SKOR.id – Kompetisi sepak bola Divisi Pertama Spanyol selalu memiliki pencetak gol legendaris yang tersebar di antara klub-klub yang turun.
Isidro Langara, Alfredo Di Stefano, Ferench Puskas, Luis Aragones, Telmo Zarra, Carlos “Santillana” Alonso Gonzalez, Enrique “Quini” Castro Gonzalez, Ronaldo Nazario, Raul Gonzalez, Diego Forlan, Hugo Sanchez, Samuel Eto’o, Hugo Sanchez, David Villa, Luis Suarez, hingga Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, hanyalah beberapa nama striker legendaris di La Liga.
Setelah dua nama terakhir meninggalkan La Liga, tidak ada lagi perseteruan sengit dalam mencetak gol di kompetisi sepak bola tertinggi Spanyol itu. Parahnya lagi, sepeninggal Ronaldo dan Messi, La Liga tak lagi memiliki wakil untuk bersaing di Sepatu Emas Eropa (European Golden Boot).
Penyerang La Liga terakhir yang merebut Golden Boot adalah Messi pada 2018-2019, saat masih berseragam FC Barcelona. Saat itu, ia mencetak 36 gol di La Liga. Karena La Liga termasuk salah satu dari lima kompetisi terbaik berdasarkan koefisien UEFA, maka poin Messi (72) diperoleh dari jumlah gol dikalikan faktor dua.
Kini, kendati gelandang Real Madrid Jude Bellingham menjadi pencetak gol terbanyak di Spanyol (16 gol di liga utama, terbaik sejauh ini sepanjang kariernya) dan Robert Lewandowski, salah satu pemenang lima tahun terakhir, juga bermain di Spanyol, La Liga kembali kehilangan wakil di Golden Boot setelah dominasi nan melegenda.
Saat ini, 5 dari 10 besar kandidat diisi oleh: Harry Kane (FC Bayern Munchen) memimpin dengan 31 gol (62 poin) diikuti oleh Kylian Mbappe (Paris Saint-Germain) dengan 24 gol (48), Serhou Guirassy (VfB Stuttgart dengan 23 gol (46), Lautaro Martinez (Inter Milan) dengan 23 gol (46), dan Lois Openda (RB Leipzig) dengan 19 gol (38).
Posisi ke-6 sampai 10 diisi oleh: Akor Adams (dua klub) dengan 22 gol (36,5 poin), Erling Haaland (Manchester City) dengan 18 gol (36), Vangelis Pavlidis (AZ Alkmaar) dengan 24 gol (36), Amahl Pellegrino (FK Bodo/Glimt) dengan 24 gol (36 poin), dan Kevin Denkey (Cercie Brugge) dengan 23 gol (34,5). Tak satu pun dari 10 besar di atas yang bermain di La Liga.
Kandidat yang masuk dalam daftar pencetak gol terbaik benua ini adalah mereka yang sama-sama memperebutkan trofi pencetak gol terbanyak: Jude Bellingham dan Dovbyk, yang sama-sama mencetak 16 gol, serta Mayoral dan Budimir, dengan 15 gol. Sorloth dan Morata bisa tampil dengan tekanan akhir yang bagus (14 gol) dan tampaknya lebih sulit bagi Lewandowski, mantan juara, yang kini mengoleksi 13 gol. Untuk mulai tampil di klasemen, dengan selalu memperhitungkan rivalnya yang tidak melaju seperti saat ini, pencetak gol terbaik di LaLiga, Bellingham dan Dovbyk, harus mencetak setidaknya dua gol lagi. Muncul bertujuan menjadi tugas yang rumit untuk nyaris tidak muncul.
Kandidat untuk masuk pencetak gol terbaik di Eropa sama dengan persaingan menjadi top scorer di liga domestik. Saat ini di La Liga, Artem Dovbyk (Girona FC), Jude Bellingham (Real Madrid), dan Ante Budimir (CA Osasuna) sudah sama-sama mengoleksi 16 gol.
Berikutnya ada Borja Maayoral (Getafe FC) dengan 15 gol dan Alexander Sorloth (Villarreal CF) dan Alvaro Morata (Atletico Madrid) dengan 14 gol, dan Robert Lewandowski (Barcelona) dengan 13 gol.
Dengan delapan pertandingan tersisa di La Liga musim ini, sangat berat bagi Dovbyk, Bellingham, dan Mayoral, untuk menambah gol untuk menggeser Kane.
Hilangnya Golden Boot Setelah 11 Musim Mendominasi
Sejak Diego Forlan (Atletico Madrid) menang dengan 32 gol Samuel Eto'o (‘Barcelona) dengan 30 gol pada 2008-2009, Sepatu Emas yang menobatkan pencetak gol terbanyak liga di Eropa selalu direbut para penyerang asal La Liga Spanyol, dan itu terjadi selama 11 musim!
Antara 2009-2010 dan 2014-2015, Messi dan Cristiano Ronaldo (Real Madrid) bergantian masing-masing tiga kali memberikan penghargaan Sepatu Emas untuk timnya. Meskipun pada 2013-2014, Ronaldo harus rela berbagi Golden Boot dengan Luis Suarez yang kala itu masih di Liverpool FC.
Dominasi pada tahun-tahun tersebut semakin meningkat dengan para pemain La Liga juga menduduki podium Golden Boot seperti Dani Guiza (RCD Mallorca) pada 2007-2008, Messi sendiri atau Ronaldo (saat saling mengalahkan).
Duel Ronaldo-Messi dipatahkan oleh Suarez dengan trofi keduanya pada 2015-2016, saat dirinya mencetak 40 gol di La Liga untuk Barcelona. Ronaldo saat itu hanya finis di peringkat ketiga setelah eks penyerang Madrid, Gonzalo Higuan (SSC Napoli), berada di atasnya.
Dari tahun 2016 hingga 2019, Messi berhasil bertahta dengan merebut tiga Golden Boot lagi secara berturut-turut (dengan 37, 34, dan 36 gol). Namun, ia seolah tanpa pesaing langsung di podium termasuk, Mohamed Salah (Liverpool), Kane (Tottenham Hotspur) atau Mbappe yang hampir memenangi penghargaan tersebut.
Setelah terakhir kali kapten Timnas Argentina itu mengangkatnya, La Liga tak pernah lagi menyentuh hadiah emas tersebut. Ciro Immobile (SS Lazio) bangkit pada 2019-2020 (36 gol).
Lewandowski dengan Munchen-nya mendominasi Sepatu Emas pada 2021 dan 2022 (41 dan 35 gol) dan Haaland melakukannya musim lalu (36 gol).
Meskipun Barcelona menarik pemain Polandia itu, ia belum mencapai angka-angka di La Liga yang ditunjukkan dalam tahun-tahun emasnya sebagai striker Die Bayern.
Kali terakhir wakil La Liga bersaing Golden Boot adalah Karim Benzema (Real Madrid) pada 2021-2022. Saat itu, Benzema hanya berada di peringkat ketiga dengan 27 gol (54 poin) di bawah Lewandowski dan Immobile.
Pada edisi terakhir, podium Golden Boot bahkan tidak menampilkan satu pun striker La Liga setelah Haaland (36 gol, 72 poin), Kane yang saat itu masih di Tottenham Hotspur (30 gol, 60 poin), dan Mbappe (29. 58 poin) memenuhi podium Sepatu Emas Eropa.
Tidak adanya wakil La Liga di podium Golden Boot 2022-2023 lalu itu belum pernah terjadi sejak tahun 2004, Thierry Henry (Arsenal FC) menjadi raja gol kontinental diikuti oleh Ailton (Werder Bremen) dan Djibril Cisse (AJ Auxerre).