- Lebih dari setahun terakhir, petinju kelas ringan asal Malang Hero Tito tidak pernah dapat kesempatan naik ring.
- Pandemi Covid-19 di Indonesia memperburuk kondisi finansial Hero Tito yang bergantung penuh pada tinju.
- Mantan juara WPBF itu sempat menjalani berbagai macam pekerjaan sebelum kini menjadi sport instructure dan YouTuber.
SKOR.id - Hero Tito tak mengelak jika kondisi dan gaung dunia tinju profesional di Tanah Air era 2000-an ini tak segemerlap era 1970 hingga 1990-an.
Tak ada lagi promotor sekelas dan segila Boy Bolang, Herry "Aseng" Sugiarto, Tourino Tidar, atau Daniel Bahari yang rajin memanggungkan banyak event.
Dunia tinju profesional Indonesia mati suri dan timbul tengggelam. Banyak petinju, manajer, dan pelatih terdampak langsung. Bahkan aktivitas di boxing camp penuh ketidakpastian.
Hero Tito, yang mantan juara WPBF (World Professional Boxing Federation) International kelas ringan, setahun lebih tidak pernah lagi dapat kesempatan naik ring.
Ia meraih sabuk juara WPBF International berkat menang TKO atas Thongchai Kunram (Thailand) pada ronde ke-8 di Los Palos Gymnasium, Lospalos, Timor Leste pada 27 November 2016.
Bahkan tanpa pernah mempertahankan gelar sekalipun, sabuk juara WPBF Internasional terlepas dari pinggangnya pada 7 Agustus 2019, dianggap lowong dan berpindah ke petinju Zambia, Hannock Phiri.
Kondisi itu diperparah dengan munculnya wabah virus corona (Covid-19) di seluruh penjuru dunia. Imbasnya, dalam lima bulan ini event-event tinju terkapar alias KO.
Alasan itu pula yang memaksa satu-satunya petinju profesional Malang yang memiliki jam terbang di level internasional dari generasi terakhir itu harus alih profesi.
"Satu tahun lebih sejak Mei 2019 tidak ada kesempatan naik ring, apalagi lima bulan ini ada pandemi virus corona. Sementara ring tinju adalah sumber nafkah bagi keluarga saya," kata Hero Tito.
Papua Makin Siap, Renovasi Stadion Bas Youwe dan GOR Toware Rampung Bulan Depanhttps://t.co/I7uxMapym3— SKOR Indonesia (@skorindonesia) July 30, 2020
"Segala pekerjaan sampingan sudah saya jalani untuk kebutuhan keluarga, pernah jadi tukang parkir, satpam, sopir taksi online sampai honorer di Pemkot Malang," ungkapnya.
Bahkan, petinju 33 tahun tersebut pun sampai harus rela jauh dari keluarga untuk merantau ke Jakarta demi mendapatkan pekerjaan.
"Akhirnya kantor pusat PT. Pangansari Utama di Jakarta menawari saya profesi baru sebagai sport instructure di camp atau kantor pertambangan gas di Papua Barat," ujar Hero Tito.
"Ya profesi itu saya jalani sudah ada enam bulan ini, sementara anak dan istri tetap di Malang,” tutur pria kelahiran Malang 27 September 1986 tersebut.
Petinju yang memiliki julukan The Lion itu, boleh jadi menjadi petinju pro di Tanah Air yang masih aktif dan memiliki rekor naik ring terbanyak.
Sejak debut pertamanya di tinju pro tanggal 28 Februari 2004, Hero tercatat 44 kali naik ring, diantaranya 27 kali menang (11 kali menang KO), 15 kali kalah, dan serta dua kali draw.
Petinju bergaya ortodoks dan counter boxer itu, selain pernah merebut sabuk juara WPBF Internasional juga pernah empat kali meraih gelar juara nasional.
Dia pernah dua kali jadi juara nasional kelas bulu tahun 2012 dan 2013, serta juara nasional kelas ringan junior tahun 2016 dan 2017.
Saat ini Hero Tito masih bernaung di sasana d’Kross Boxing Camp Malang di bawah tempaan pelatih Widodo.
“Aktivitas saya selain sport instructure di camp SKK Migas Bintuni Bay, Papua Barat, akhir Juli coba menjadi YouTuber dan baru sekadar share aktivitas fitness dan tinju," ucap Hero.
"Ini kegiatan sampingan yang cukup menarik dan ke depan akan mengisi dengan beberapa video tentang teknis tinju di channel youtube saya herotitoofficial."
"Semua itu saya lakukan demi menafkahi keluarga meski harus berjauhan dengan mereka,” imbuh Hero yang masih berambisi meraih gelar juara kelas ringan WPBF International dan WPBF World.
Profil Hero Tito
Nama: Heru Purwanto
Nama ring: Hero Tito
Julukan: The Lion Tito
Kelas: Ringan
Lahir: Malang 27 September 1986
Debut Pro: 28 Februari 2004
Gaya: Ortodoks dan counter boxer
Rekor tinju: 44 laga, 27 menang (11 KO), 15 kalah (5 KO), 2 seri
Postur: 171 cm/61 kg
Sasana: d’Kross Boxing Camp Malang
Pelatih: Widodo
Petinju idola: Oscar de La Hoya dan Chris John
Prestasi internasional:
Juara WPBF International (World Profesional Boxing Federation) kelas ringan
Prestasi nasional:
Juara nasional 2013 kelas bulu 57,1 kg (KTI)
Juara nasional 2012 kelas bulu 57,1 kg (KTPI)
Juara nasional 2017 kelas ringan junior 58,9 kg (KTI)
Juara nasional 2016 kelas ringan junior 58,9 kg (ATI)
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia
Berita Tinju Lainnya:
Di Tengah Ketidakpastian, Daud Yordan dan Ongen Saknosiwi Tetap Disiplin Berlatih
Mengenal Wongso Suseno, Petinju Pertama Indonesia yang Juara Internasional