- Richard Mainkany berbagi sudut pandang mengenai kondisi krisis prestasi ganda campuran nasional Indonesia.
- Mantan pelatih nasional tersebut menyarankan strategi pasangan senior-junior untuk ganda campuran.
- Menurutnya, ganda campuran dan kematangan usia memiliki relasi tinggi.
SKOR.id - Richard Mainaky memberikan pandangannya mengenai kondisi krisis prestasi yang tengah dialami oleh sektor ganda campuran.
Ganda campuran tercatat mengalami penurunan performa terutama setelah pasangan senior, yakni Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dicoret dari pelatnas pada awal 2022.
Sehingga skuad nasional hanya mengandalkan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.
Sepanjang 2022, belum ada satu pun ganda campuran nasional Indonesia yang mampu menembus partai final dan juara BWF World Tour.
Richard sebagai mantan pelatih nasional ganda campuran menyebut bahwa kondisi ganda campuran nasional saat ini kurang ideal karena hanya diisi para pemain muda.
Padahal, menurut Richard, ganda campuran sebaiknya dibentuk dari kombinasi pemain senior dengan junior.
"Hanya menurut saya yang harus dipikirkan untuk ganda campuran itu ada kombinasi senior-junior," kata Richard seperti dilansir dari Antara.
"Sekarang PBSI memutuskan fokus kepada pasangan junior. Dan itu butuh waktu cukup panjang karena masih junior," lanjutnya.
Richard menggunakan strategi tersebut ketika meracik Nova Widianto/Vita Marissa, Nova Widianto/Liliyana Natsir, Flendy Limpele/Vita Marissa, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad, Praveen Jordan/Debby Susanto, hingga Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Dan saat ini, pria asal Ternate tersebut tengah menguji coba Gloria dengan juniornya di PB Djarum, Dejan Ferdinansyah.
Kombinasi tersebut terbukti cukup moncer dengan empat gelar beruntun yang diraih Dejan/Gloria mulai Denmark Masters, Indonesia International Series, Vietnam Open, dan Indonesia International Challenge di Malang beberapa waktu lalu.
"Jangan lihat Gloria, tetapi lihat ke depannya. Dejan masih junior, tetapi bisa mengejar berarti tren ganda campuran itu harus senior dan junior," ujar Richard menjelaskan.
"Kalau sama-sama muda, terkadang egonya keluar, merasa sama-sama bagus, jadi kadang-kadang berantem."
"Saya selalu memasangkan senior dengan junior sehingga junior bisa sungkan dengan senior dan senior juga bisa membimbing yang junior. Begitu juniornya sudah matang, nah ini gantian."
"Dan itu memang berhasil menurut saya. Karena ganda campuran itu semakin senior semakin matang dan ganda campuran memang butuh kematangan dalam segala hal."
Baca Juga Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Debut di German Open 2022, Dejan Ferdinansyah/Gloria Widjaja Tingkatkan Komunikasi
Indonesia Open 2022: Ganda Campuran Pelatnas Habis, Ini Evaluasi Nova Widianto
Indonesia International Challenge 2022: Dejan/Gloria Sabet Quattrick Gelar