- Carolina Marin memilik pengalaman unik bersama para penggemar bulu tangkis dari India.
- Semua bermula dari kemenangan Carolina Marin atas jagoan India, Pusarla Sindhu, pada final Olimpiade Rio 2016.
- Pebulu tangkis Spanyol tersebut khawatir akan dimusuhi fan India ketika tampil di liga nasional mereka.
SKOR.id - Carolina Marin berbagi kisah menarik seputar persaingannya dengan pebulu tangkis tunggal putri andalan India, Pusarla Sindhu.
Dari 14 pertemuan yang telah terjadi di antara dua tunggal putri elite dunia itu, salah satunya berlangsung pada laga final Olimpiade Rio 2016.
Laga itu berlangsung sengit. Carolina Marin pun harus kehilangan gim pertama sebelum mengukir comeback dengan kemenangan rubber game, 19-21, 21-12, 21-15.
Kemenangan tersebut mengantarkan pebulu tangkis Spanyol ini menjadi pemilik medali emas Olimpiade Rio 2016.
Carolina Marin tentu bahagia atas pencapaiannya. Namun, laga final Olimpiade Rio 2016 juga menghadirkan rasa khawatir dalam benaknya.
Perempuan 27 tahun itu gundah memikirkan nasibnya kala ia harus tampil pada liga bulu tangkis India, Premier Badminton League (PBL), setahun kemudian.
Marin curiga dirinya bakal menjadi sasaran kemarahan publik India karena mengalahkan tunggal putri andalan mereka pada laga final Olimpiade 2016.
Kekhawatiran Marin itu ternyata tak terbukti. Bukannya mendapatkan kemarahan, mantan ratu bulu tangkis dunia itu justru disambut hangat oleh publik India.
"Setelah memenangi medali emas Olimpiade 2016 atas Sindhu, saya tak percaya masih bisa mendapat sambutan manis dari penggemar India," kata Marin kepada Times of India.
"Saya pikir mereka akan jengkel kepada saya. Itulah salah satu memori yang akan selalu saya ingat selamanya."
Kejadian tersebut membuat Marin merasa India sudah seperti rumah kedua baginya, setelah Spanyol.
"Setiap kali bertanding di India, saya seperti pulang ke rumah. Saya ingin berterima kasih kepada para penggemar yang telah menciptakan momen luar biasa sepanjang hidup saya."
Sementara itu, Carolina Marin dan pebulu tangkis lainnya masih belum bisa berkompetisi karena terdampak situasi pandemi virus corona (Covid-19).
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah membekukan seluruh agenda kompetisi sejak pertengahan Maret lalu.
Hingga saat ini, Chinese Taipei Open 2020 (1-6 September) dijadwalkan menjadi turnamen perdana yang akan digelar setelah periode vakum yang lama.
Akan tetapi, tidak ada satu pun pihak yang dapat memastikan bahwa turnamen itu bisa digelar, diikuti pemain dari luar negeri, dan bebas dari ancaman pandemi Covid-19.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Takeshi Kamura Curhat soal Kondisi Mental Usai Penundaan Olimpiade 2020https://t.co/PunKEbW7FA— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 20, 2020
Baca Juga Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Carolina Marin Tawarkan Semua Medali untuk Pekerja Medis
Jaga Kebugaran pada Masa Pandemi, Carolina Marin Bersepeda 29 Km