Waktunya Dihabiskan untuk Sepak Bola, Soenaryono Tua Kini Hidup Pas-pasan

Arief Nugraha K

Editor:

  • Lahir dari keluarga pecinta sepak bola, Y Soenaryono, mengabdikan separuh dari hidupnya untuk si kulit bundar.
  • Pernah menjadi pemain Persib Bandung dan timnas Indonesia, hidup Soenaryono kini terbilang memprihatinkan.
  • Soenaryono juga mendapat beragam penghargaan saat menjadi pemain timnas Indonesia maupun pengurus PSSI.

SKOR.id - Deretan penghargaan dari negara atas pengabdiannya semasa masih menjadi pemain dan pengurus sepak bola tak mampu mengangkat kehidupan Y Soenaryono pada usianya yang kini menginjak 78 tahun.

Setelah ditinggal sang istri 18 tahun silam, ia hidup hanya ditemani putri pertamanya di kediamannya di Jalan Kendang, Komplek Perumahan Turangga. Rumahnya yang berukuran cukup besar itu tampak tidak terawat.

Cat rumahnya juga terlihat sudah kusam. Plafon atasnya yang rapuh dan bisa jatuh setiap saat dibiarkan begitu saja karena keterbatasan finansial.

"Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk biaya hidup saja untuk sekarang ini kalau tidak sabar sudah frustrasi," ucap Soenaryono saat dikunungi Skor.id, Minggu (9/8/2020).

Soenaryono adalah keturunan kedua keluarga Soendoro. Di Kota Bandung, keluarga yang satu ini sangat terkenal sebagai keluarga sepak bola.

 

Soendoro, ayah Soenaryono, selain menjadi pemain sepak bola di zaman Kolonial Belanda, juga dikenal sebagai Ketua Umum kelima Persib. Keluarga Soendoro hidup untuk sepak bola.

Selain Soenaryono, empat anak Soendoro lainnya adalah Soenarto sebagai putra pertama, Risnandar Soendoro, Giantoro, dan Bintong. Soenaryono anak kedua dari lima bersaudara.

Sama halnya dengan sang ayah dan saudara-saudaranya, hidup Soenaryono dihabiskan untuk sepak bola. Kariernya dimulai pada tahun 1952 ketika memperkuat Persib.

Pemain seangkatannya adalah Aang Witarsa, Djudju, Rukma, Parhim, Omo, dan Hengki Timisela.

Selama menjadi pemain, lelaki yang akrab disapa Yoyo ini pernah merasakan menjadi pemain tim nasional seperti saudara-saudaranya, Soenarto, Risnandar, dan Giantoro.

Tentu saja, sebelum memperkuat tim nasional mereka bermain sebagai pemain Persib dari berbagai generasi.

"Di tim nasional saya bergabung di PSSI Banteng. PSSI Banteng ini disiapkan menggantikan pemain PSSI Garuda yang dihukum skorsing karena kasus suap dan saat itu dikenal dengan Skandal Senayan," ucap Yoyo.

"Saya ingat betul pada tahun 1962 saya main di tim nasional untuk Asian Games dan Merdeka Games," Yoyo menuturkan.

Seakan untuk meyakinkan Skor.id bahwa ia pernah membela tim nasional PSSI, Yoyo pun memperlihatkan dua keping medali yang yang masing-masing tersimpan di dalam sebuah kotak dan masih dirawat dengan baik.

Kedua medali tersebut merupakan penghargaan dari pemerintah atas jasanya membela negara di ajang Merdeka Games dan Asian Games pada 1962.

"Saya bermain untuk Persib dan PSSI hingga tahun 1968. Setelah itu, saya berhenti dan fokus menjadi pengurus," ujarnya.

Keciantaan Yoyo kepada sepak bola tak sebatas sebagai pemain. Setelah gantung sepatu, Yoyo pun diangkat sebagai pengurus Persib pada masa kepengurusan Solihin G.P.

"Saat menjadi pengurus, saya dipercaya untuk menjadi Komisi Teknik selama kepengurusan Pak Solihin sampai masa kepengurusan Aa Tarmana.

"Banyak pemain yang saat itu saya bina dan arahkan hingga masing-masing bisa mendapatkan pekerjaan di BUMN. Bahkan sampai rumah untuk pemain di Antapani saya yang mengurus waktu zaman Pak Ateng," katanya.

Setelah berakhir mengurusi Persib, Yoyo pun beralih ke organisasi yang lebih tinggi yakni Komda PSSI Jawa Barat (sekarang Asprov).

Di PSSI, Yoyo mengabdi sejak tahun 1978 hingga masa berakhir kepengurusan Ukman Sutaryan. Di masa itu, Yoyo menggeluti bidang Inspektur Pertandingan (IP).

Saat PSSI Pusat dikomandani Agum Gumelar, Yoyo dianugerahi penghargaan atas pengabdiannya untuk sepak bola nasional. Lagi-lagi, penghargaan itu diperlihatkan kepada Skor.id untuk meyakinkan.

Setelah vakum dan tidak lagi berkecimpung di sepak bola, keseharian Soenaryono diisi dengan memperbanyak ibadah.

Setiap waktu ia tak pernah ketinggalan untuk berangkat ke masjid di sekitar komplek perumahannya.

"Sekarang usia saya sudah uzur, kegiatan untuk sepak bola sudah lama saya tinggalkan karena faktor fisik," ucap Yoyo.

"Tapi, saya masih memantau perkembangan sepakbola di Bandung maupun nasional," katanya.

Meski penghargaan dan pengabdiannya selama bertahun-tahun untuk sepak bola tidak mampu membantu biaya kehidupannya, namun Yoyo tak mengeluhkan.

"Yang penting saya sehat dan masih bisa melihat perkembangan sepak bola kita. Soal hidup, rezeki kan sudah ada yang mengatur, Insyaallah," Yoyo menuturkan.

Namun, satu yang menjadi kebanggaannya adalah bakat dan darah sepak bola yang mengalir dari keluarganya sempat diteruskan oleh anak pertamanya, Heri Soesanto, yang pernah merasakan juga bermain di tim nasional Indonesia dan Pelita Jaya. 

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Persib Lainnya:

Stadion GBLA Sudah Siap Digunakan Persib untuk Latihan

Manajemen Persib Berharap Protokol Kesehatan Ketat Diterapkan dalam Liga 1 2020

Mengenang Ayi Beutik: Dosa Saya Bikin Ribuan Fan Persib dan Persija Ribut

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

EVOS Divine Juara EWC 2025 Free Fire. (Garena)

Esports

Juara Free Fire di Esports World Cup 2025, Ini Kata Kapten EVOS Divine

EVOS Divine mengukir sejarah dengan menjadi tim Indonesia pertama yang menjadi juara dunia di Grand Final Esports World Cup: Free Fire 2025.

Gangga Basudewa | 21 Jul, 12:04

Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti

Badminton

Lanny/Fadia Mundur dari China Open 2025

Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti ditarik keikusertaannya dari ajang Cina Open 2025 karena Fadia mengalami sakit.

Gangga Basudewa | 21 Jul, 10:51

hector souto - timnas futsal indo

Futsal

Ikuti Turnamen di Cina, Hector Souto Ingin Lihat Sejauh Mana Potensi Timnas Futsal Indonesia

Hector Souto memanggil 19 pemain untuk mengikuti TC persiapan turnamen di Cina, September nanti.

Rais Adnan | 21 Jul, 10:32

Liga TopSkor

Tampil Dominan di Persija Future Cup 2025, TSI Jakarta Kalahkan Akademi Persib Bandung

TSI Jakarta U-15 mengawali kiprahnya di Persija Future Cup 2025 dengan meraih poin penuh, Senin (1/7/2025).

Nizar Galang | 21 Jul, 10:07

Gustavo Franca Amadio (Persija Jakarta. (Foto: Dok. Persija/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Resmi Gabung Persija, Gustavo Franca Janjikan Cetak Gol dan Assist

Gustavo Franca resmi diumumkan sebagai pemain asing keenam Persija untuk musim 2025-2026.

Rais Adnan | 21 Jul, 10:05

Timnas futsal Indonesia. (Foto: Media FFI/Grafis: Yusuf/Skor.id)

Futsal

Timnas Futsal Indonesia Didominasi Nama-nama Baru untuk Persiapan Turnamen di Cina

FFI mengumumkan 19 pemain untuk TC Timnas futsal Indonesia menuju CFA International Men's Futsal Tournament.

Taufani Rahmanda | 21 Jul, 09:44

mees hilgers

National

Mees Hilgers Bikin FC Twente Dilema

Mees Hilgers dikabarkan ingin hengkang, tapi tetap ikut dalam pramusim dan berlatih bersama FC Twente.

Rais Adnan | 21 Jul, 09:35

Elkan Baggott

National

Tembus Tim Utama Ipswich Town, Elkan Baggott Jadi Starter di Laga Uji Coba

Elkan Baggott masuk dalam skuad Ipswich Town untuk persiapan EFL Championship 2025-2026.

Rais Adnan | 21 Jul, 09:17

PBESI (Dede Mauladi/Skor.id)

Esports

PB ESI Beri Selamat untuk Timnas MLBB Putri di MWI 2025

Team Vitality sendiri merupakan perwakilan Indonesia yang juga akan mengikuti ajang SEA Games 2025 dan juga IESF 2025.

Gangga Basudewa | 21 Jul, 07:45

Cover ASEAN MISG Serenity Cup 2025 atau ASEAN Women’s Championship 2025 atau Piala AFF Wanita 2025. (Foto: Dok. AFF/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Timnas Indonesia

Piala AFF Wanita 2025: Jadwal, Hasil dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen ASEAN Women's Championship 2025, yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Taufani Rahmanda | 21 Jul, 05:00

Load More Articles