- Petenis Jamie Murray enggan tampil di US Open dan tur ATP di AS pada bulan Agustus 2020.
- Jamie Murray menilai banyak aturan yang akan membuat petenis sulit tampil di US Open 2020.
- Menurut kakak Andy Murray itu, Eropa lebih aman sebagai tuan rumah tenis untuk saat ini.
SKOR.id - Jika Andy Murray dikabarkan tertarik tampil dalam US Open 2020, maka itu bertolak belakang dengan sang adik, Jamie Murray.
Selain karena nomor ganda campuran US Open 2020 dihapus, Jamie Murray merasa terbang ke Amerika Serikat (AS) cuma demi satu atau dua turnamen terlalu menguras waktu.
Apalagi dengan protokol kesehatan yang diterapkan USTA, panitia Citi Open, Western and Southern Open maupun US Open 2020, di bulan Agustus yang menurutnya terlalu ketat.
Baca Juga: Andy Murray Dikabarkan Tertarik Tampil di US Open 2020
"Saya dengar turnamen pertama (lanjutan ATP Tour 2020) di Washington (Citi Open). Tentu banyak yang ingin tampil, tapi jujur saya tidak tertarik," kata Jamie Murray dilansir dari Sky Sports.
Menurut petenis 34 tahun itu, aturan larangan bermain ganda dan berbagai protokol kesehatan akan membunuh kebebasan para atlet yang jauh-jauh terbang ke AS.
"Pilihannya jika Anda tidak bermain di nomor ganda, maka Anda hanya menghabiskan waktu di hotel dan bandara saja. Itu bukan pilihan yang bagus untuk para atlet," lanjutnya.
Ajukan Protokol Kesehatan, Giro d'Italia Jaga Asa Bisa Disaksikan Penontonhttps://t.co/ZIpBGCfT6P— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 21, 2020
"Saya rasa banyak pemain yang ingin menghabiskan waktu di luar lapangan sebanyak yang mereka inginkan," kata Jamie Murray lagi.
Sebenarnya, ia bisa saja membuat pilihan seperti sang adik, Andy Murray, dengan hanya tampil di US Open. Namun menurutnya hanya akan membuang banyak waktu.
"Sebenarnya saya bisa saja berangkat ke New York untuk mengikuti US Open," ucap petenis Inggris Raya tersebut.
"Tapi (bepergian jauh) hanya untuk satu turnamen rasanya saya lebih baik bertahan di Eropa dan berlatih selama 4-5 minggu di lapangan tanah liat (persiapan French Open)."
Murray menilai mudah bagi petenis elite bertahan lebih lama di AS dengan berbagai protokol yang diterapkan USTA untuk mengikuti ketiga turnamen tersebut.
Namun, bagi petenis medioker yang hanya bisa mengikuti satu turnamen saja dipastikan akan memiliki pemikiran yang sama dengannya.
"Pemain top berpeluang tampil di Washington, Cincinnati, dan US Open, menghabiskan 4-5 pekan perjalanan. Tapi ada juga atlet yang hanya bisa tampil di US Open," tuturnya.
Selain masalah protokol internal turnamen, menurut Murray tantangan pertama yang akan dihadapi petenis dari luar AS adalah aturan dalam negeri negara masing-masing.
"Mungkin akan ada banyak pemain yang tidak bisa keluar dari negaranya saat ini (karena pandemi Covid-19)," ujar Jamie Murray.
"Ada juga pemain yang justru bisa keluar dari negaranya tetapi dilarang masuk ke Amerika. Ini problem yang dilematis."
Dengan kondisi tersebut, Murray merasa tidak adil jika tur terus berlanjut dengan kondisi banyak pemain yang tidak bisa berpartisipasi.
"Pada akhirnya sebenarnya ada banyak pemain yang ingin bertanding dan mendapatkan peluang untuk memenangi hadiah grand slam," kata Murray.
Baca Juga: Novak Djokovic Akan Tampil dalam Final Adria Tour 2020
Petenis peringkat ke-26 dunia tersebut merasa bahwa Eropa jauh lebih aman sebagai tuan rumah tenis saat ini ketimbang AS.
Bahkan Eropa memungkinkan untuk membuka pintu bagi para penonton di lapangan, tidak seperti US Open 2020 yang akan digelar tertutup.
Citi Open 2020 akan berlangsung pada 14-21 Agustus di Washington DC. Western and Southern Open 2020 Cincinnati yang dipindah ke Flushing Meadows, 19-28 Agustus.
Flushing Meadows, New York kemudian akan menjadi venue pertandingan US Open 2020 pada 31 Agustus hingga 13 September mendatang.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Tyson Fury Dihampiri Tawaran Bikin Filmhttps://t.co/HiJG8OQOYj— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 21, 2020