- Video Assistant Referee (VAR) menjadi sorotan pada tiga pekan awal Liga Inggris.
- VAR membawa keputusan 20 penalti pada 26 laga awal Liga Inggris.
- Bersamaan dengan itu, dua keputusan kontroversial juga memicu sentimen negatif mengenai teknologi ini.
SKOR.id - Video Assistant Referee (VAR) menjadi isu yang disorot pada tiga pekan awal Liga Inggris musim 2020-2021.
VAR membuat tim-tim mendapat beberapa penalti pada awal musim ini. Terbaru, pada pekan ketiga, lima penalti berbuah dari keputusan VAR.
Leicester City menjadi tim dengan "hadiah" terbanyak, mendapat tiga penalti saat menang 5-2 kontra Manchester City. Dua eksekusi Jamie Vardy dan satu dari kaki Youri Tielemans mewarnai laga ini.
Cerita 20 penalti
Secara statistik, catatan 20 penalti di tiga pekan awal 2020-2021 jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan musim 2019-2020.
Pada musim lalu, hanya delapan penalti yang "diberikan" VAR pada 30 laga awal di ajang Liga Inggris.
Tak hanya 20 penalti pada 26 laga awal, keputusan-keputusan ini diikuti dengan beberapa kontroversi.
Di antara 20 penalti tersebut, enam di antaranya merupakan review dari insiden handsball.
Terbaru, eksekusi Callum Wilson pada laga Tottenham Hotspur vs Newcastle United membuat laga berakhir dramatis dengan hasil 1-1.
Selain itu, kasus penalti Manchester United juga menimbulkan perdebatan karena dilakukan setelah peluit panjang berbunyi.
Bruno Fernandes mencetak gol lewat eksekusi penalti pada menit ke-11 injury time babak kedua, setelah laga diakhiri dengan peluit panjang.
Catatan yang "benar-benar kontroversial"
Jose Mourinho keluar lapangan setelah wasit memutuskan penalti di detik-detik terakhir injury time babak kedua pada laga Tottenham Hotspur vs Newcastle United. Saat itu, tandukan Andy Caroll membuat bola mengenai tangan Eric Dier.
Eksekusi Callum Wilson lalu menutup skor 1-1 yang didapatkan Spurs dan Newcastle. Namun apakah hanya Spurs yang dirugikan?
Crystal Palace juga gagal mendapat poin setelah terjadi handsball yang berujung pada eksekusi Richarlison pada pekan ini.
Manchester City juga cukup dirugikan. Kebobolan lima gol, yang tiga di antaranya karena penalti dari VAR, membuat Pep Guardiola mendapatkan kekalahan terburuknya sebagai manajer.
Dikutip dari Metro, upaya "pengetatan regulasi" yang dicanangkan FA pada Mei 2020 kemungkinan menjadi dasar keputusan-keputusan ini. Namun, keputusan penalti yang tampak "gampangan" ini memang memantik banyak kritik.
Salah satu yang bersikap keras adalah pundit Jamie Carragher dengan bercuit "Penalti omong kosong ini merusak permainan" melalui akun Twitter miliknya.
Catatan yang "benar" namun tetap "kontroversial"
Pelanggaran Neal Maupay membawa Manchester United ke ambang kemenangan dramatis. Kejiadian tersebut terjadi pada detik terakhir injury time, penalti pun diberikan setelah peluit panjang dibunyikan.
Namun, apakah keputusan ini boleh di ambil?
Dalam review yang dituliskan Metro, Wasit disebut telah melakukan keputusan dengan benar.
Sangat jarang penalti diberikan setelah peluit panjang dibunyikan. Namun, berdasarkan law of the game, satu-satunya hal yang bisa membuat wasit dapat memperpanjang pertandingan setelah peluit akhir adalah melakukan tendangan penalti.
Wasit Chris Cavanagh sebelumnya mengecek insiden Maupay sebelum peluit akhir. Sehingga, entah menjadi gol ataupun tidak, eksekusi Bruno Fernandes saat itu akan mengakhiri laga tersebut.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Brighton vs Manchester United: Antara David de Gea, Bruno Fernandes, dan Penalti https://t.co/J21aevGqWW— SKOR Indonesia (@skorindonesia) September 26, 2020
Berita Liga Inggris lainnya:
Manchester City vs Leicester City: Jamie Vardy Jadi Pencetak Hattrick Tertua di Liga Inggris
Gegara Gawang, Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer Perang Komentar.