liga di Spanyol, Prancis, dan Italia.&nbsp;Setelah memulai karir manajerialnya dengan acuh tak acuh di Genoa FC dan Spezia Calcio, Motta menikmati kesuksesan luar biasa bersama Bologna FC dengan mengamankan tiket Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub dan pindah ke Juventus pada musim panas tahun ini.Juventus Miliki Rekor Pertahanan Terbaik di Eropa di Bawah Asuhan Thiago MottaJuventus dan Empoli FC menjadi hanya dua tim yang tidak terkalahkan Liga Italia hingga enam laga, dengan Si Nyonya Tua hanya tertinggal satu poin dari pemimpin liga Napoli.&nbsp;Pengaruh Motta di tim asal Turin itu terlihat jelas dengan mantan pemain internasional Italia itu menerapkan formasi pilihannya 4-2-3-1 yang memberinya begitu banyak kesuksesan di Bologna.&nbsp;Juventus hanya mencatatkan dua skor berbeda di Liga Italia sejauh ini: memenangi tiga pertandingan dengan skor 3-0 dan tiga kali imbang tanpa gol (0-0).10 Klub Raja Pertahanan, Gol Kemasukan Paling Sedikit di 5 Liga Top Eropa<figure class="table"><table><thead><tr><th style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">KLUB &nbsp;</th><th style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">LIGA &nbsp;</th><th style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">PERTANDINGAN &nbsp;</th><th style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">KEBOBOLAN &nbsp;</th></tr></thead><tbody><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Juventus</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Italia (Serie A)</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">0</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Liverpool</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Inggris (Premier)</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">2</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Empoli</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Italia (Serie A)</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">2</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">RC Lens</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Prancis (Ligue 1)</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">2</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">RB Leipzig</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Jerman (Bundesliga)</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">5</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">2</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">AS Monaco</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Prancis (Ligue 1)&nbsp;</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">3</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Union Berlin</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Jerman (Bundesliga)</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">5</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">3</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Atletico Madrid</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Spanyol (La Liga)</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">8</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">4</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Napoli</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Italia (Serie A)</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">4</td></tr><tr><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">AS Roma</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">Italia (Serie A)&nbsp;</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">6</td><td style="border:1px dashed rgb(187, 187, 187);">4</td></tr></tbody></table></figure>Seperti yang diilustrasikan oleh boks di atas, Juventus adalah satu-satunya klub di lima liga teratas yang belum kebobolan musim ini dengan rekor pertahanan terbaik berikutnya dimiliki oleh empat klub dengan dua gol.&nbsp;Juventus juga membuat sejarah dengan clean sheet mereka dalam kemenangan 3-0 atas Genoa pada hari Sabtu ketika mereka menjadi tim dengan rekor terpanjang tanpa kebobolan (540 menit) sejak Liga Italia memakai sistem tiga poin untuk pemenang pada tahun 1994.&nbsp;Awal positif Motta di Juve diperkuat dengan mengalahkan PSV 3-1 di pertandingan pembuka Liga Champions. Tetapi masih ada tanda tanya mengenai kredensial gelar mereka.Pandangan Juventus dan Thiago Motta dari ItaliaMotta pantas mendapatkan reputasi sebagai salah satu pelatih muda paling cemerlang di dunia dan timnya sangat menarik dari sudut pandang taktis.&nbsp;Di Bologna, Motta terkenal dengan sebutan formasi 2-7-2 dengan fokus pada bagaimana timnya berbaris secara vertikal, bukan horizontal - angka “2” mengacu pada pemain di area sayap dan angka “7” di tengah.&nbsp;<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Thiago_Motta_b4a8fea055.jpg" alt="Pelatih baru Juventus, Thiago Motta (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)."><figcaption>Pelatih baru Juventus, Thiago Motta, memimpin latihan jelang pramusim 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).</figcaption></figure>Prinsip-prinsip tersebut sudah jelas di Juventus dengan Motta memprioritaskan stabilitas pertahanan tetapi perbaikan masih diperlukan di area menyerang.&nbsp;Cristiano Giuntoli, Direktur Teknis Juventus, berpengaruh dalam penunjukan Motta karena mereka ingin kembali menjadi klub terbaik di Italia setelah empat tahun tanpa Scudetto.“Giuntoli menginginkan revolusi musim panas ini dan mengganti manajer dari Massimiliano Allegri ke Motta. Ia menikmati kesuksesan besar di Bologna dan juga mengubah talenta muda menjadi pemain top seperti Ricardo Calafiori, Lewis Ferguson, dan Joshua Zirkzee,” ujar Stefano Buonfino, pakar Liga Italia dari Transfermarkt.&nbsp;“Motta menginginkan penguasaan bola dan pertahanan yang kuat. Dia memiliki salah satu bek tengah terbaik di Italia - dan Eropa - Bremer dan lini tengah yang sangat kuat.&nbsp;“Mereka memiliki pemain-pemain cerdas dalam penguasaan bola dan sangat bagus dalam penempatan posisi, selalu berada di area yang tepat di lapangan. Tanda tanya masih muncul mengenai permainan menyerang mereka karena mereka gagal mencetak gol di terlalu banyak pertandingan.&nbsp;“Zirkzee striker yang sangat berbeda dengan Dusan Vlahovic yang tampak lebih egois di lapangan. Jadi, ketika dia tidak mencetak gol maka terlihat bahwa dia bermain buruk.&nbsp;“Ini akan menjadi perebutan gelar yang sangat ketat dengan empat pesaing utama berada di posisi yang berdekatan dan ini akan menjadi pertarungan yang hebat.”&nbsp;Juventus memiliki skuad paling berharga ketiga di Liga Italia berdasarkan nilai pasar Transfermarkt. Di bawah Motta, Juve telah menunjukkan janji awal dapat menantang tim favorit Inter untuk meraih gelar.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/sfV15yOWsI8?si=vl7NPkXelnWUD4SZ" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Juventus belum kemasukan gol di enam laga awal Liga Italia 2024-2025.

Belum Kebobolan di Liga Italia, Pertahanan Juventus Terbaik di Eropa

SKOR.id - Barcelona tampaknya mulai menjadikan Federico Chiesa sebagai incaran di bursa transfer musim panas kali ini.Federico Chiesa dipastikan tidak masuk ke dalam rencana pelatih Juventus saat ini, Thiago Motta, yang telah mengungkapkan hal tersebut.Pada pertandingan pramusim menghadapi Brest, Thiago Motta mengatakan para pemain yang tak dipanggil pada laga itu tidak masuk ke dalam rencananya, salah satunya Federico Chiesa."Chiesa dan semua pemain lain yang tidak dipanggil untuk pertandingan hari ini bukan bagian dari proyek ini," ujar Thiago Motta."Kami sudah jelas dengan mereka, mereka harus menemukan solusi baru dan klub baru secepatnya. Keputusan telah dibuat," ujarnya menambahkan.Keputusan ini membuat Federico Chiesa harus segera mencari klub baru, di sisa jendela bursa transfer musim panas.Dilansir dari AS, Barcelona kini mengintip peluang untuk mendatangkan Federico Chiesa di bursa transfer musim panas ini, dan menjadikannya sebagai buruan utama.Pihak Blaugrana dikabarkan telah melakukan pembicaraan dengan agen Federico Chiesa, Fali Ramadani, serta pihak Juventus.Barcelona optimis dapat segera dapat merampungkan kesepakatan transfer Federico Chiesa dengan Juventus.Federico Chiesa menjadi opsi lain untuk Barcelona, setelah usaha mereka mendatangkan Nico Williams di bursa transfer musim panas ini gagal terwujud.Pilihan Juventus untuk melepas Chiesa di bursa transfer musim panas ini juga karena situasi kontraknya.Kontrak pemain berusia 26 tahun itu akan berakhir pada 2025, dan tidak ada kesepakatan perpanjangan, sehingga I Bianconeri terancam melepasnya secara cuma-cuma musim depan.Selain Barcelona, Manchester United dan Chelsea juga dikaitkan dengan Chiesa, bahkan ada rumor pertukaran dengan Raheem Sterling.Chiesa sempat mengalami cedera acl pada 2022 lalu yang membuat perkembangan kariernya sempat terganggu.Selama membela Juventus Chiesa telah tampil dalam 131 pertandingan dengan torehan 32 gol dan 23 assist, sedangkan untuk Timnas Italia ia bermain 51 kali dengan sumbangan tujuh gol.Chiesa memiliki posisi utama sebagai penyerang sayap kiri, tetapi ia juga bisa dipasang sebagai sayap kanan, dan sebagai second striker.Jika bergabung ke Barcelona, ia akan menambah opsi Hansi Flick di posisi penyerang.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/mYY8ZcJvHsk?si=QS_EeJFY4fBAdqA6" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Federico Chiesa menjadi incaran Barcelona di bursa transfer, setelah tersingkir dari skuad Juventus.

Tersingkir dari Juventus, Federico Chiesa Dibidik Barcelona

SKOR.id - Musim lalu (2023-2024) bukan hanya milik pelatih top seperti Josep Guardiola (Manchester City) atau Carlo Ancelotti (Real Madrid), melainkan juga milik pelatih muda: Xabi Alonso.Sedikit yang meyakini Xabi Alonso akan sukses di Bayer Leverkusen. Xabi Alonso berhasil membawa Bayer Leverkusen juara Liga Jerman 2023-2024 (Bundesliga).Keberhasilan tersebut sekaligus mengakhiri dominasi dua klub besar di Liga Jerman: Bayern Munchen dan Borussia Dortmund.Di antara sejumlah rumus sukses sebuah klub yaitu kekuatan finansial, senioritas pelatih, serta pengalaman pelatih, Xabi Alonso membuktikan bahwa semua syarat untuk meraih sukses adalah kemauan dan kerja keras.Setidaknya, itulah yang telah dibangun Xabi Alonso di awal-awal kariernya sebagai pelatih. Pria berusia 42 tahun ini tiba-tiba muncul mematahkan semua tentang sukses menjadi pelatih.Xabi Alonso hanya membutuhkan waktu dua musim untuk membawa Bayer Leverkusen bangkit dari zona degradasi di musim 2022-2023 lalu melambung ke posisi pertama di musim berikutnya.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Bayer_Leverkusen_1b9386d89b.jpg" alt="Xabi Alonso berhasil membawa Bayer Leverkusen mencatat sejarah dengan meraih gelar Liga Jerman. (Hendy Andika/Skor.id)."><figcaption>Xabi Alonso, 42 tahun, berhasil membawa Bayer Leverkusen mencatat sejarah dengan meraih gelar Liga Jerman pertama dalam sejarah klub. (Hendy Andika/Skor.id).</figcaption></figure>"Kisah" Xabi Alonso di Bayer Leverkusen tampaknya membuat sejumlah klub tergiur untuk melakukan hal yang sama.Bayern Munchen, Juventus, Chelsea, atau bahkan Borussia Dortmund, mulai mengubah sudut pandang tentang mendatangkan pelatih top.Dengan sejumlah latar belakang atau alasan tertentu, barisan klub besar Eropa tersebut kini mencoba memilih jalan yang sama dengan Bayer Leverkusen.Bayern Munchen dengan Vincent Kompany, Juventus tertarik dengan ide mendatangkan Thiago Motta yang berhasil membangun Bologna.Sementara Chelsea memberikan kepercayaan kepada Enzo Maresca, dan Borussia Dortmund juga kepada pelatih muda namun yang sudah mereka kenal: Nuri Sahin.Efek Xabi Alonso kini menjadi trend bagi klub-klub besar Eropa untuk mengikuti jejak yang sama.Namun, apakah mereka, klub-klub besar itu juga akan meraih sukses yang sama seperti yang diraih Bayer Leverkusen dengan Xabi Alonso?Waktu akan membuktikan tentunya. Berikut ini, Skor.id mengulas barisan pelatih muda tersebut yang akan menghadapi tantangan di klubnya masing-masing:1. Vincent Kompany, 38 Tahun (Bayern Munchen)Penolakan Xabi Alonso terhadap tawaran Bayern Munchen justru berakhir kepada nama Vincent Kompany.Keputusan Bayern Munchen mengangkat atau memiliki Vincent Kompany sebagai pelatih tentu saja sebuah kejutan tersendiri.Klub besar yang dalam sejarahnya selalu memilih pelatih-pelatih top dan berpengalaman, untuk musim ini justru menjadikan Vincent Kompany sebagai arsitek mereka.Vincent Kompany memang sangat dikenal ketika masih sebagai pemain. Namun, sebagai pelatih, prestasi terbaiknya adalah membawa Burnley promosi."Vincent Kompany memang bukan pilihan pertama kami, namun dia memiliki keberanian untuk memilih kami," kata Direktur Olahraga Bayern Munchen, Max Eberl, menjawab penilaian skeptis tentang pilihan Die Bayern.Salah satu alasan Bayern Munchen berani mengangkat Vincent Kompany, tetap saja karena ada faktor Pep Guardiola yang diyakini memiliki peran dalam karier kepelatihan Vincent Kompany.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Vincent_Kompany_5cf104a8aa.jpeg" alt="Vincent Kompany.jpeg"><figcaption>Vincent Kompany pelatih Bayern Munchen menggantikan Thomas Tuchel. (Hendy Andika/Skor.id).</figcaption></figure>2. Enzo Maresca, 44 Tahun (Chelsea)Lagi-lagi ada warna Pep Guardiola. Ya, Enzo Maresca pernah menjadi asisten pelatih Pep di Manchester City.Bersama Pep Guardiola, Enzo Maresca membawa Manchester City meraih sejumlah gelar."Secara taktik, dia memiliki kualitas Pep. Enzo Maresca menginginkan tim dengan penguasaan bola, bermain dari lini pertahanan," kata Ricardo Pereira, salah satu pemain yang pernah di bawah asuhan Enzo Maresca.Sukses terbesar Enzo Maresca sebagai pelatih adalah membawa Leicester City kembali ke Liga Inggris (promosi).Yang pasti, Enzo Maresca mengalahkan calon pelatih Chelsea lainnya yaitu Thomas Frank atau Robreto De Zerbi.3. Thiago Motta, 41 Tahun (Juventus)Thiago Motta menciptakan keajaibannya di Liga Italia. Setelah menangani Genoa dan Spezia, pria kelahiran Brasil ini membuat Bologna melambung.Pada musim lalu, Thiago Motta berhasil membawa Bologna meraih tiket Liga Champions. Itu pertama kalinya dalam sejarah Bologna setelah 1964-1965.Apa yang telah dilakukan Thiago Motta pun langsung membuat si Nyonya Tua tertarik. Mantan pemain Barcelona dan Atletico Madrid ini berani menerima tantangan dari Juventus.Bagi Juventus sendiri, Thiago Motta adalah angin segar setelah sebelumnya tim ini di bawah kepelatihan Massimiliano Allegri."Saya cukup beruntung dalam karier saya bisa bekerja sama dengan pelatih seperti Jose Mourinho dan Gian Piero Gasperini. Saya mengambil ilmu dari mereka, saya yakin akan meraih hasil yang bagus di Juventus," kata Thiago Motta.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Thiago_Motta_b4a8fea055.jpg" alt="Pelatih baru Juventus, Thiago Motta (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)."><figcaption>Pelatih baru Juventus, Thiago Motta, memimpin latihan jelang pramusim 2024-2025. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).</figcaption></figure>4. Nuri Sahin, 35 Tahun (Borussia Dortmund)Sejak awal karier sebagai pemain, Nuri Sahin tumbuh di Borussia Dortmund.Pria berdarah Turki yang kelahiran Jerman ini pun kental dengan Borussia Dortmund dalam karier profesionalnya.Ketika masih sebagai pemain, Nuri Sahin membawa Borussia Dortmund juara Liga Jerman, Piala Jerman, dan Piala Super Jerman.Nuri Sahin juga bermain di sejumlah klub besar seperti Real Madrid dan Liverpool.Sebelum menjadi pelatih kepala, Nuri Sahin adalah tangan kanan atau asisten dari Edin Terzic."Edin tahu bahwa saya tidak bisa seumur hidup saya hanya menjadi asisten pelatih," kata Nuri Sahin.Karier kepelatihannya dimulai di klub Turki, Antalyaspor pada 2021 hingga 2023. Dalam 94 laga, membawa klub tersebut meraih 44 kemenangan."Dia membuat latihan yang berbeda. Dia memiliki ide yang jelas dan juga cara yang sangat jelas dalam melatih," kata Direktur Olahraga Borussia Dortmund, Sebastian Kehl.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/NLVzPh5u19s?si=Acf4ZSrmw1_oT_tp" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Bayern Munchen, Borussia Dortmund, Juventus, dan Chelsea, mempercayakan nasib mereka pada musim 2024-2025 kepada pelatih muda.

World

Efek Xabi Alonso, Empat Klub Besar Eropa Ikuti Jejak Bayer Leverkusen

SKOR.id - Pelatih Juventus, Thiago Motta, menegaskan keyakinannya kepada penyerang andalan tim, Dusan Vlahovic, untuk menyongsong musim kompetisi 2024-2025.Thiago Motta saat ini masih memimpin skuad Juventus yang sedang menyelenggarakan kamp pelatihan di markas Adidas, yang berada di Herzogenuarach, Jerman.I Bianconeri masih menjalani latihan sebelum tampil dalam pertandingan pramusim pertama mereka menghadapi Nurnberg, Jumat (26/7/2024) waktu setempat.Berada di Jerman, Thiago Motta mengaku persiapan yang dilakukan Juventus berjalan dengan lancar selama kamp pelatihan.Mantan pelatih Bologna itu mengungkap dukungan fasilitas yang didapatkan timnya selama melakukan persiapan sebelum laga pramusim."Di sini, di Jerman, kami menjalani masa-masa yang sangat menyenangkan, saya menyukai segalanya: mulai dari fasilitas yang mereka berikan kepada kami, hingga komitmen seluruh pemain. Kami bekerja dengan baik dan saya sangat senang," ujar Thiago Motta."Saya telah melihat, sejak hari pertama di Turin, bahwa ini adalah sebuah grup yang bersatu, sebuah grup yang memiliki banyak ambisi, dan kami telah mengatakannya satu sama lain sejak sesi latihan pertama," ujarnya."Akan selalu seperti itu, hari demi hari. Para pemain muda? Mereka semua memberikan kesan yang sangat baik pada saya. Mereka tiba di pemusatan latihan seperti biasa, dengan penuh semangat dan mereka tunjukkan dalam latihan," ujar Thiago Motta menambahkan.Banyak rumor terkait masa depan Dusan Vlahovic di Juventus setelah Thiago Motta kini menjabat sebagai pelatih baru I Bianconeri, sepeninggal Massimiliano Allegri.Namun, menurut pelatih berusia 41 tahun itu tidak ada tekanan kepada Dusan Vlahovic, hanya ada tanggung jawab.Selain itu Thiago Motta mengatakan bahwa Dusan Vlahovic masih merupakan pemain yang penting untuk Juventus."Tidak ada tekanan, yang ada hanya tanggung jawab yang besar. Vlahovic harus terus bekerja seperti yang dia lakukan," ujar Motta."Mencetak gol memang penting bagi seorang striker, namun ada banyak tugas lain dalam sepak bola yang sama pentingnya bagi seorang striker, dia mengetahui hal itu dan dia melakukannya dengan sangat baik," ujarnya."Dusan adalah pemain yang sangat penting bagi tim ini, tapi seperti yang saya katakan pada konferensi pers pertama saya, talenta hebat selalu membutuhkan dukungan seluruh tim," ujar Motta menambahkan.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/hVll3iq46Z8?si=AFltYWwcO0946Q2X" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Thiago Motta memiliki keyakinan kepada penyerang Juventus, Dusan Vlahovic untuk musim 2024-2025.

Thiago Motta Masih Yakin dengan Dusan Vlahovic di Juventus

SKOR.id - Pelatih Juventus, Thiago Motta, untuk kali pertama menyampaikan pernyataan sebagai arsitek La Vecchia Signora, Kamis (18/7/2024) siang waktu setempat.Dalam konferensi pers yang digelar pada pukul 14.00 waktu Italia tersebut, Thiago Motta menyampaikan kegembiraannya karena dapat melatih tim besar seperti Juventus."Saya bahagia, senang dapat melatih tim dengan sejarah besar seperti Juventus," kata Thiago Motta."Juventus tim yang ambisius dan saya sangat optimistis bahwa siklus baru yang menarik akan dimulai," Thiago Motta menambahkan."Saya menginginkan Juventus yang bangga dan bahagia di setiap pertandingannya. Jadi, untuk mewujudkannya, kami harus bekerja keras, memberikan yang terbaik yang kami miliki," kata Thiago Motta.Musim lalu (2023-2024), Juventus memang mengalami musim yang tidak bagus.Meski berhasil meraih gelar Copa Italia dan mengakhiri musim di zona Liga Champions, Juventus dinilai gagal karena tidak dapat meraih gelar utama, yaitu Liga Italia.Kegagalan ini pula yang membuat Juventus memecat Massimiliano Allegri dan kemudian menunjuk Thiago Motta sebagai pelatih baru.Selain soal hasil yang tidak maksimal, banyak persoalan yang mengguncang Juventus, seperti kasus doping Paul Pogba hingga kasus judi ilegal Nicolo Faghioli.Kehadiran Thiago Motta diharapkan dapat membangkitkan kembali Juventus, meraih gelar Liga Italia dan mencoba meraih juara di ajang Liga Champions.Kegagalan ini membuat mereka terlihat sangat buruk sedangkan rival mereka, Inter Milan berhasil meraih gelar Liga Italia."Masa lalu adalah masa lalu, kami akan menatap ke depan. Kami akan mencoba mengatasi gap itu (dengan Inter Milan)," kata Thiago Motta dalam konferensi pers tersebut."Namun, kami tidak akan terbebani. Kami hanya harus total berkonsentrasi, segera sebelum kami memulai tampil di musim baru nanti," dia menambahkan.Sejauh ini, Juventus telah melepas sejumlah pemain seperti Alex Sandro, Adrien Rabiot, Moise Kean, atau Samuel Illing-Junior.Untuk menambah peran mereka yang pergi, Juve sejauh ini telah mendatangkan tiga pemain baru.Mereka adalah Douglas Luiz yang didatangkan dari Aston Villa dengan nilai transfer sebesar 50 juta euro.Lalu ada Khephren Thuram yang juga seorang gelandang, didatangkan dari Nice dengan nilai transfer 20 juta euro.Sebelumnya ada kiper asal Italia, Michele Di Gregorio dengan harga 4,5 juta euro.Mantan pelatih Bologna ini juga menyampaikan bahwa hari-hari pertamanya sebagai pelatih sangat baik, di mana dirinya mendapatkan sambutan yang hangat dari fans Juve.Namun demikian, pelatih berusia 41 tahun ini tahu betul bahwa musim kompetisi tidak akan lama lagi bergulir.Liga Italia 2024-2025 akan dimulai pada 17 Agustus 2024 nanti. La Vecchia Signora akan mempersiapkan diri menyongsong musim baru dengan sejumlah laga di pramusim termasuk ke Jerman menghadapi Nuernburg dalam uji coba.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/pKyrGE_AU9Y?si=vyuMB2cZygh-jDOP" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Pelatih baru Juventus, Thiago Motta, menyampaikan keinginannya dan tantangan yang harus dihadapi timnya pada musim 2024-2025.

Thiago Motta: Siklus Baru Sudah Dimulai, Saya Ingin Juve yang Bahagia

SKOR.id - Thiago Motta telah resmi ditunjuk menjadi pelath baru Juventus, mulai musim 2024-2025, menggantikan pelatih sebelumnya, Massimiliano Allegri.Kontrak selama tiga tahun diberikan kepada Thiago Motta oleh Juventus, dan baru akan habis pada bulan Juni 2027 mendatang.Kedatangan Thiago Motta ke Juventus dinilai akan memberikan perubahan besar, terutama dari segi susunan pemain.Musim 2023-2024, Thaigo Motta dinilai sukses membuat Bologna menjadi tim yang solid, dan berhasil menembus zona Liga Champions musim depan.Dilansir dari Tuttosport, diprediksi akan ada beberapa perubahan di tubuh Juventus dalam kepemimpinan Thiago Motta, berikut ini selengkapnya:1. Penjaga GawangJuventus mendatangkan Michele Di Gregorio, penjaga gawang yang musim lalu memperkuat Monza, sekaligus menjadi rekrutan kedua mereka.Sebelum mendatangkan Michele Di Gregorio, Juventus lebih dulu mendatangkan Douglas Luiz dari Aston Villa.Michele Di Gregorio disebut akan menjadi pilihan utama Thiago Motta di posisi penjaga gawang musim depan.Sebab, Wojciech Szczesny dikabarkan tertarik dengan tawaran dari Arab Saudi, dan Al Nassr menajdi tim terdepan yang menginginkan tanda tangannya.Mattia Perin akan menjadi pilihan kedua setelah Michele Di Gregorio, sedangkan Carlo Pinsoglio akan menjadi penjaga gawang ketiga.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Thiago_Motta_5a2322fa1e.jpg" alt="Pelatih Bologna, Thiago Motta. (Hendy Andika/Skor.id)."><figcaption>Thiago Motta, menjadi pelatih Juventus. (Hendy Andika/Skor.id).</figcaption></figure>2. PertahananPengalaman Danilo yang menjadi kapten Juventus, akan menjadi hal berharga untuk dirinya dalam menggalang pertahanan I Bianconeri di bawah era Thiago Motta.Danilo bisa beroperasi sebagai bek kanan, sementara Bremer kemungkinan besar akan menajdi andalan di posisi bek tengah.Juventus sebenarnya mengincar Riccardo Calafiori, tetapi ia kemungkinan besar segera menyelesaikan transfernya ke Arsenal.Incaran Juventus selanjutnya adalah Jean Clair Todibo, bek Nice yang bisa menjadi tandem tepat untuk Bremer.Sementara itu di posisi bek kiri, Thiago Motta bisa memaksimalkan talenta Andrea Cambiaso.3. Lini TengahKhephren Thuram menjadi nama lain yang digadang-gadang akan menjadi rekrutan lain Juventus di era Thiago Motta.Jika bergabung ke Juventus, maka Khephren Thuram diprediksi akan menempati posisi yang ditinggalkan Adrien Rabiot.Kontrak Adrien Rabiot di Juventus diketahui telah berakhir per Juli 2024, tetapi masih ada kemungkinan jika kontraknya diperpanjang.Kedatangan Douglas Luiz menambah pilihan di lini tengah I Bianconeri, selain itu masih ada Nicolo Fagioli, Fabio Miretti, Weston McKennie, hingga Manuel Locatelli.4. Lini DepanRumor Jadon Sancho menjadi calon rekrutan Juventus juga semakin menguat, apalagi pemain Inggris itu tampak tak memiliki kelanjutan nasib jelas di Manchester United.Juventus juga dikaitkan dengan Teun Koopmeiner, pemain Belanda yang kini membela Atalanta, ia melewatkan Euro 2024 karena mengalami cedera.Nasib Federico Chiesa belum jelas, ia dikabarkan ingin hengkang, tetapi Juventus masih memiliki Kenan Yildiz, penyerang berusia 19 tahun yang masih bisa berkembang.Selain itu Thiago Motta juga masih bisa mengandalkan Dusan Vlahovic, atau mendatangkan pemain lain seperti Mateo Retegui, hingag Armando Broja.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/4HXbgNcnDIw?si=GLjz5Fwp-0jk9uJn" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Thiago Motta diprediksi membawa era baru di Juventus, termasuk perubahan di dalam skuad I Bianconeri.

Latest Articles - Thiago Motta