- Pebulu tangkis Indonesia non-pelatnas memang menghadapi banyak tantangan ketika turun dalam turnamen.
- Terbaru, sosok Andi Fadel Muhammad yang disebut 'dipersulit' oleh PBSI.
- Sebelumnya, The Daddies dan Tommy Sugiarto sempat bercerita tentang besarnya biaya finansial para atlet non-pelatnas.
SKOR.id - Menjadi pebulu tangkis non-pelatnas bukan hal yang mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi para atlet.
Atlet-atlet profesional Indonesia turut menyumbang prestasi di turnamen-turnamen internasional.
Terbaru, Sosok Dejan Ferdiansyah/Gloria Emmanuelle Widjaja yang juara di empat turnamen tahun ini. Dejan/Gloria naik di podium tertinggi Denmark Masters 2022, Indonesia International Series, Vietnam Open, dan Indonesia International Challenge (IIC) Malang 2022.
Selain Dejan/Gloria, nama lain yang juga melambungkan panji Indonesia dari non-pelatnas adalah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tommy Sugiarto.
Namun, tantangan mereka pun besar dan beragam. Para atlet non-pelatnas harus menghadapi birokrasi menuju turnamen, biaya dan sponsor, hingga fasilitas latihan.
Skor Indonesia merangkum beberapa cerita perjuangan para atlet bulu tangkis profesional saat menghadapi turnamen.
Andi Fadel Muhammad: PBSI Mempersulit
Nama Andi Fadel Muhammad disorot oleh badminton lovers karena kritik yang dilayangkan untuk induk organisasi bulu tangkis Indonesia, PBSI.
Lewat akun Instagram miliknya, Andi Fadel Muhammad belum lama ini meluapkan uneg-uneg terkait kesulitan yang dihadapi sebagai pebulu tangkis profesional atau non-pelatnas.
"Saya sangat lelah dengan federasi (bulu tangkis) Indonesia. Mengapa mereka membuat ini begitu susah?" tulis Andi Fadel Muhammad dalam unggahan Instastories-nya pada Sabtu (8/10/2022).
"Sejauh ini, saya sudah mewakili negara tanpa menggunakan sepeser pun uang dari mereka. Namun, mengapa untuk saya mendaftarkan diri ke turnamen begitu sulit?
"Mereka bilang, 'Anda harus mencapai ranking ini atau itu.' Tetapi ketika saya sudah memenuhinya, kenapa mereka masih melakukannya (mempersulit)?"
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan: Turnamen Mahal
Sesaat setelah polemik All England 2021, Ahsan/Hendra mengaku bahwa kocek turnamen bagi pemain non-pelatnas terhitung cukup mahal.
Saat itu, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan bercerita soal mahalnya All England, sesaat setelah wakil Indonesia dipaksa mundur.
Dalam kesempatan live Instagram, di tengah karantina Covid-19, Ahsan menceritakan keluh kesahnya sebagai pemain independen.
"Sebagai pemain independen, saya siap-siap kena tagihan. Pulang bayar hotel lagi, ini risiko."
"Nanti akan bertambah lagi biayanya. Biayanya berapa? Tanya nih manajernya," ucap Ahsan sambil menunjuk Hendra yang menjadi rekan sekamarnya di Birmingham.
Menanggapi pernyataan Ahsan, Hendra pun memberikan jawaban, "Kurang lebih Rp50 juta. Visa saja pakai yang kilat, lima juta."
Tommy Sugiarto: Susah cari teman sparring
Tommy Sugiarto turut membagikan tantangan menjadi pemain non-pelatnas pada tahun 2019 lalu.
Sesaat setelah bertanding di Indonesia Open 2019, Tommy bercerita soal pengalamannya sebagai atlet independen.
"Tidak mudah menjadi pemain profesional," ucapnya.
Tommy Sugiarto dan sang pelatih mesti membuat program latihan, juga ia kesulitan mencari lawan yang sebanding.
Bahkan, bagi Tommy, sparring terbaik ialah saat mengikuti turnamen.
"Sparring (lawan berlatih) saya tidak sebaik pemain di Pelatnas," kata dia.
Baca Juga Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Skor 7: Pebulu Tangkis Profesional Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan Punya Status 'Istimewa'
Andi Fadel Muhammad Kritik PBSI, Keluhkan Kesulitan Pemain Independen Ikut Turnamen Internasional