- Bek tengah Persija Otavio Dutra sebut apartemen jadi penyebab berkurangnya talenta alami pemain Brasil.
- Otavio Dutra pernah melawan Kaka dan Robinho saat muda.
- Dutra mengatakan situasi Brasil saat ini tak berbeda jauh dengan di Jakarta.
SKOR.id - Bek tengah Persija Jakarta Otavio Dutra, mengaku beruntung lahir sebagai pemain bola profesional satu angkatan dengan beberapa pemain top asal Brasil.
Otavio Dutra seangkatan dengan Ricardo Izecson dos Santos Leite "Kaka" yang sukses bersama klub Serie A Italia AC Milan.
Selain itu ada juga Robson de Souza atau yang lebih dikenal dengan Robinho.
Berita Persija Lainnya: Epos Persija Jakarta: Sutiyoso Bapak Evolusi Macan Kemayoran
Semasa muda, Dutra mengatakan pernah berhadapan langsung dengan kedua pemain tersebut.
Dutra kala itu memperkuat Corinthians, sementara Kaka berseragam Sao Paolo dan Robinho dibesarkan oleh Santos FC.
Dutra menceritakan, kala itu Brasil banyak melahirkan banyak pemain istimewa yang muncul secara alami kemudian memperkuat sejumlah klub top Eropa.
Namun belakangan, talenta asal Brasil mulai berkurang dan hanya beberapa yang bisa menembus skuad utama klub Benua Biru.
Dutra melihat ada faktor yang memengaruhi berkurangnya ekspor pemain top asal Brasil.
"Pemain Brasil dulu lebih banyak talenta alami sejak kecil. Tapi sekarang saya lihat sudah mulai menghilang karena saat ini Brasil tidak punya lagi banyak lapangan di mana-mana. Sangat berbeda dengan dulu saat saya masih junior," kata Dutra.
Dijelaskan Dutra, salah satu faktornya antara lain banyaknya lapangan sepak bola beralih fungsi menjadi apartemen atau hotel.
Fakta itu sejatinya tak berbeda dengan yang yang ia lihat di Jakarta, di mana tidak banyak lapangan sepak bola di tengah kota yang bisa dimanfaatkan sebagai pembibitan pemain muda.
Berita Persija Lainnya: Persija Sukses Juara Perserikatan Terakhir dengan Gaya Main Ala Timnas Italia
"Banyak lapangan sudah berubah menjadi apartemen. Sementara dulu Brasil punya banyak lapangan untuk bermain bola di kampung-kampung," ujar Dutra.
"Jadi jika kamu pergi ke Brasil saat itu, di mana-mana banyak anak bermain bola. Lalu di Brasil kamu harus bisa main futsal dulu baru pindah ke lapangan besar," ia memungkasi.