- Paris Saint-Germain tersingkir di babak 16 besar Liga Champions oleh Bayern Munchen.
- Lionel Messi belum bisa mempersembahkan trofi paling bergengsi di level klub untuk PSG.
- La Pulga memiliki rapor kurang mengesankan setiap jumpa Die Roten di Liga Champions.
SKOR.id - Thomas Muller melemparkan sebuah sindiran tajam kepada Lionel Messi menyusul tersingkirnya Paris Saint-Germain di Liga Champions oleh Bayern Munchen.
PSG akan kembali menutup musim tanpa trofi paling prestisius di level klub Eropa, usai eliminasi di tangan Bayern Munchen, Kamis (9/3/2023) dini hari WIB.
Eric Maxim Choupo-Moting dan Serge Gnabry mencetak gol manakala Bayern Munchen menundukkan PSG 2-0 (agregat 3-0) untuk menyegel tiket perempat final Liga Champions.
Di sisi lain, dua bintang Les Parisiens, Kylian Mbappe dan Lionel Messi, gagal memberi kontribusi maksimal seiring kegagalan mereka menyabet gelar Liga Champions pertama untuk klub.
Dan, Thomas Muller menabur garam dalam luka Messi, dengan menyebut lawan terberat Die Roten di level klub bukan dia, melainkan Cristiano Ronaldo.
“Melawan Messi, segala sesuatu selalu berjalan dengan baik di semua level dari segi hasil. Di level klub, Cristiano Ronaldo adalah masalah kami ketika dia di Real Madrid. Tapi saya memiliki respek besar untuk penampilan Messi di Piala Dunia,” jelas Thomas Muller.
“Penampilan individu Messi di Piala Dunia luar biasa. Dia memikul seluruh skuad. Tidak mudah bermain di tim seperti PSG. Sulit untuk mendapatkan keseimbangan tim.”
Lionel Messi memang kerap kesulitan setiap kali bertemu Bayern Munchen. Sebelum ini, La Pulga sudah tujuh kali menghadapi Die Roten dengan seragam Barcelona. Dari pertemuan tersebut Messi hanya dua kali menang, sekali seri dan empat kali menelan kekalahan.
Messi juga menyaksikan timnya dibantai Bayern Munchen 2-8 saat mengapteni Barcelona di babak perempat final Liga Champions 2019-2020.
Di sisi lain, Julian Nagelsmann mengklaim timnya layak menang menyusul penampilan memukau di babak kedua.
“Di babak pertama, kami tidak melakukan apa yang kami bicarakan sebelumnya dengan baik,” ucap sang pelatih. “Ada terlalu banyak ruang. Kami bertahan lebih baik di babak kedua dan berbahaya dengan bola. Pada akhirnya, kami pantas menang.”