Wawancara Gary Lineker: Mengenang Gol Favorit dan Ingin Tularkan Ilmu ke Marcus Rashford

Irfan Sudrajat

Editor:

  • Gary Lineker, legenda hidup sepak bola Inggris, hari ini berulang tahun yang ke-60.
  • Gary Lineker mengenang gol-gol penting dan berkesan dalam kariernya sebagai pemain profesional.
  • Gary Lineker menyampaikan teknik dan karakter bermainnya sebagai penyerang.

SKOR.id - Inggris memang akan selalu sakit hati jika mengingat nomor 10 terbaik dunia, pemilik gol Tangan Tuhan, Diego Maradona.

Namun, publik sepak bola Inggris juga memiliki si Nomor 10 yang sangat mereka cintai. Dialah Gary Lineker.

Gary Lineker total mencetak 281 gol dalam kariernya di tingkat klub dan menorehkan 48 gol untuk timnas Inggris.

Begitu banyak gol yang dia ciptakan sepanjang kariernya, sejak 1978 ketika memulai karier di tingkat senior bersama klub Leicester City hingga pensiun di klub Negeri Matahari Terbit (Jepang), Nagoya Grampus Eight, pada 1994.

Lineker adalah mesin gol dalam masa kariernya. Dia memang bukan penyerang dengan teknik individu yang memukau, bukan mesin gol yang memperlihatkan aksi-aksi menggiring bola kemudian mencetak gol.

Namun, Lineker akan selalu diingat sebagai penyerang yang mematikan, bukan tipikal penyerang oportunis yang hanya menunggu di jantung pertahanan.

Lineker bergerak, penyerang yang menyambut umpan dengan cara berlari, mengatur jarak, momentum, penyerang dengan tipikal membentuk kerja sama secara alamiah dengan rekan di sekelilingnya.

Yang paling istimewa dari Gary Lineker adalah instingnya. Dia seperti tahu ke mana arah bola. Namun, itu tidak terjadi dengan sendirinya. Insting tersebut terbentuk dengan karakteristiknya dalam bermain.

Golnya bersama timnas Inggris saat menghadapi Polandia pada Piala Dunia 1986, saat dia mencetak hattrick dalam kemenangan 3-0, salah satu contoh kekuatan dari permainan Lineker.

Ketiga gol tersebut tercipta dengan cara yang sederhana, tipikal seorang pembunuh sejati di kotak pertahanan lawan.

Namun, soal teknik, Lineker pernah dikenal dengan teknik dink (mencungkil bola yang membuat arah bola melambung melewati lawan).

Hari ini, tepat dalam usianya yang genap 60 tahun. Pria kelahiran Leicester (Inggris) pada 30 November 1960 ini bercerita tentang sejumlah gol yang berkesan dalam karier dan teknik mencetak golnya kepada The Athletic.

Berikut petikan wawancara tersebut:

Gary, kita mulai dari gol ke gawang Ipswich Town (7 September 1984, Leicester 2-1 Ipswich Town), awal dari salah satu gol khas Gary Lineker....

Ya, gol yang saya ciptakan dengan cara dink. Kami menyukai dink.

Gol itu tercipta dalam situasi satu lawan satu. Anda sering menghadapi situasi tersebut dan sebelum menembak, ada momen sepersekian detik Anda berhenti sebelum melepaskan tembakan...

Benar sekali. Jika Anda bisa membuat kiper bereaksi lebih dulu, biasanya Anda akan berhasil. Lalu, selanjutnya tergantung kepada Anda bagaimana ingin menembaknya.

Saat ini, dink bukan lagi cara yang mudah apalagi dilakukan dalam situasi ketika Anda menggiring bola. Tapi, teknik dink salah satu yang saya sangat sukai.

Banyak gol yang Anda ciptakan dengan cara tersebut....

Ya, saya banyak menciptakannya dengan cara seperti itu, khususnya di awal-awal karier saya baik ketika di Leicester City dan di Everton.

Dan, itu sudah menjadi kebiasaan bagi rekan setimnya Anda....

Saya memiliki kecepatan dan itu yang saya manfaatkan. Apalagi, seringkali pemain belakang menerapkan strategi offside. Jadi cara itu sangat membantu.

Biasanya ketika saya melakukan tekanan dengan membawa bola, pemain lawan akan mengikuti, ketika itulah saya memanfaatkannya dengan cara memutar tubuh saya.

Gerakan saya dalam momen tersebut menjadi sangat menentukan, itu kunci bagaimana cara mencetak gol. Anda dink bola melewati bek, lalu Anda berputar dan berlari mengejar bola tersebut.

Bagaimana rekan setim Anda memahami jika Anda yang kemudian akan mengambil bola tersebut?

Saya memberikan tanda kepada rekan setim dan saya biasa melakukannya (Lineker mengacungkan salah satu jarinya dan memutarnya). Artinya, saya yang akan mengambil bola tersebut.

Saya biasa mencari momen, mengatur kecepatan, untuk kemudian berada di belakang lawan.

Termasuk ketika berhadapan satu lawan satu dengan kiper tentunya....

Pilihan pertama dalam situasi satu lawan satu adalah mencungkil bola ke atas yang membuat bola melewati kiper.

Yang kedua pilihannya adalah bergerak di sekitarnya (kiper). Ya, yang lebih ideal adalah lebih dekat dengan kiper dan itu posisi terbaik untuk mencetak gol.

Apakah Anda juga melakukannya dalam latihan, dalam situasi satu lawan satu?

Ya, seringkali. Saya melatihnya dengan Mark Wallington, kiper Leicester pada saat itu. Dia sangat membantu. Dia sering mengatakan kepada saya apa yang akan dilakukan kiper dan apa yang tidak dilakukan.

Dia sosok yang sangat menyenangkan dan dia kemudian menjadi guru, dia sangat pintar. Biasanya, ketika saya mencetak gol karena pelajaran yang diberikannya, saya memberikannya sebuah perayaan kecil dengan kata "yesss!"

Jadi, tentu saya saya mempelajari dan memahami bagaimana seninya mencetak gol dan itu berhasil.

Lalu ada gol hattrick ke gawang Polandia pada Piala Dunia 1986 (Inggris 3-0 Polandia, 11 Juni 1986). Itu salah satu gol favorit Anda, bukan?

Ya, hattrick ke gawang Polandia gol favorit saya. Itu cara gol yang klasik dari seorang penyerang. Namun yang kedua karena itu gol yang sangat penting dalam hidup karena mengubah hidup saya.

Sebelum gol itu terjadi, saya tidak pernah lagi mencetak gol untuk timnas Inggris dalam lima atau enam pertandingan dan saya bisa saja dicoret dari timnas. Namun, Bobby Robson memberikan saya kesempatan lagi, bersama Peter Beardsly.

Kami menjadi duet yang selalu mencetak gol secara konstan. Tanpa gol pertama, tidak akan ada gol kedua, dan gol keempat.

Bagaimana posisi Anda dalam mendapatkan momen untuk mencetak gol?

Setidaknya ada tiga pergerakan. Anda dapat melakukan seperti yang saya lakukan, berada tidak jauh dari tiang gawang. Lalu Anda bisa sedikit berlari dan menanti apa yang terjadi dan saya tidak terlalu menyukai cara ini karena itu akan membuat operan menjadi lebih sulit.

Cara lainnya adalah berdiri saja, tapi itu tidak sering saya lakukan. Itulah tiga pilihannya.

Ada pilihan lain yaitu melihat dan menunggu ke mana arah bola. Tapi, bek lawan tentu juga akan melakukan hal yang sama dan dia akan selalu berada di depan Anda.

Anda pernah membagi atau berdiskusi semua cara itu dengan yang lain?

Saya sering berpikir, beri 10 menit saja dan saya akan membuat mereka bisa melakukannya. Saya pernah membicarakannya kepada beberapa, tapi sepertinya bukan topik yang membuat mereka tertarik.

Saya berpikir, mungkin mereka mengira mencetak gol akan terjadi secara alamiah, tapi saya kira ada sesuatu yang bisa dipelajari. Dan, saya tidak melihat hal yang membuat kami tidak bisa mempelajarinya.

Siapa penyerang yang Anda ingin berikan pengetahuan ini?

Mulai saja dari pemain yang kini dalam masa terbaiknya, Marcus Rashford. Dia jelas sosok yang pintar, muda, dan dia seorang pemain bola yang telah diberikan kemampuan teknik, dia sangat cepat.

Dia memiliki segalanya. Namun, dia tidak banyak mencetak gol dengan cara memburunya. Saya memperhatikannya dan dia jarang sekali mencetak gol dengan pergerakan seperti itu.

Mungkin itu memang bukan caranya atau mungkin tidak ada yang pernah mengatakan kepadanya. Tapi, jika saya memiliki waktu 10 menit untuk menjelaskan, bahkan jika dia membaca wawancara ini.

Anda juga mencetak hattrick untuk Barcelona saat lawan Real Madrid (Barcelona 3-0 Real Madrid, Januari 1987), itu juga salah satu contoh bagaimana gerakan untuk mencetak gol....

Ya, saya menyukainya, ini gol favorit saya. Satu dari gol-gol favorit saya sepanjang masa. Gol itu murni dari situasi spekulasi.

Anda ingat siapa yang memberikan umpan silang, pemain nomor 5?
Victor! Victor Munoz. Dia sering bermain untuk timnas Spanyol dan kariernya begitu lama di Barcelona.

Semua gol pada pertandingan tersebut juga tentang pergerakan....

Dan Anda melihat itu berhasil. Saya hanya berspekulasi. Saya sering menjauh lebih dulu untuk kemudian masuk kembali, itu saya lakukan berulang-ulang.

Anda membuat gerakan itu untuk menarik perhatian bek lawan? Karena tentu mereka melihat pergerakan Anda....

Ya, mereka dapat melihat pergerakan saya. Upaya pertama saya adalah memancing mereka untuk tidak mengikuti saya, dan jika tidak berhasil saya biasanya secepatnya keluar dari area pertahanan karena saya tidak ingin terjebak di sana.

Dengan demikian, saya bisa kembali berlari ke posisi di mana saya bisa melakukan serangan, lalu.. bang!

Saya tidak pernah tahu bahwa bola akan mengarah ke tempat tertentu dan saya tidak merencanakan bola akan ke sana, saya hanya berharap bahwa bola akan ke sana.

Anda hanya harus keluar dari daerah pertahanan lawan, lalu masuk lagi, keluar dan masuk

Alan Shearer dan Ian Wright juga sering mengatakan demikian....

Pelatih biasa mengatakan hal itu. Anda melakukan banyak latihan bagaimana ANda memanfatkan umpan silang, lalu Anda mencari sedikit ruang dan berlari.

Tapi, yang sering saya temukan adalah ketika terlalu lama untuk bergerak (berlari), karena ketika momen itu datang, sejumlah pemain juga menunggu ke mana bola itu akan mengarah.

Jadi, kuncinya adalah jangan menunggu. Tebak saja ke mana bola itu. Menang, seringkali gagal. Namun, Anda berspekulasi tentang ruang di mana Anda mendapatkan peluang terbaik untuk mencetak gol.

Lalu ada gol Anda ke gawang Irlandia Utara, Oktober 1986 (Inggris 3-0 Irlandia Utara, Oktober 1986). Apakah itu dengan cara chip?

Ya itu gol chip. Saya bangga dengan gol ini. Gol ini memang bukan dalam kategori gol dengan kualitas yang tinggi. Saya melakukannya (chip) dengan kaki kiri dalam posisi saya berlari dan itu tidaklah mudah. Jadi, saya jelas sangat bangga dengan gol ini.

Dan, Anda berlari (dalam kawalan bek lawan) seolah Anda mengarah ke sisi kanan (sisi kiri Lineker) pertahanan lawan...

Yea... (tersenyum) dan saya cukup jauh membawa bola, hanya untuk mendapatkan ruang. Saya sebenarnya tidak perlu melakukan hal itu karena mungkin saja saya bisa menembaknya langsung, tapi saat itu perlu pergerakan yang baik.

Jadi, Anda bergerak, lalu berlari ke arah lain. Tapi, jujur saja saya tidak menyangka menyelesaikan gol dengan cara seperti itu.

Kami melihat Anda juga efektif dengan kaki kiri Anda. Terkait dengan gol tersebut, ketika Anda berlari ke sisi tersebut (kiri), Anda tentu tahu tidak akan bisa lagi menggunakan kaki kanan Anda...

Ya, tentu saja. Mencetak gol akan lebih terbuka peluangnya jika Anda menggunakan kaki yang biasa. Kecuali Anda adalah seorang genius seperti Diego Maradona, Anda tidak membutuhkan kedua kaki Anda untuk mencetak gol.

Tapi, benar soal peluang dengan menggunakan kaki yang biasa Anda gunakan. Dalam posisi saya ketika itu, saya tidak memiliki pilihan kecuali memaksimalkan situasi yang terjadi.

Gol selanjutnya adalah ke gawang Kolombia (Inggris 1-1 Kolombia, Mei 1988), gol yang tidak biasa, gol tandukan....

Ya, saya mencetak banyak gol dengan kepala.

Gol lawan Kolombia di Stadion Wembley, Anda tentu ingat....

Saya mencetak banyak gol untuk Inggris dengan tandukan. Sepertinya 15 gol. Statistik ketika itu memang belum ada, namun saat itu hanya ada satu pemain yang mungkin mengalahkan saya, Nat Lofthouse. Dia sangat ahli dalam bola udara.

Dia mencetak 30 gol, jadi mungkin setengahnya diciptakan dengan tandukan.

Dan, gol itu juga memperlihatkan pergerakan menjadi kuncinya...

Ya dan karena pergerakan itu yang membuat saya bisa mencetak banyak gol. Saya tidaklah terlalu tinggi. Saya juga bukan tipikal yang memiliki kekuatan dalam duel udara. Lompatan saya tidak lebih tinggi dibanding lawan. Tapi, saat gol itu terjadi, saya berada di depan mereka.

Lalu gol lawan Manchester United (Manchester United 0-3 Tottenham Hotspur, Oktober 1989). Gol ini Anda ciptakan dengan posisi Anda jauh dari jantung pertahanan lawan dan Anda membawanya....

Ya, saya datang dari tengah, itu hal yang tidak biasa. Saya bukanlah pemain yang memiliki kemampuan menggiring bola atau trik lainnya, tapi saya bisa menguasai bola.

Saya tidak memiliki ingatan yang baik tentang gol itu. Ini justru kali pertama saya melihatnya! Siapa yang memberikan umpannya, mungkin David Howell.

Tapi Anda beberapa kali mencetak gol dengan proses dari ke dalaman, seperti lawan Arsenal di Stadion Wembley....

Saya kira, ketika Anda mulai sedikit lebih tua, Anda akan akan bermain lebih ke belakang. Jika sebuah tim bermain seperti itu, akan selalu ada ruang khususnya di lini tengah.

Namun, jujur saya, saya tidak pernah yakin bahwa diri saya bisa mencetak gol dari jarak jauh.

Gol lainnya juga saat lawan Manchester United (Manchester United 0-1 Tottenham Hotspur, Desember 1989), Anda tentu ingat...

Jelas sekali, saya melihatnya berulang kali gol ini. Ini bukan satu-satunya gol yang saya ciptakan dari luar jantung pertahanan lawan, ada beberapa. Tapi, biasanya, itu terjadi ketika berhadapan satu lawan satu dengan kiper yang keluar daerahnya.

Saya mencetak gol dengan arah bola yang keras dan dari luar kotak penalti. Itu satu-satunya gol dari jarak jauh yang dapat saya ingat sepanjang karier saya.

Dan, yang terakhir, gol Anda ke gawang Manchester United pada 1992 (Manchester United 3-1 Tottenham, Mei 1992), bisa Anda ceritakan?

Itu gol yang emosional. Ini adalah tipe gol yang lain. Bola memantul sebenarnya dengan arah yang tidak bagus, tapi saya mampu membuatnya masuk ke gawang dengan tandukan saya.

Kami tertinggal 0-3. Itu bukanlah pertandingan yang penting dari aspek persaingan itu sendiri, tapi itu adalah pertandingan terakhir saya di sepak bola Inggris.

Itu juga bukan hanya sekadar gol, melainkan penghargaan dari publik di Old Trafford. Saya berpikir, apa jadinya jika kami yang unggul 3-0, apakah mereka juga akan memberikan sambutan yang meriah kepada saya.

Tapi, mereka memberikan pujian dan menyanyikan nama saya. Dan itu membuat saya.. merasa sangat tersentuh. Terima kasih untuk momen ketika itu. Dan, mungkin sedikit memalukan, karena di sana juga ada air mata.

Yang juga menarik, itu adalah gol terakhir Anda justru ketika kompetisi dengan format (nama) Liga Primer dimulai....

Ya. Jadi saya tidak pernah bermain di Liga Primer, dan saya tidak eksis dalam sepak bola dunia (tertawa).

Anda hanya kurang satu gol untuk menyamai rekor gol Bobby Charlton. Dan, Anda punya peluang untuk menyamai rekor tersebut saat uji coba lawan Brasil, tapi Anda gagal memanfaatkannya menjadi gol. Apakah itu yang paling Anda sesali? (Lineker 48 gol untuk timnas Inggris dan Bobby Charlton 49 gol).

Saya tidak memiliki satu pun... penyelesalan....

Tapi, jika ada satu penyesalan dalam karier saya, penyesalan itu bukanlah kegagalan penalti saya lawan Brasil yang harusnya bisa menyamai rekor gol Charlton.

Yang saya sesali adalah ketika kami kalah dalam drama adu penalti lawan Jerman Barat (Semifinal Piala Dunia 1990, Jerman Barat 1-1 Inggris, 4-3 adu penalti). Kalau saja kami menang saat itu.... (Habis).

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Internasional Lainnya:

Manchester City Mundur, Giliran Chelsea Ngebet Boyong Lionel Messi

Kalah dari Manchester United, Bos Southampton Justru Mengaku Bangga

Source: The Athletic

RELATED STORIES

Link Live Streaming Liga Champions: Borussia Moenchengladbach vs Inter Milan

Link Live Streaming Liga Champions: Borussia Moenchengladbach vs Inter Milan

Inter Milan akan menghadapi laga hidup mati di Liga Champions ketika tandang lawan Gladbach, malam ini.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Rapor pemain Indonesia yang berkiprah di luar negeri, lebih tepatnya di kompetisi negara Asia. (Hendy AS/Skor.id)

National

Rapor Pemain Indonesia di Asia: Jordi Amat Absen, Brisbane Roar Kalah Tanpa Rafael Struick

Jordi Amat tidak masuk DSP ketika Johor Darul Takzim pesta gol ke gawang Kuala Lumpur City.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 10:08

Cover Evan Soumilena.

Futsal

Cetak Tiga Gol di Pekan Pertama, Evan Soumilena Ogah Jemawa

Evan Soumilena ikut berperan penting saat Fafage Banua meraih dua kemenangan pada pekan pertama Pro Futsal League 2024-2025.

Sumargo Pangestu | 23 Dec, 10:04

persija vs pss

Liga 1

Parade Foto: Hat-trick Gustavo Almeida Bawa Persija Taklukkan PSS Sleman di JIS

Deretan momen dalam kemenangan Persija Jakarta atas PSS Sleman di pekan ke-16 Liga 1 2024-2025, Sabtu (21/12/2024).

Teguh Kurniawan | 23 Dec, 09:50

Petinju Tyson Fury

Other Sports

Petinju Tyson Fury Isyaratkan Pensiun Usai Takluk dari Oleksandr Usyk

Setelah dua kali kalah dari Oleksandr Usyk, satu-satunya pertarungan yang tersisa untuk Tyson Fury adalah melawan Anthony Joshua.

I Gede Ardy Estrada | 23 Dec, 08:38

Liga Inggris 2024-2025. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Inggris

Liga Inggris 2024-2025: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Berikut ini jadwal, hasil, dan klasemen, serta profil klub lengkap Liga Inggris 2024-2025 yang akan diupdate sepanjang musim bergulir.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 08:30

La Liga 2024-2025 (Liga Spanyol). (Hendy Andika/Skor.id).

La Liga

La Liga 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Berikut ini jadwal lengkap, hasil, dan klasemen La Liga (Liga Spanyol) musim 2024-2025.

Pradipta Indra Kumara | 23 Dec, 08:09

pemain indonesia di eropa

National

Rapor Pemain Indonesia di Eropa: Jay Idzes dan Thom Haye Tuai Kemenangan Penting

Berikut rapor para pemain Indonesia yang berkiprah di Eropa pada pekan lalu.

Rais Adnan | 23 Dec, 08:00

Kompetisi Liga Italia 2024-2025 dimulai pada Sabtu (17/8/2024) lalu. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Liga Italia

Liga Italia 2024-2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Liga Italia 2024-2025 telah bergulir pada Sabtu (17/8/2024) lalu, berikut ini jadwal, hasil, dan klasemen yang diupdate sepanjang musim ini bergulir.

Irfan Sudrajat | 23 Dec, 07:37

Sepak bola wanita Indonesia. (Dede Mauladi/Skor.id)

Esports

Semarang Tutup Rangkaian Kompetisi Sepak Bola Wanita Usia Dini dari Milklife di Tahun Ini

Milklife Soccer Challange menyasar delapan kota yakni Kudus, Surabaya, Jakarta Tangerang, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Semarang.

Gangga Basudewa | 22 Dec, 20:58

Luis Diaz merayakan gol yang diciptakannya bersama rekan setimnya yang memberikan assist, Trent Alexander-Arnold. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Hasil Tottenham Hotspur vs Liverpool: Hujan Gol, The Reds Menang 6-3

Liverpool menang 6-3 atas tuan rumah Tottenham Hotspur dalam laga Liga Inggris 2024-2025, Minggu (22/12/2024) malam WIB.

Irfan Sudrajat | 22 Dec, 18:31

Load More Articles