- Petenis Ukraina menolak berjabat tangan dengan petenis Belarus, Victoria Azarenka, yang mengalahkannya di babak kedua US Open 2022.
- Ini bukan pertama kalinya Victoria Azarenka mengalami penolakan dari petenis Ukraina.
- Ketegangan masih meningkat seiring situasi perang yang masih belum berakhir antara Ukraina dengan Rusia yang melibatkan Belarus.
SKOR.id - Ketegangan terjadi di US Open 2022 kala petenis Ukraina, Marta Kostyuk, enggan menjabat tangan Victoria Azarenka yang berasal dari Belarus.
Momen tersebut terjadi di USTA Tennis Billie Jean King National Tennis Center pada Kamis (1/9/2022) waktu setempat.
Dalam laga tersebut, Victoria Azarenka tampil sebagai pemenang usai mengalahkan Marta Kostyuk dalam dua set langsung 6-2, 6-3.
Setelah pertandingan berakhir, kedua pemain berjalan mendekat ke net seperti yang biasa diperagakan dalam laga tenis lainnya.
Namun, Marta Kostyuk dan Victoria Azarenka tidak bersalaman melainkan diganti dengan saling menyentuhkan raket satu sama lain sebelum meninggalkan lapangan pertandingan.
Menanggapi momen itu, Victoria Azarenka mengaku tak terkejut karena pernah menjalani hal yang sama saat bertemu Dayana Yastremska yang juga berasal dari Ukraina.
Azarenka defeats Kostyuk 6-2, 6-3. No handshake, just a racket tap… pic.twitter.com/WogSSznz2t— José Morgado (@josemorgado) September 1, 2022
"Saya tidak terkejut. Saya rasa tak penting untuk membesar-besarkan masalah ini. Saya selalu berjabat tangan dengan lawan saya," kata pemilik dua gelar Grand Slam itu.
"Namun, saya tidak bisa memaksa siapa pun untuk menjabat tangan saya. Itu keputusan mereka. Bagaimana perasaan saya? Itu bukan hal terpenting di dunia pada saat ini."
Sejak awal tahun lalu, tensi tegang terjadi antara Ukraina dengan Rusia yang mendapat dukungan dari Belarus.
Ketegangan itu pun merembet ke berbagai aspek kehidupan yang melibatkan ketiga negara, tak terkecuali di dunia olahraga.
Rusia dan Belarus pun ramai dikecam. Bahkan beberapa induk cabor tak ragu memboikot keterlibatan kedua negara meski atletnya masih boleh tampil dengan status "netral".
Kebijakan ini pun diterapkan dalam kompetisi tenis internasional di mana pemain yang berasal dari Rusia dan Belarus tak boleh menyematkan atribut negara.
Meski demikian, beberapa pihak merasa bahwa langkah itu belum cukup. Marta Kostyuk adalah salah satu orang yang vokal menyuarakan hal tersebut.
Terakhir, dalam wawancara untuk majalah Times pada bulan lalu, perempuan 20 tahun itu kembali menyuarakan pendapatnya.
Kostyuk ingin WTA tegas melarang seluruh atlet tenis putri Rusia tampil di turnamen internasional selama invasi masih berlangsung.
View this post on Instagram
Sebelumnya, harapan Kostyuk ini secara tak langsung pernah terwujud dalam penyelenggaraan turnamen tenis Grand Slam Wimbledon.
Kala itu, penyelenggara Wimbledon dengan tegas melarang atlet dari kedua negara bermain pada edisi 2022.
Keputusan tersebut tentu saja mendapat tentangan keras dari atlet Rusia dan Belarus. Namun, mereka praktis tak berbuat apa-apa.
Tunggal putra nomor satu dunia, Daniil Medvedev, yang berasal dari Rusia jadi salah satu pemain yang merasa kecewa mendapatkan boikot pada saat itu.
Baca Berita Tenis Lainnya:
US Open 2022: Serena Williams Melaju usai Tumbangkan Unggulan Kedua
US Open 2022: Pengamat Sebut Kekalahan Emma Raducanu Bisa ''Bawa Berkah''