- Puslabfor Bareskrim Polri saat ini tengah mendalami enam rekaman CCTV di pintu Stadion Kanjuruhan, Malang.
- Enam rekaman CCTV ini terletak di pintu 3, 9, 10, 11, 12, dan 13 yang paling banyak memakan korban di Tragedi Kanjuruhan.
- Pendalaman rekaman CCTV ini dilakukan secara hati-hati karena bisa digunakan sebagai alat bukti untuk menetapkan status tersangka.
SKOR.id – Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Dedi Prasetyo, menjelaskan bahwa pihaknya masih mendalami enam pintu di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Yakni yang dinilai menjadi titik utama jatuhnya korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).
Dedi mengatakan, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri tengah meneliti rekaman closed circuit television (CCTV) yang berada di enam pintu tersebut.
Sebab, menurut hasil analisis sementara, keenam lokasi itu yang jadi lokasi meninggalnya banyak korban jiwa akibat berdesak-desakan untuk menghindari semburan gas air mata.
"Dari laporan Labfor, hari ini masih mendalami enam titik CCTV, khususnya di pintu 3, 9, 10, 11, 12, dan 13," kata Dedi pada konferensi pers di Polres Malang, Selasa (4/10/2022).
"Kenapa di enam titik ini yang didalami oleh Labfor, karena dari hasil analisis sementara, di sinilah titik jatuhnya korban yang cukup banyak," ia melanjutkan.
Dedi mengatakan, Puslabfor akan bekerja secara teliti dan hati-hati untuk mendalami rekaman kejadian yang tertangkap oleh enam titik CCTV tersebut.
Sebab, nantinya rekaman ini bisa menjadi alat bukti untuk menetapkan status seseorang menjadi tersangka di balik Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 korban jiwa tersebut.
"Oleh karena ini, perlu ketelitian dan kehati-hatian juga dari Labfor. Agar nanti bisa dijadikan sebagai alat bukti bagi penyidik," kata Dedi.
"Alat bukti inilah yang nantinya digunakan penyidik sebagai alat bukti untuk menetapkan status tersangka kepada seseorang," ia menambahkan.
Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan ratusan korban jiwa sebelumnya terjadi seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.
Seperti diketahui, laga tersebut berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan tim tamu. Usai wasit meniupkan peluit akhir laga, para pemain Persebaya langsung berlari masuk ke ruang ganti.
Mereka pun dengan cepat dievakuasi untuk meninggalkan Malang dengan menggunakan kendaraan taktis (rantis).
Tapi tak lama berselang, suporter Arema mulai masuk ke lapangan, lalu situasi menjadi ricuh. Ditambah, pihak Kepolisian juga menembakkan gas air mata, yang membuat banyak penonton semakin panik.
Baca Juga Berita Tragedi Kanjuruhan Lainnya:
Kemenangan Timnas U-17 atas Guam Dipersembahkan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan