- TM Ichsan mengaku banyak perubahan yang dirasakan saat Ramadan dengan virus corona.
- Pemain Bhayangkara FC, TM Ichsan mengaku tetap bersyukur pada bulan Ramadan kali ini bisa bersama keluarganya di Aceh.
- Gelandang Bhayangkara FC tersebut ingin ada kompetisi lainnya yang dibuat PT LIB atau PSSI, jika Liga 1 2020 dihentikan.
SKOR.id – Pandemi virus corona kini menjadi momok menakutkan di muka bumi ini. Semua negara termasuk Indonesia memiliki perubahan dalam berbagai segi kehidupan.
Salah satunya adalah aktivitas yang kini terbatas karena virus corona. Pemerintah menghimbau untuk setiap insan Tanah Air dapat berjaga jarak satu sama lain.
Terlebih dalam bulan Ramadan saat ini, wabah virus corona mengubah aktivitas saat bulan suci ini menjadi sepi.
Hal itu juga dirasakan langsung oleh salah satu gelandang Bhayangkara FC, TM Ichsan.
Berita Bhayangkara FC Lain: Menu Andalan Berbuka Puasa Striker Bhayangkara FC, Dendy Sulistyawan
TM Ichsan yang merasakan Ramadan tahun ini di kampung halamannya, merasa banyak perubahan yang terjadi karena dampak virus corona.
Pemain timnas Indonesia ini mengaku sudah sejak 25 Maret 2020 bertolak ke kampungnya karena Liga 1 2020 ditangguhkan.
Lelaki asli Aceh itu mengaku banyak aturan yang harus dipatuhi untuk melawan penyebaran virus corona.
Baca Juga: Iwan Budianto Ikut Memerangi Wabah Virus Corona di Malang Raya
Berikut wawancara eksklusif Skor.id dengan TM Ichsan mengenai perasaannya pada Ramadan tahun ini:
Bagaimana merasakan Ramadan di kampung halaman?
Ramadan tahun ini, pertama saya bersyukur bisa menjalani puasa di Aceh. Artinya saya akan melewati ini semua bersama keluarga.
Di sini, suasananya juga tentu sangat berbeda sekali dengan di Jakarta, seperti lebih tentram.
Ada bedanya bulan Ramadan sebelumnya dengansaat ini (saat ada wabah virus corona)?
Yang membedakan di sini, saat pandemi virus corona hanya jam malam saja. Seusai tarawih pada jam 10, sudah tidak ada yang boleh lagi keluar.
Tempat kopi atau tempat nongkrong juga tutup semua, padahal kalau sebelumnya tidak.
Baca Juga: Hifni Hasan Usul PSSI Cabut Jabatan Ratu Tisha Destria di AFF dan AFC
Apakah merasa beda menjalani puasa di tengah wabah virus corona?
Tentu saja, karena aktivitas kami semua terbatas. Nuansa puasa juga hilang karena tidak seperti biasanya.
Di sini sih masih ada yang jual takjil, tetapi sangat jarang sekali. Kebiasaan aktivitas saat puasa banyak yang hilang.
Ketika bulan Ramadan sebelumnya, apa saja aktivitas Anda?
Ya biasanya kalau sebelum ada virus corona, di sini selalu ramai, setelah tarawih saja biasanya pada kumpul-kumpul. Ada yang jaga lingkungan (ronda) atau juga tadarusan bareng-bareng.
Tradisi ditempat saya memang setiap Ramadan itu mengaji bersama, khatam Al-Quran, semua kumpul setelah tarawih.
Tetapi setelah ada virus corona, ya semua kegiatan itu tidak ada. Karena memang menjaga jarak dengan sesama, sesuai anjuran pemerintah.
Baca Juga: Madura United Bersikap Pasrah Soal Masa Depan Liga 1 2020
Apa yang paling Anda rindukan saat Ramadan?
Buka puasa bersama teman-teman di sini, kumpul bersama keluarga tentunya. Karena kalau ke Aceh itu jarang, maka dari itu kalau ke sini ya saya ingin quality time dengan semua.
Tetapi karena virus corona ini, mau tidak mau harus menahan diri.
Selama pandemi virus corona ini, apakah Anda tetap jaga kondisi?
Harus, itu hal yang selalu tidak saya tinggalkan setiap hari. Jaga kondisi sendiri di rumah, saya biasanya sore hari melakukan ke gym dan joging saja di sekitar rumah.
Apakah ada masukan untuk PT LIB atau PSSI terkait Liga 1?
Ya, kami mengerti kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk menjalankan Liga 1.
Namun, kalau memang harus dihentikan total, saya harap PT Liga dan PSSI membuat semacam turnamen akhir tahun.
Baca Juga: Klub Liga Malaysia Ini Terima Dana Cuma-cuma dari Pesepak Bola Asli Inggris
Banyak dari kami yang hanya menggantungkan rezeki dari sepak bola. Saya harap orang-orang di atas sana mengerti keadaan kami semua sebagai pesepak bola.