- Bek Tottenham Hotspur, Serge Aurier, bakal menerima sanksi berat dari manajemen klub.
- Dia ketahuan melanggar kebijakan lockdown pemerintah Inggris untuk kali ketiga selama pandemi virus corona.
- Bukan cuma hukuman finansial, Serge Aurier bisa jadi dijual Tottenham Hotspur pada bursa musim panas.
SKOR.id - Tottenham Hotspur siap memberi sanksi berat kepada bek kanan, Serge Aurier. Itu karena pemain asal Pantai Gading tersebut melanggar kebijakan lockdown untuk ketiga kalinya.
Terakhir, beberapa waktu lalu, fullback berusia 27 tahun itu kedapatan mengunggah foto diri saat bercukur di sebuah barbershop.
Padahal, memotong rambut merupakan salah satu kegiatan yang dilarang pemerintah Inggris selama pandemi virus corona.
Berita Serge Aurier Lainnya: Masuk Daftar Jual Tottenham, Serge Aurier Diincar AC Milan
Atas sikap kurang bertanggung jawab yang diperlihatkan Aurier, manajemen klub siap menjatuhkan sanksi finansial sebesar 140 ribu pounds (Rp2,5 miliar), atau setara dua pekan gajinya.
Tak cuma itu, masa depan Aurier di skuad The Lilywhites juga bisa terancam. Klub sangat marah terhadap sikap sang pemain yang memalukan, dan bisa menjualnya pada bursa transfer musim panas.
Kekesalan Tottenham bisa dimaklumi. Sebelumnya, Aurier juga ketahuan jogging bersama seorang teman di tengah masa karantina, dan berkumpul dengan rekan setim, Moussa Sissoko.
Dia kemudian mengungkapkan permohonan maaf, serta turut menyumbang buat pekerja medis yang memerangi virus corona. Tapi, ternyata pelanggaran kembali dilakukan.
Dan kali ini, Aurier kian membuat berang Tottenham karena dia sama sekali tidak memperlihatkan sikap menyesal.
Mantan pemain Paris Saint-Germain itu malah menantang para pengkritiknya lewat sebuah unggahan di media sosial.
"Tukang cukur saya negatif, begitu pula saya. Jadi, hentikan omong kosong ini. Gunakan masker dan sarung tangan saat kembali latihan, karena itulah peraturannya," tulis Aurier lewat Instagram.
Berita Serge Aurier Lainnya: Ragu dengan Serge Aurier, Tottenham Hotspur Cari Bek Baru
Serge Aurier sudah memperkuat Tottenham Hotspur selama tiga tahun, tapi musim ini bisa jadi periode terakhirnya di London Utara. Petinggi klub tampaknya mulai gerah dengan kontroversi sang pemain, ditambah performa inkonsistennya di lapangan.