- PP Jakmania mengunjungi Jakarta International Stadium (JIS) untuk mengetahui update pembangunan.
- Di sela kunjungan, PP Jakmania melakukan audiensi dengan Jakpro selaku project owner dari pembangunan Jakarta International Stadium.
- Ketum the Jakmania Diky Soemarno mengatakan gate dan sistem keamanan jadi topik utama dalam audiensi.
SKOR.id - Pengurus Pusat (PP) The Jakmania melakukan kunjungan untuk melihat perkembangan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS), Senin (15/6/2020).
Rencananya, stadion tersebut akan jadi markas Persija Jakarta mulai musim 2022. Kunjungan the Jakmania dipimpin langsung oleh Ketua Umum Diky Soemarno.
Dikatakan Diky, kunjungan the Jakmania bersifat silaturahmi sekaligus sekadar ingin tahu update dari pembangunan stadion yang ditargetkan rampung pada akhir 2021.
Bek Singapura Tinggalkan Liga Thailand, Peran Yanto Basna Makin Krusialhttps://t.co/wKvFJpH62Q— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 15, 2020
Lebih lanjut diceritakan Diky, PP Jakmania dalam kunjungannya juga melakukan audiensi bersama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku project owner dari pembangunan JIS.
Sementara itu, pembangunan stadion ini dikerjakan oleh Wika Gedung Tbk, PT PP (Persero), dan PT Jaya Konstruksi Tbk.
"Sejauh ini, proses pembangunannya berjalan bagus, sudah 20%. Mereka mengatakan tetap targetnya selesai pada 2021 meski dalam kondisi pandemi Covid-19 ini," kata Diky kepada Skor.id.
Ada beberapa hal yang menjadi bahan pembicaraan dalam kunjungan tersebut. Salah satu yang menjadi fokus adalah menyangkut pintu masuk dan sistem keamanan.
"Karena, dua hal itu yang sangat berkaitan erat dengan fan. Intinya banyak dengar pendapatlah dari Jakmania. Rencana audiensi seperti ini akan rutin digelar," kata Diky.
Nantinya, stadion yang terletak di Jakarta Utara tersebut memiiliki desain bentuk bangunan yang kental dengan ciri khas Jakarta dan Persija.
Ada motif macan di beberapa bagian stadion. Diky juga mengatakan, setiap gate nantinya akan menggunakan nama-nama legenda Persija Jakarta dari masa ke masa.
"Terakhir, kami meminta agar pihak pengelola dan pengembang untuk melihat culture sepak bola Indonesia terlebih dahulu," ujar Diky.
"Tidak perlu berpatokan pada stadion-stadion yang ada di Eropa atau negara lain. Karena, setiap negara pasti kultur sepak bolanya berbeda," Diky menambahkan.
Berita Jakmania Lainnya: Ketum Jakmania: Tanpa Penonton di Stadion, Aktivitas Nobar Bisa Jadi Klaster Baru
Berita Jakmania Lainnya: Esai Foto: Persija dan The Jakmania Pesta Tiga Gelar Juara 2018