- Akhir-akhir ini, gerakan boikot media sosial gencar dilakukan termasuk di dunia olahraga.
- Mengikuti langkah banyak klub sepak bola yang menutup akun mereka, Maverick Vinales melakukan hal yang sama.
- Langkah Maverick Vinales mendapat dukungan dari sesama pembalap MotoGP.
SKOR.id - Pembalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, menutup akun Twitter-nya karena tak tahan dengan sikap warganet.
Kegemaran warganet untuk berkomentar negatif di media sosial berbuntut panjang. Aksi boikot media sosial pun gencar diserukan, tak terkecuali dari dunia olahraga.
Korban terakhir adalah Maverick Vinales. Ia diserbu warganet yang terprovokasi oleh berita bohong terkait peristiwa di MotoGP Portugal 2021.
Maverick Vinales disebut mengancam akan meninggalkan MotoGP setelah catatan waktunya pada sesi kualifikasi dihapus oleh penyelenggara pertandingan.
Tak ingin emosinya memengaruhi penampilan di lintasan, Vinales pun menutup akun Twitter-nya.
"Jika seseorang ingin mengkritik saya, mereka seharusnya menghapus saya dari akun Twitter," tulis Vinales di kicauan terakhirnya.
"Kalau tidak, saya yang akan menghapus akun karena saya tak punya kebiasaan melakukan itu."
Pembalap asal Spanyol itu lantas menjabarkan alasannya menutup akun pada sesi konferensi MotoGP Spanyol 2021 yang digelar Kamis (29/4/2021).
"Pada dasarnya, itu (Twitter) salah satu aplikasi yang jarang saya pakai. Akhirnya, saya memutuskan untuk menghapusnya," ujar pembalap berjuluk Top Gun.
"Kini, saya fokus pada Instagram dan TikTok. Lagipula, saya tidak menulis kicauan saya di Twitter setiap hari."
Langkah Vinales mendapat dukungan dari para pembalap MotoGP yang pernah mengalami perlakukan yang sama.
Jack Miller (Ducati Lenovo), misalnya. Dia sempat menonaktifkan akun media sosialnya setelah tampil mengecewakan pada dua seri perdana MotoGP 2021 di Qatar.
Tak ketinggalan, Aleix Espargaro (Aprilia) ikut memberikan komentar terkait langkah yang diambil rekan sejawatnya. Menurutnya, apa yang terjadi pada Vinales membuatnya murka.
"Kami melihat banyak kebencian dan Anda (Vinales) tidak perlu berurusan dengan ini," tutur kakak dari Pol Espargaro tersebut.
"Saya kenal Maverick. Dia orang yang sangat baik. Jika menjadi pembalap MotoGP adalah pekerjaannya, dia mencoba melakukan itu sebaik dan secepat mungkin."
"Namun, mengapa dia harus berurusan dengan kebencian seseorang ketika menyelesaikan balapan di urutan ke-12 atau kedua? Saya sangat marah," ujarnya.
Dukungan juga diberikan rekan Vinales di Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo. Ia bahkan mengaku tak lagi membaca komentar pengikutnya karena tidak ingin terbawa emosi.
"Saya mengalami waktu berat di masa lalu. Mudah berkomentar ketika Anda duduk di sofa depan TV saat seseorang mengalami momen yang buruk," tuturnya.
"Tapi saya membayangkan orang-orang usia 40 atau 50 tahun, bisa saja anak mereka yang melakukannya."
"Anda tidak akan suka melihat komentar buruk. Dari pihak saya, lebih baik tidak membaca komentar. Itu sangat membantu," ujarnya memungkasi.
Dengan alasan yang sama, pihak penyelenggara Liga Primer Inggris menyerukan gerakan boikot media sosial akhir pekan ini.
Banyak klub mendukung gerakan ini dan menyetop mengunggah konten mulai Jumat (30/4/2021) sore hingga Senin (3/5/2021) tengah malam.
Ajang balap F1 pun akan melakukan aksi serupa, begitu juga dengan pentas olahraga yang memiliki keprihatinan yang sama.
Hal ini dilakukan untuk memberi pelajaran kepada penggemar yang seringkali melontarkan ujaran kebencian kepada para pemain, termasuk yang berbau SARA dan seksis.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita MotoGP lainnya:
Menakar Peluang Valentino Rossi Membela VR46 di MotoGP 2022
Hasil FP1 MotoGP Spanyol 2021: Brad Binder Tercepat, Marc Marquez Masuk 3 Besar