- Bagi penggemar bulu tangkis Tanah Air, nama Greysia Polii tentu tidaklah asing.
- Greysia Polii bahkan layak dijuluki Ratu Bulu Tangkis Indonesia berkat sederet prestasi yang ditorehkannya.
- Dirumorkan akan segera gantung raket, berikut profil serta prestasi pemain 34 tahun tersebut.
SKOR.id - Siapa tak kenal Greysia Polii? Pemain spesialis ganda tersebut adalah salah satu pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonensia.
Bahkan, tidak sedikit yang menjuluki Greysia Polii sebagai Ratu Bulu Tangkis Indonesia berkat sederet prestasi yang ditorehkannya.
Sayang, era kejayaan Greysia Polii bakal segera memasuki masa penghabisan. Menurut rumor yang beredar, pemain kelahiran Jakarta tersebut akan gantung raket pada tahun ini.
Hal ini diketahui dari unggahan sang pemain di akun Instagramnya, yang diakhiri tagar #SEEYOUALLFINALINDONESIAMASTER2022.
Banyak yang memprediksi istri Felix Djimin tersebut akan mengumumkan pensiun di sela-sela rangkaian Indonesia Masters 2022 yang akan digelar pekan depan.
Lalu, seperti apa profil Greysia Polii? Prestasi apa saja yang pernah ditorehkannya? Apa saja momen penting yang mengiringi perjalanan kariernya? Berikut rangkuman redaksi Skor.id.
Berjaya sejak muda
Greysia Polii lahir pada 11 Agustus 1987 di Jakarta. Ia menghabiskan waktunya di Manado selepas sang ayah meninggal dunia.
Ketertarikannya pada dunia bulu tangkis ditularkan dari sang kakak. Ia juga mengagumi sosok Deyana Lomban dan Susy Susanti hingga legenda Cina bernama Zhang Ning.
Pada 1995, Greysia kembali ke Jakarta dan bergabung dengan klub Jaya Raya Jakarta dan mulai diplot sebagai pemain ganda oleh Retno Kustijah yang berstatus sebagai pelatih.
Debut Greysia untuk timnas terjadi pada 2003, saat dirinya masih berusia 16 tahun. Partner pertamanya adalah Heni Budiman.
Bersama partner profesional pertamanya itu, Greysia melaju hingga babak semifinal Malaysia Satellite 2003. Mereka juga berhasil jadi juara nasional pada tahun yang sama.
Setelah itu, Greysia sempat bergonta-ganti pasangan. Namun ada satu yang tetap, yakni prestasinya yang tak pernah surut.
Mendulang prestasi dengan rekan yang silih berganti
Sepanjang kariernya, Greysia pernah dipasangkan dengan banyak pemain baik sebagai ganda putri maupun ganda campuran.
Pada nomor ganda putri, ia pernah dipasangkan dengan Mega Berlian Adhitya, Anggia Shitta Awanda, Pia Zebadiah Bernadet, Heni Budiman, dan Meiliana Jauhari.
Selain itu ada pula nama Nitya Krishinda Maheswari, Vita Marissa, Jo Novita, Liliyana Natsir, Rizki Amelia Pradipta, Rosyita Eka Putri Sari, dan Apriyani Rahayu.
Sedangkan di nomor ganda campuran, Greysia pernah dipasangkan dengan Tontowi Ahmad, Aji Basuki, Flandy Limpele, Muhammad Rijal, Rian Agung Saputro, dan Hendra Setiawan.
Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Ahmad Yono Yusuf pun ikut masuk dalam daftar pasangan bermain Greysia di nomor ganda campuran.
Tak kurang dari enam gelar World Tour, tiga gelar BWF Superseries, dan lima gelar BWF Grand Prix pernah diraih Greysia dengan pasangan yang berbeda-beda.
Itu belum termasuk medali emas yang diraihnya di SEA Games Filipina 2019, Asian Games Incheon 2014, dan Olimpiade Tokyo 2020.
Gelar yang disebut terakhir teramat spesial, bukan hanya karena diraih di pesta olahraga terakbar tetapi sekaligus membuat ganda putri Indonesia "pecah telur".
Sebelumnya, ganda putri merupakan satu-satunya nomor yang belum menyumbang medali emas untuk Indonesia di olimpiade.
Tak lepas dari kontroversi
Meski dikenal sebagai pemain berkarisma, Greysia tak lepas dari kontroversi. Salah satunya saat terseret dalam skandal yang terjadi di Olimpiade London 2012.
Kala itu, Greysia Polii yang berduet dengan Meiliana Jauhari didiskualifikasi bersama Ha Jung-eun/Kim Min-jung, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na, dan Wang Xiaoli/Yu Yang.
Keempat pasangan dicoret karena dianggap dengan sengaja bermain untuk kalah pada laga terakhir babak penyisihan grup guna menentukan jalur yang diinginkan di fase gugur.
Kontroversi dimulai dari laga pamungkas Grup A antara Wang Xiaoli/Yu Yang kontra Jung Kyung-eun/Kim Ha-na yang digelar pada 31 Juli 2021 mulai pukul 19.07 waktu setempat.
Wang/Yu yang berstatus unggulan pertama nomor ganda putri Olimpiade London 2012 terlihat enggan memenangi laga demi bisa lolos sebagai runner up Grup A.
Hal itu sengaja dilakukan agar mereka tak bersua dengan unggulan kedua sekaligus sesama pasangan Cina, Tian Qing/Zhao Yunlei, di fase gugur.
Sebelumnya, pada laga yang pagi harinya (mulai pukul 09.40), Tian Qing/Zhao Yunlei finis runner up Grup D usai dikalahkan Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark).
Berdasar bagan turnamen fase gugur, runner up Grup D ada kans bertemu dengan juara Grup A di semifinal.
Mengetahui skenario itu, Wang/Yu lantas diarahkan untuk finis sebagai runner up Grup A sehingga bakal menempati pool yang berseberangan dengan Tian/Zhao.
Wang/Yu pun "berhasil" menuntaskan misinya dengan kalah 14-21, 11-21 dari Jung/Kim di Wembley Arena.
Kontroversi pun merembet ke partai pamungkas Grup C yang mempertemukan Meiliana Jauhari/Greysia Polii kontra Ha Jung-eun/Kim Min-jung yang digelar mulai pukul 20.19.
Korea Selatan seolah ingin merespons "permainan" Cina dengan melakukan strategi yang sama dengan tujuan sedikit berbeda.
Ha Jung-eun/Kim Min-jung yang berstatus unggulan ketiga turnamen diarahkan untuk finis kedua di fase Grup C.
Memang, hasil itu bakal membuat Ha Jung-eung/Kim Min-jung bersua dengan Jung Kyung-eun/Kim Ha-na selaku juara Grup A di fase perempat final.
Akan tetapi, siapa pun pasangan Korea Selatan yang lolos ke semifinal setidaknya bakal terhindar dari pertemuan kontra unggulan pertama Wang Xiaoli/Yu Yang.
Sayang, Greysia/Meiliana terseret ke dalam "permainan sabun" itu dan sempat ikut-ikutan tampil tak serius saat bersua Ha/Kim.
Pasangan Indonesia pun kalah 21-18, 14-21, 12-21 dan finis kedua di Grup C. Namun, mereka tak lolos ke perempat final.
Empat pasangan yang terlibat dalam "pengaturan" ini akhirnya didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012 dan dapat hukuman larangan bermain.
Rencana pensiun yang masih misteri
Pada Kamis (26/5/2022) lalu, Greysia membuat unggahan di akun Instagram pribadinya, yang dimaknai sebagai isyaratnya untuk pensiun.
Dalam unggahan tersebut, ia mengunggah sebuah gambar bertuliskan "Breaking News: Greysia Polii Menolak Undangan BWC 2022".
Dalam kolom keterangan, Greysia mengucapkan terima kasih dan menekankan kata "cukup" yang mengindikasikan bahwa dirinya akan segera pensiun dari bulu tangkis.
Indikasi bahwa Greysia akan menyukupkan perjalanan kariernya di Indonesia Masters 2022 terdapat dalam tagar yang bertuliskan "#SEEYOUALLFINALINDONESIAMASTER2022".
Besar kemungkinan Greysia akan mengumumkan dan merayakan pensiunnya di final Indonesia Masters 2022 bersama dengan fans bulu tangkis di Istora Senayan, Jakarta.
Dugaan diperkuat dengan tak adanya nama Greysia Polii dalam daftar peserta Indonesia Masters maupun Indonesia Open 2022 yang berlangsung mulai pekan kedua Juni nanti.
Terbaru, pihak PBSI bakal menggelar konferensi pers bertajuk "Greysia Polii Testimonial Day" pada Jumat (3/6/2022) pukul 10.30 WIB.
Acara tersebut diyakini akan jadi momen penting untuk mengumumkan kelanjutan karier Greysia Polii sebagai pemain bulu tangkis.
Lihat postingan ini di Instagram
Berikut biodata dan torehan prestasi Greysia Polii:
Nama: Greysia Polii
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 11 Agustus 1987
Ranking BWF (terkini): peringkat 6 (dengan Apriyani Rahayu)
Rekor karier:
- Ganda Putri: 448 menang, 229 kalah
- Ganda Campuran: 58 menang, 37 kalah
Ranking tertinggi:
- 2 (dengan Nitya Krishinda Maheswari)
- 3 (dengan Apriyani Rahayu)
- 5 (dengan Meiliana Jauhari)
- 9 (dengan Jo Novita)
Gelar:
- Medali emas Olimpiade Tokyo 2020 (dengan Apriyani Rahayu)
- Medali emas Asia Games Incheon 2014 (dengan Nitya Krishinda Maheswari)
- Medali emas SEA Games Manila 2019 (dengan Apriyani Rahayu)
- India Open 2018 (dengan Apriyani Rahayu)
- Thailand Open 2018 (dengan (dengan Apriyani Rahayu)
- India Open 2019 (dengan Apriyani Rahayu)
- Indonesia Masters 2020 (dengan Apriyani Rahayu)
- Spain Masters 2020 (dengan Apriyani Rahayu)
- Thailand Open 2020 (dengan Apriyani Rahayu)
- Korea Open 2015 (dengan Nitya Krishinda Maheswari)
- Singapore Open 2016 (dengan Nitya Krishinda Maheswari)
- French Open 2017 (dengan Apriyani Rahayu)
- Phillipines Open 2005 (dengan Jo Novita)
- Thailand Open 2013 (dengan Nitya Krishinda Maheswari)
- Chinese Taipei Open 2014 (dengan Nitya Krishinda Maheswari)
- Chinese Taipei Open 2015 (dengan Nitya Krishinda Maheswari)
Berita bulu tangkis lainnya:
Pelatih Tegaskan Lee Zii Jia Bukan Superman yang Selalu Menang
Sejarah Indonesia Masters, Turnamen Bulu Tangkis ''Kasta'' Keempat yang Tak Kalah Bergengsi
Indonesia Masters 2022: Anthony Ginting Berharap Penonton ''Berisik'' di Istora