- Roger Federer mengatakan para atlet butuh kepastian soal nasib Olimpiade Tokyo di tengah pandemi Covid-19.
- Petenis 39 tahun itu masih berharap meraih medali dalam Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli-8 Agustus 2021.
- Namun, jika tidak memungkinkan, Roger Federer mendukung pembatalan Olimpiade Tokyo.
SKOR.id - Roger Federer angkat bicara soal nasib Olimpiade Tokyo yang masih terombang-ambing di tengah pandemi Covid-19.
Petenis asal Swiss itu berharap para pemangku kebijakan segera mengeluarkan keputusan pasti mengenai Olimpiade Tokyo 2020.
Sebagai informasi, Olimpiade Tokyo 2020 dijadwalkan pada 23 Juli-8 Agustus 2021 atau kurang dari 10 pekan lagi.
Mengingat pendeknya waktu yang tersisa, atlet, termasuk dirinya, butuh kepastian soal pesta olahraga empat tahunan itu.
Pasalnya, saat panitia dan IOC meyakinkan para atlet bahwa event itu sesuai jadwal, tak sedikit dari masyarakat Tokyo yang menolak.
"Ini berat. Kami tak mendengar cukup banyak (pernyataan yang memastikan). Kondisi ini membuat saya merasa Olimpiade akan tetap digelar."
"Tapi, saya juga mendengar bahwa banyak sekali warga Tokyo yang menolak," tutur Roger Federer dalam Leman Bleu dan dilansir Firstpost.
Sebagai seorang atlet, dia tentu berharap Olimpiade berjalan sesuai rencana meski pandemi Covid-19 di banyak negara tak kunjung pulih.
Apalagi, medali emas tunggal putra Olimpiade jadi satu-satunya titel bergengsi yang belum berhasil diraih Roger Federer sepanjang karier.
Disamping berbagai gelar juara, baik grand slam maupun tur ATP yang sudah diraih, FedEx sebenarnya sudah pernah menyabet emas Olimpiade.
Namun, itu bukan diraih dari tunggal putra yang menjadi spesialisasinya, melainkan ganda putra bersama Stan Wawrinka di Olimpiade Beijing 2008.
Adapun untuk nomor tunggal putra, prestasi terbaik Roger Federer adalah medali perak. Itu diraihnya pada Olimpiade London 2021.
Hanya, kolektor 20 gelar grand slam itu memasrahkan sepenuhnya kepada Tokyo 2020 terkait jadi atau tidaknya Olimpiade Tokyo 2020.
"Jujur, saya tidak tahu harus bagaimana. Saya tentu senang jika bisa tanding di Olimpiade dan meraih medali untuk Swiss. Itu adalah kebanggaan."
"Namun, jika (event) batal karena kondisi, saya akan jadi orang pertama yang memahaminya. Saya rasa, yang dibutuhkan para atlet adalah keputusan."
"Kami masih berharap (Olimpiade) jadi walau situasi sangat fluktuatif. Namun, jika kondisinya dirasa sangat riskan, lebih baik jangan digelar. Entahlah."
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Bersua Chelsea di Final Piala FA, Bintang Leicester City Ingin Catatkan Sejarah di Wembley https://t.co/1nhGKpaN7b— SKOR.id (@skorindonesia) May 15, 2021
Berite Tenis Lainnya:
Susul Naomi Osaka, Kei Nishikori dan Serena Williams Mulai Ragu dengan Olimpiade Tokyo
Setelah Novak Djokovic, Giliran Rafael Nadal Ngamuk di Italian Open 2021