- Nama Aryna Sabalenka terukir di Daphne Akhurst Memorial Trophy sebagai juara baru tunggal putri di Australian Open 2023.
- Untuk pertama kali dalam sejarah Australian Open, nama juara tidak diikuti dengan asal negara.
- Penghapusan nama Belarus berkaitan dengan dukungan kepada invasi Rusia ke Ukraina.
SKOR.id - Ada yang berbeda dalam ukiran nama Aryna Sabalenka di Daphne Akhurst Memorial Trophy.
Sabtu (28/1/2023), petenis Belarus tersebut merebut trofi grand slam pertamanya dengan memenangi final Australian Open 2023 di Rod Laver Arena, Melbourne.
Sabalenka sukses menumbangkan Elena Rybakina (Kazakhstan), yang merupakan juara Wimbledon Open 2022, dengan skor 4-6 6-3 6-4.
Petenis 24 tahun itu pun berhak atas Daphne Akhurst Memorial Trophy yang malam itu diserahkan oleh Ashleigh Barty sebagai juara bertahan, dan telah pensiun sebagai atlet.
Nama Sabalenka pun terukir di Daphne Akhurst Memorial Trophy sebagai kampiun baru tunggal putri Australian Open.
Sayangnya, ukiran nama Sabalenka tidak diikuti dengan tulisan nama negara asalnya, yakni Belarus.
Dukungan Belarus atas serangan Rusia ke Ukraina membuat trofi Aryna Sabalenka tanpa diikuti nama negara.
Hal tersebut menjadi satu sejarah baru dalam Australian Open yang telah mulai dipertandingkan pada tahun 1905.
Sabalenka pun mengaku santai ketika mendapati ketiadaan nama negara di Daphne Akhurst Memorial Trophy miliknya.
Baginya, ketiadaan ukiran Belarus tidak akan mengurangi esensi kemenangannya di Australian Open 2023.
"Saya saat ini sedang sangat bahagia setelah menghancurkan batasan selama ini," kata Sabalenka seperti dilansir dari Express.co.uk.
"Ya Tuhan, di sana terukir nama saya. Ini luar biasa. Ya Tuhan! (nama saya) berada bersama dengan para bintang tenis lainnya."
View this post on Instagram
Alih-alih memusingkan ukiran di Daphne Akhurst Memorial Trophy, Sabalenka justru memilih untuk fokus mengejar titel grand slam kedua.
Sabalenka berharap Wimbledon tahun ini dapat memberikan kelonggaran bagi para petenis dari Rusia maupun Belarus.
"Saya sungguh kecewa ketika olahraga dicampuradukkan dengan politik," tutur Sabalenka frustrasi.
"Kami hanyalah atlet yang bermain tenis. Kami tidak ada sangkut paut dengan dunia politik. Jika kami bisa berbuat sesuatu tentunya akan kami lakukan. Namun, kami tidak memiliki kekuatan apapun."
"Mereka melarang kami tampil di Wimbledon lantas ada perubahan apa? Tidak ada. Pemerintah Rusia tetap melanjutkan invasi dan inilah salah satu situasi yang menyedihkan."
Berita Tenis Lainnya:
Hasil Final Australian Open 2023: Comeback Manis Antar Aryna Sabalenka Raih Gelar Grand Slam Perdana
Aryna Sabalenka Persembahkan Trofi Australian Open 2023 untuk Tim