SKOR.id - Free Fire Master League (FFML) Season 8 resmi kick-off pada Jumat (1/9/2023) ini dengan mengadopsi format yang berbeda dari musim lalu.
Melanjutkan komitmennya sebagai turnamen esports inklusif, terbuka dan berkelanjutan, FFML terus melakukan terobosan untuk membuat kompetisi makin menarik serta menantang.
Dan, pada Musim 8, FFML menawarkan dimensi baru yang tidak sama dengan Season 7. Kali ini, turnamen akan terdiri dari tiga fase atau bertambah satu tahapan.
Jika musim lalu formatnya dua fase, Regular Season dan Grand Finals, pada FFML Season 8 dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu League Phase, Semi Final, dan Grand Finals.
League Phase berlangsung dari 1 hingga 24 September 2023. Fase pertama ini akan membagi 18 tim peserta dalam tiga grup, yang masing-masing berisi enam tim.
Setiap grup nantinya saling berhadapan dalam tiga hari pertandingan di tiap akhir pekan, yakni pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Setiap harinya, akan ada 12 tim yang berhadapan dari dua grup. Hanya 12 tim dengan raihan poin tertinggi yang berhak melaju ke fase Semi Final.
Di tahap Semi Final, 12 tim yang lolos dari League Phase bakal bersaing mengumpulkan poin headstart. Serupa pencarian Pole Position dalam balapan, makin besar raihan poin, maka makin besar poin awal yang akan didapat saat memulai laga Grand Final. Semi Final dijadwalkan berlangsung dua hari pada akhir September.
Lalu Grand Finals akan jadi fase penentuan juara FFML Season 8. Dalam tahap ini, total 12 tim dari Semi Final bertemu. Mereka nanti memulai laga dengan jumlah poin yang berbeda-beda, sesuai perolehannya di Semi Final. Fase ini bakal digelar secara offline pada Oktober 2023 dengan pertandingan sebanyak enam ronde.
Mengenai format baru yang dihadirkan dalam FFML Season 8 tim-tim peserta mengaku antusias, karena membuat kans juara dan meraih tiket ke Free Fire World Series (FFWS) 2023 terbuka.
Otomatis ini juga akan membuat persaingan makin panas sebab setiap tim tentu ingin menang sejak League Phase, seperti disampaikan beberapa dari perwakilan peserta dalam press conference FFML Season 8 di Studio Sepat 72, Jakarta, Jumat siang.
"FFML region Indonesia sudah berjalan delapan season, dan hampir di setiap season itu kita punya regulasi yang berbeda-beda. Nah ini, gua bisa nilai salah satu bentuk dinamis kita sebagai pelaku kompetisi agar bisa lebih beradaptasi dengan patch, meta, dan juga regulasi yang disedaiakn oleh Garena," ujar Ady Gustiawan dari RRQ dalam konferensi pers.
"Jadi di season ini, khususnya, ada League Phase, Semi Final, dan convert poin untuk Grand Finals, di tambah ada dua slot untuk Free Fire World Series di Bangkok, ini bikin chance lebih untuk 18 tim yang bermain di season 8. Selain konsistensi, endurance, mereka juga harus mumpuni. Dan yang paling penting adalah konsisten dan hoki mungkin, haha.."
Sementar pelatih Tim Poco Star, Muslih WR atau yang lebih akrab disapa Bang Fayad, menilai perubahan skema FFML Season 8 paling baik dan menguntungkan tim-tim yang gagal musim lalu.
"Ada tiga fase, jika kita bicara untuk lolos ke FFWS nanti ya. Pertama ada kesempatan juara di liga (League Phase). Berikutnya ada fase semifinal, di mana akan ada keuntungan buat mereka yang poinnya bagus, entah karena keberuntungan atau memang bermain sangat bagus, ada tambahan poin untuk grand final," kata Muslih WR alias Coach Fayad.
"Jadi kalau mau dibilang season 8, kebetulan juga berkaitan dengan FFWS nanti, maka yang akan mewakili, juara di (fase) liga dan grand final adalah tim yang terbaik, dan kemungkinan akan sangat berbeda dari gameplay, filosofi tempurnya, dan juga kemampuan personal dari pemain-pemainnya."
"Karena akan ada perwakilan yang bisa main dengan sangat konsisten setiap minggunya dan juga ada satu tim yang sangat siap dengan adaptasi pertempura di hari itu selama 6 match."
Jorgy 'BorgayZ' Hermansyah, salah satu pemain t juara FFML Season 7, Genesis Dogma, merasa format kali ini lebih menarik karena di League Phase ada satu tiket FFWS tersedia bagi tim pemenang.
"Untuk format turnamen sekarang lebih ke arah seru ya. Beda sama season kemarin, kita obyektifnya itu kayak cuma kejar Top 12, jadi nggak ada seru-serunya. Sekarang lebih seru karena di liga ada tiket, jadi tim-tim bisa saling bantai," tutur BorgayZ.