- Jepang menjadi negara dengan persebaran pemain top 10 paling merata di Asia, saat ini.
- Cina, meski selama pandemi mengendurkan kekuatan, tetap jadi negara superpower di bulu tangkis.
- Selain sistem kompetisi, negara-negara tersebut menggunakan senjata lain untuk meningkatkan minat olahraga.
SKOR.id - Tidak dapat dipungkiri, saat ini, para pemain dari Benua Asia mendominasi cabang olahraga (cabor) bulu tangkis.
Beberapa negara Asia bahkan punya akar bulu tangkis kuat sehingga memiliki kekuatan yang merata di berbagai nomor.
Negara Asia Timur seperti Cina, Jepang, dan Korea Selatan, punya banyak pebulu tangkis elite di papan atas dunia, saat ini.
Indonesia sejatinya juga termasuk jajaran negara kuat di bulu tangkis. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya gelar juara.
Namun, tak ada salahnya untuk mencontoh tradisi dan kebiasaan negara lain demi mengembangkan prestasi yang lebih baik.
Berikut rangkuman Skor.id tentang 5 hal yang patut dicontoh bulu tangkis Indonesia dari sesama negara Asia:
1. Dedikasi Pemain dan Pelatih
View this post on Instagram
Negeri Sakura saat ini menjadi negara dengan persebaran pemain elite yang paling merata jika dibandingkan anggota Asia yang lain.
Jepang punya pemain top 10 di lima kategori: Kento Momota (#2), Akane Yamaguchi (#2), Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (#4), Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (#4), dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (#3).
Park Joo-bong, kepala pelatih timnas bulu tangkis Jepang, butuh waktu lebih dari 30 tahun untuk membawa tim putri meraih Piala Uber 2018.
Pun dengan Yuta Watanabe/Arisa Higashino sebagai juara All England 2018, sekaligus jadi ganda campuran pertama dalam sejarah Jepang.
2. Kepastian Karier setelah Pensiun
View this post on Instagram
Para pemain nasional Jepang biasanya juga bagian dari klub lokal yang ada di bawah naungan perusahaan besar seperti NTT, Tonami, BIPROGY, dan Yonex.
Perusahan tersebut memperlakukan setiap pemain seperti karyawan tetap dengan garansi pekerjaan seumur hidup dan gaji bulanan.
Dengan kondisi ini, pemain tak khawatir akan kondisi finansial dan pekerjaan setelah pensiun atau ketika uang hadiah belum turun karena menunggu proses administrasi.
3. Dukungan Pemerintah
Cina sebagai superpower bulu tangkis, meskipun tengah krisis dalam beberapa tahun terakhir, mampu menciptakan banyak legenda berkat dukungan penuh pemerintah.
Negeri Tirai Bambu tak segan menggelontorkan dana besar untuk pelatnas agar setiap pemain dapat fokus mengejar prestasi tanpa khawatir masalah finansial.
4. Kompetisi yang Merata di Semua Level
View this post on Instagram
Cina dan Jepang adalah beberapa negara yang memiliki kompetisi bulu tangkis dari semua level baik anak-anak, sekolah, junior hingga veteran.
Kompetisi yang merata tersebut membuat federasi nasional tidak kesulitan dalam mencari talenta muda dari seluruh negeri.
5. Memanfaatkan Budaya Populer
Selain faktor teknis, keberhasilan mental para atlet juga dipengaruhi oleh berbagai hal di luar dunia olahraga. Termasuk budaya populer.
Jepang dan Korea Selatan, misalnya, menggunakan budaya populer berupa mangat atau komik, animasi, hingga drama untuk mempopulerkan olahraga.
Misalnya, pengaruh komik Smash! untuk memperkenalkan bulu tangkis di Jepang atau drama Racket Boys demi mempopulerkan tepok bulu di Korea Selatan.
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
4 Alasan Menonton Racket Boys, Drakor Terbaru Bertema Bulu Tangkis
Peta Kekuatan Bulu Tangkis Asia dalam 30 Tahun Terakhir