- Direktur balap tim pabrikan Yamaha, Lin Jarvis, menyebut faktor yang membuat mereka tampil keteteran di MotoGP.
- Lin Jarvis merasa timnya telat beradaptasi dengan komponen elektronik produksi Mangnetti Marelli.
- Selain itu, Lin Jarvis juga mengakui Honda lebih cerdik dalam menyikapi perubahan peraturan yang terjadi sejak 2016.
SKOR.id - Lin Jarvis memiliki pendapat soal performa tim pabrikan Yamaha yang melempem dalam menghadapi persaingan MotoGP. Selain tak berdaya menghadapi Repsol Honda, mereka juga mulai tergeser dengan Ducati yang terus berkembang.
Setelah menjadi juara dunia kategori tim MotoGP 2016, penurunan performa tim pabrikan Yamaha terlihat jelas pada tiga musim terakhir.
Dari 55 balapan MotoGP yang digelar pada 2017 hingga 2019, pembalap tim pabrikan Yamaha hanya mampu tujuh kali tampil sebagai pemenang. Valentino Rossi sekali, Maverick Vinales enam kali.
Performa tim pabrikan Yamaha yang mengalami penurunan ini jelas menjadi perhatian Lin Jarvis selaku direktur balap.
Baca Juga: Jadwal Peluncuran Tim MotoGP 2020, Marquez Bersaudara Sambangi Jakarta
Lin Jarvis kemudian menyebut aspek elektronika motor yang membuat tim besutannya tak bisa bersaing ketat dengan tim pabrikan Honda maupun Ducati.
Keterlambatan Yamaha beradaptasi dengan komponen elektronik produksi Magnetti Marelli, yang wajib digunakan seluruh tim MotoGP sejak 2016, disebut Lin Jarvis sebagai alasan utama penurunan performa yang terjadi.
"Motor kami masih terasa bagus pada musim 2016. Pada saat itu, kami belum merasakan efek perubahan dari penyeragaman software dan hardware (komponen elektronika motor)," ujar Jarvis dikutip Skor.id dari Speedweek.
"Namun kemudian kami mulai merasa menyimpang dari jalur di saat tim lain mulai mendapat keuntungan dan menuju ke arah yang tepat," katanya melanjutkan.
Lin Jarvis juga mengakui bahwa selama ini tim mekanik Yamaha terlalu berfokus pada aspek lain, bahkan cenderung meremehkan efek dari penyeragaman komponen elektronika motor.
Kala itu Yamaha dinilai kurang reaktif dalam menyikapi perubahan.
Yamaha tidak seperti Honda yang langsung merekrut karyawan Magneti Marelli, Filippo Tosi, demi mendapat pemahaman mendalam tentang cara kerja komponen elektronika motor.
Baca Juga: Max Biaggi Berpotensi Gantikan Iannone
"Kami meremehkan betapa pentingnya memahami software ini dan justru mencari solusi lain untuk meningkatkan performa motor," kata Lin Jarvis.
"Honda punya Filippo Tosi. Selain itu mereka juga punya orang dari Italia yang terus mengembangkan software yang dimiliki."
"Saya meyakini pendekatan yang mereka lakukan lebih terbuka dan lengkap ketimbang yang kami lakukan. Saya rasa itu menjadi titik di mana kami telah menuju arah yang salah dan terus menurun," tutur Lin Jarvis mengakhiri.