- Fabienne Deprez menceritakan perjuangan melawan sleep apnea sebelum memutuskan untuk pensiun dari bulu tangkis.
- Mental dari mantan pebulu tangkis Jerman tersebut sempat terguncang karena diagnosis sleep apnea.
- Saat ini, Fabienne Deprez mengaku sudah dalam kondisi tidur yang lebih baik.
SKOR.id - Fabienne Deprez menceritakan pengalamannya melawan sleep apnea dalam rangka World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Dunia yang jatuh pada 10 Oktober.
Mantan pebulu tangkis Jerman tersebut menceritakan bahwa dirinya mengidap sleep apnea sesaat sebelum memutuskan pensiun.
Sleep apnea adalah kelainan pola tidur yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi dan masalah jantung, jika tidak ditangani.
Jika tidak ditangani dengan baik, penderita sleep apnea akan mengalami gagal napas ketika tidur yang menyebabkan dengkuran keras sehingga kelelahan sepanjang hari, meskipun telah tidur semalaman.
"Awalnya, saya merasa hanya kurang bugar saja. Ketika saya mulai bermain, semua pelatih bilang bahwa teknik saya sangat sempurna tetapi kondisi fisik lemah," kata Deprez kepada BWF Badminton.
"Saya membutuhkan tiga atau empat hari untuk pulih. Saya pun terbangun (dari tidur) sekitar 20 kali setiap jam. Anda tidak merasakannya dan pernapasan Anda berhenti. Itu mengerikan."
"Saya terkejut ketika dokter mendiagnosis demikian. Saya belum pernah sekalipun mendengar sleep apnea,"
"Saya masih berusia 27 atau 29 tahun kala itu. Tubuh saya kurus dan saya tidak mendengkur. Gaya hidup saya juga sehat. Rasanya tidak masuk akal saya mengalami penyakit demikian."
Menurut Deprez, kondisi fisik dan mentalnya terguncang setelah mengetahui bahwa dirinya mengidap sleep apnea.
Ada rasa cemas sekaligus menyesal karena terlambat mengetauhui kondisi fisik yang membuat kariernya harus berhenti di awal pandemi Covid-19.
Deprez akhirnya memutuskan pensiun setelah tersingkir di babak kedua SaarLorLux Open 2020 karena kalah 15-21, 9-21 dari Carolina Marin (Spanyol).
View this post on Instagram
"Jika saya tahun delapan atau sembilan tahun yang lalu mungkin saya bisa berada di 20 besar dunia saat ini," ujarnya.
"Saya mungkin tahu cara mengatasinya sehingga dapat mengubah jam latihan dan menjalani rehabilitasi."
Salah satu orang yang memiliki peran penting dalam mengembalikan kesehatan Deprez adalah sang pelatih mental.
Menurutnya, sang pelatih telah memberikan masukan dan arahan tentang kondisi mental terutama setelah diagnosis sleep apnea keluar.
"Dengan bantuannya, saya bisa mengatur diri sendiri sekarang semua sudah lebih baik," kata Deprez menegaskan.
"Saya sering meminta suami untuk merawat saya ketika malam hari, memastikan saya masih bernapas. Sekarang saya bisa tidur dengan lebih baik."
Baca Juga Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan, 7 Pebulu Tangkis Indonesia Berziarah ke Patung Singa Sore Ini
Indonesia International Challenge 2022 Malang: Putri KW Unggulan Kesatu