SKOR.id - Jose Salomon Rondon Gimenez atau yang dikenal dengan nama Salomon Rondon akan menjadi ancaman Real Madrid.
Sudah lama Salomon Rondon tidak terdengar kabarnya di sepak bola Eropa.
Sejak kali terakhir bermain untuk Everton pada 2022 silam, Salomon Rondon memang menjauh dari spotlight gemerlapnya sepak bola di Benua Biru.
Namun, penyerang asal Venezuela ini bukan hanya masih aktif namun justru memiliki karier yang menanjak.
Dalam usianya yang sudah 35 tahun, Salomon Rondon justru mencetak lebih banyak gol dibandingkan sebelumnya.
Penyerang kelahiran Caracas pada 1989 silam ini total telah mengoleksi 26 gol sepanjang tahun 2024 ini dan semua itu diciptakannya untuk Pachuca, klubnya saat ini.
Bagi fans Pachuca, Salomon Rondon adalah legend, pemain yang mampu membawa tim ini tampil di ajang internasional.
Pemain yang juga pernah bermain di klub Eropa seperti Malaga dan Newcastle United ini merupaan top scorer di ajang CONCACAF Championship 2024 dengan mencetak 9 gol.
Karena peran Salomon Rondon ini pula yang membuat Pachuca tampil sebagai juara dan mendapatkan tempat tampil di Piala Interkontinental 2024 ini.
Salomon Rondon akan tampil dalam final Piala Interkontinental 2024 yang akan digelar malam ini atau Kamis (19/12/2024) pukul 00.00 WIB.
Real Madrid memang diunggulkan dibandingkan dengan Pachuca.
Namun, jika ada faktor yang membuat kub asal Meksiko ini bisa mengalahkan Real Madrid dan tampil sebagai juara, dia adalah Salomon Rondon.
Apa pendapat Salomon Rondon terkait laga menghadapi Real Madrid di Piala Interkontinental 2024 ini, bagaimana pula rencananya dalam membongkar pertahanan Los Blancos di laga nanti?
Berikut ini Skor.id merangkum wawancara Salomon Rondon yang ditemui Marca di Doha, Qatar, jelang duel di final Piala Interkontinental 2024:
Menghadapi Real Madrid di final, apa yang terlintas dalam benak Anda?
Saya ingat menonton laga Real Madrid dari Venezuela, ketika saya masih kecil, mereka tampil di laga-laga final.
Saya juga ingat tentang keberhasian bisa sampai ke sini, tentang kedisiplinan yang membawa saya ke sini, ke final ini.
Apakah mengalahkan Real Madrid seperti sebuah "keajaiban"?
Tidak ada yang memperkirakan kami bisa sampai ke final ini, mengalahkan Botafogo dan Al Ahly.
Semuanya seperti menantang kami, tapi kami lebih baik. Sekarang, kami tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.
Usia Anda sudah 35 tahun, tapi di tahun 2024 ini, jumah gol yang Anda ciptakan sudah berbicara bahwa ini tahun terbaik Salomon Rondon....
Jika Anda juga menyertakan gol saya bersama Timnas Venezuela, saya telah mencetak 30 gol di tahun ini.
Saya sempat mendapatkan kritik ketika saya memutuskan meninggalkan Argentina (Liga Argentina) untuk bermain di Meksiko.
Mereka berpikir saya pasti akan pensiun, namun semuanya justru berjalan dengan baik bersama Pachuca. Saya bermain dengan maksimal, seperti yang saya janjikan ketika pertama kali saya tiba di Pachuca.
Bagaimana Anda menjaga kondisi tetap fit dan kompetitif?
Saya memberikan semuanya, meski tentu saja saya bukan anak kecil lagi (tertawa). Saya merasa sangat baik secara fisik. Saya juga berlatih boxing, yang banyak membantu saya.
Boxing membantu saya membentuk fisik saya lebih baik, sebuah kondisi yang membuat saya mampu bertarung dengan para pemain bertahan.
Boxing bermanfaat, menuntut diri Anda untuk berkorban. Saya masih di UFC. Saya berolahraga boxing dan juga basket.
Kembali ke pertandingan nanti. Kylian Mbappe tidak akan tampil, apakah itu akan memengaruhi?
Saya sudah pernah menghadapi beberapa di antara mereka (pemain Real Madrid), termasuk ketika masih bermain di Liga Inggris.
Saya tahu bagaimana cara Antonio Rudiger bermain. Dia tipikal bek yang sangat menyukai kontak fisik, dan juga memiliki trik.
Saya tahu bagaimana Antonio Rudiger bertahan, tahu bagaimana dia menjalankan tugasnya sebagai bek.
Namun, kami fokus dengan kekuatan yang kami miiki, fokus dengan apa yang telah membawa kami ke sini.
Kylian Mbappe dan Vinicius Junior dua pemain yang hebat, tapi kami hanya akan fokus kepada kekuatan kami sebagai sebuah tim.
Kami akan mencoba membuat final yang buruk bagi Real Madrid.
Anda memiliki tiga anak yang semuanya lahir di Malaga. Apakah di antara mereka ada yang menjadi fans Real Madrid?
Ya, yang paling tua, yang berusia 13 tahun. Dia adalah fans fanatik Real Madrid.
Ketika kami di Meksiko, saya tidur dengan dirinya dan saya mengatakan: "Kamu harus siap, karena kami (Pachuca) akan ke final dan akan menghadapi Real Madrid dan kami akan menjadi pemenangnya."
Lalu, dia mengatakan bahwa ke final akan sangat sulit karena Pachuca harus mengalahkan juara Libertadores dan kemudian pertandingan lainnya.
"Ayah, kamu tidak dapat mencapainya." Lalu saya jawab: "Lihat saja, kami akan meraihnya. Kita lihat kaus apa yang akan kamu kenakan saat itu ketika kami ke final dan bertemu Real Madrid." (tertawa).
"Ayah, saya adalah fans Pachuca tapi saya juga pendukung Real Madrid" dia mengatakan itu.
Anda sudah mencatat sejarah bersama Pachuca. Apakah itu sudah cukup?
Menjadi bagian dari sejarah klub adalah sesuatu yang unik. Kami sudah meraih dua gelar dengan kemenangan yang kami raih lawan Botafogo dan Al Ahly. Kami telah meraih dua trofi dan dua medali
Namun, orang akan kembali menunggu apakah Anda bisa ke posisi yang lebih tinggi lagi.
Dalam adu penalti lawan Al Ahly, tembakan penalti Anda gagal tapi Anda tampak tidak menyerah bahkan memberikan semangat kepada rekan setim Anda di momen itu....
Penalti saya meleset karena saya mengubah keputusan arah tembakan saya di momen-momen terakhir sebelum melepaskan tembakan.
Ya, setelah kegagalan itu saya tetap memberikan semangat kepada rekan setim karena kami seperti sebuah keluarga.
Bayangkan jika Anda berhasil juara di final ini dan kemudian kembali ke Malaga. Anda rencana seperti itu?
Ya, itu masa depan yang ideal suatu saat nanti. Malaga adalah tempat saya di dunia ini.
Di mana saya mendapatkan semuanya. Saya bisa pergi untuk makan, ke pantai, bermain padel, basket.
Di sana, banyak yang mendukung saya. Malaga akan menjadi tempat bagi saya untuk mengakhiri karier. JIka tidak di Venezuela, Malaga akan menjadi tempat saya.
Bahkan saya berharap bisa menjadi pelatih di Malaga.
FInal Piala Interkontinental nanti adalah mimpi pertama yang bisa Anda wujudkan, mimpi keduanya adalah lolos ke Piala Dunia?
Tentu saja. Itu adalah hal yang paling saya nantikan dalam kehidupan olahraga saya sebagai pemain.
Final nanti adalah harapan terbaik dalam karier saya dan karier rekan setim di Pachuca. Jadi, mari raih dan wujudkan impian tersebut.
Tentang Salomon Rondon
Salomon Rondon pemain Timnas Venezuela yang lahir di Caracas, Venezuela, pada 16 September 1989.
Dalam sejarah Timnas Venezuela, Salomon Rondon merupakan pemegang rekor pencetak gol terbanyak sepanjang masa dengan mengoleksi 45 gol dari 113 laga.
Kariernya di Timnas Venezuela dimulai sejak 2008 hingga saat ini ketika usianya sudah 35 tahun.
Di level klub, Salomon Rondon pernah bermain di sejumlah klub Eropa. Termasuk di klub Spanyol seperti Las Palmas di mana dia mengawali kariernya di sepak bola Negeri Matador.
Nama Salomon Rondon kemudian menjadi perhatian di sepak bola Spanyol saat memperkuat Malaga pada 2010 hingga 2012.
Kariernya berlanjut di sejumlah klub seperti Rubin Kazan, Zenit Saint Petersburg hingga kemudian menjajal Liga Inggris bersama West Bromwich Albion, Newcastle United, dan Everton.
Pada 2023, Salomon Rondon kemudian bermain di iga Argentina bersama River Plate di mana dia membawa tim ini meraih Liga Argentina 2023.
Bersama Pachuca, Salomon Rondon membawa tim asal Meksiko ini meraih gelar Piala Champions CONCACAF 2024.
Sukses Pachuca ke final Piala Interkontinental diraih setelah membawa Pachuca juara FIFA Challenger Cup 2024 mengalahkan Al Ahly dan FIFA Derby of the Americas 2024 mengalahkan Botafogo.