- Striker Juventus, Paulo Dybala, ternyata sempat didekati tiga klub mancanegara akhir tahun lalu.
- La Joya kini mengharapkan panggilan manajemen I Bianconeri untuk membahas kontraknya yang akan habis pada Juni 2022.
- Penyerang asal Argentina itu tak menampik tertarik berduet dengan kompatriotnya, Lionel Messi, di klub.
SKOR.id – Hubungan Juventus dengan Paulo Dybala mengalami pasang surut. Striker asal Argentina itu berkali-kali ditepikan pelatih ketika tak mampu menyuguhkan talenta terbaik dalam latihan.
Setiap kali namanya menghilang dari daftar utama, ia pun dikaitkan dengan pintu keluar I Bianconeri jelang pembukaan bursa transfer.
Ternyata tak sedikit peminat yang mendekatinya. Dalam kondisi terpuruk, La Joya tetap tak mau hengkang dari Continassa. Ia bangkit dan bertekad untuk meraih kepercayaan pelatih lagi.
Kemudian kompetisi dimulai lagi, Paulo Dybala kemungkinan akan jadi andalan Maurizio Sarri. Kepada CNN, penyerang 26 tahun tersebut mengungkapkan tentang masa depannya.
Anda kabarnya sempat dikontak banyak klub?
Kurang lebih tahun lalu, ketika Juventus tidak menginginkan saya, tidak mau saya terus bermain di sini. Saat itu, saya dihubungi dan ternyata ada beberapa klub tertarik kepada saya. Di antara mereka ada Manchester United dan Tottenham Hotspur, lalu Paris Saint-Germain juga muncul.
Saya tidak pernah berbicara secara langsung kepada mereka, tapi ada pembahasan antarklub. Bagaimanapun, keinginan saya saat itu adalah bertahan.
Saya memang tidak memiliki tahun yang bagus atau enam bulan positif, tapi saya tidak mau pergi dengan citra itu karena saya sudah memberi banyak momen indah kepada klub jadi tidak adil pergi dengan cara ini.
Saya mengomunikasikan keinginan saya bertahan, bekerja untuk berkembang dan memberikan yang terbaik di sini. Tentu tidak mudah karena keinginan Juventus berbeda. Setelah bursa ditutup, tidak ada waktu lagi dan seiring dengan kedatangan Sarri, saya berkembang pesat.
Tim mulai bermain sepak bola dengan lebih baik dan itu membuat saya betah. Saya mengalami tahun bagus hingga saat ini.
Bagaimana kelanjutan perpanjangan kontrak Anda dengan Juventus?
Untuk saat ini, belum ada apapun, sungguh. Saya masih punya kontrak 1,5 tahun lagi, tidak lama. Saya paham dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini, tidak mudah bagi klub, tapi pemain-pemain lain juga sudah diperpanjang, jadi kami dalam posisi menunggu.
Saya pemain untuk klub ini dan bahagia di sini. Suporter sangat mencintai saya dan saya cinta mereka. Saya mengapresiasi klub dan semua orang di sini, saya punya relasi bagus dengan presiden (klub) dan tentu saja mereka akan datang untuk berbicara atau mungkin tidak, saya tidak tahu.
Pada satu titik, kemungkinan ada perpanjangan kontrak, tapi itu tergantung Juventus.
Anda sudah bermain bersama Cristiano Ronaldo, ada kemungkinan tampil dengan Lionel Messi di level klub?
Barcelona merupakan sebuah tim raksasa di dunia dan dengan Lionel Messi di sana, klub itu bertambah besar. Sungguh menarik bermain dengannya di level klub, tapi Juventus juga klub luar biasa, sangat besar, penuh sejarah, di mana ada banyak pemain hebat bermain di sini sekarang.
Ada kualitas cukup di sini untuk membentuk dua tim dan kesempatan bermain dengan Gianluigi Buffon dan Cristiano Ronaldo, yang membuat tim ini makin hebat.
Apa pandangan Anda tentang tindakan rasialisme di dunia sepak bola?
Banyak stadion di Italia di mana suporter melakukan aksi rasialis kepada beberapa pemain. Itu juga terjadi pada Mario Balotelli, Miralem Pjanic dalam laga lawan Brescia. Saya kira hukuman di Italia harus lebih berat.
Jika tidak, kami para pemain yang akan bertindak sendiri sehingga hal ini tidak akan terus terjadi karena kita bicara tentang satu dari kompetisi terbesar di dunia, yang ditonton jutaan orang.
Kalau mereka melihat ada rasialisme dan tidak ada tindakan yang diambil (untuk mencegah), maka orang-orang makin berani dan terus melakukannya.
Para pesepak bola melakukan protes terkait rasialisme. Bagaimana pendapat Anda?
Sulit menempatkan diri Anda di posisi korban rasialisme kalau bukan Anda sendiri yang mengalaminya. Tapi Anda pasti tahu apa yang terjadi ketika punya teman setim yang menderita akibat rasialisme bukan hanya karena warna kulit, tapi juga dari negara mana mereka berasal.
Saya pernah melihat hal ini dialami para pesepak bola dari Asia yang bermain dengan saya di tim muda. Ini menyedihkan.
Beruntung, keluarga saya mendidik saya dengan cara berbeda dan saya menghormati orang-orang apa adanya mereka, dari cara berpikir dan bukan dari bagaimana mereka berpakaian, negara asal atau warna kulit.
Saya kira setiap orang harus tumbuh seperti itu. Bukan masalah hanya orang-orang dengan kulit berwarna saja yang harus memerangi rasialisme. Dalam kasus ini, kita harus bersatu sebagai sebuah masyarakat, sebagai satu dunia untuk melakukannya.
Ikuti juga Instagram, Facebook, Twitter, dan YouTube dari Skor Indonesia.
5 Faktor Kunci untuk Barcelona Juara Liga Spanyolhttps://t.co/w760ZlOcvt— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 9, 2020
Berita Paulo Dybala Lainnya:
Hapal Lagu Liverpool, Paulo Dybala Diminta Pindah ke Anfield