- Stephan El Shaarawy nyaris kembali ke Liga Italia, Januari lalu.
- Rencananya meninggalkan Shanghai Shenhua sejenak setelah kompetisi di Cina dihentikan, terpaksa batal lantaran merebak wabah virus corona.
- Penyerang keturunan Mesir itu tak mau kehilangan tempat di tim nasional Italia untuk Piala Eropa.
SKOR.id – Rencana Stephan El Shaarawy kembali ke Liga Italia digagalkan oleh meledaknya wabah virus corona. Padahal peluang sudah ada di depan mata, Januari lalu.
Penyerang yang dilego AS Roma ke Shanghai Shenhua itu berharap bisa segera menemukan kesempatan bermain demi merebut kostum tim nasional Italia untuk Piala Eropa.
“Bersama klub, saya mencari solusi karena sejak Januari, mereka mulai menunda kompetisi. Saya tidak mau berhenti karena Piala Eropa di depan mata,” katanya dalam Casa Sky Sport.
Baca Juga: Ada Opsi Liga Vietnam 2020 Diselesaikan Dalam Sebuah Turnamen Terpusat
Stephan El Shaarawy merupakan salah satu pemain yang disukai pelatih Gli Azzurri, Roberto Mancini. Ia tidak mau kehilangan kepercayaan sang juru taktik.
“Timnas adalah prioritas saya, dulu saya dipanggil dan saya tidak mau kehilangan kesempatan, jadi saya ingin bermain," ujarnya.
Mengingat ini adalah petualangan perdananya di mancanegara, penyerang keturunan Mesir-Italia itu mengaku sangat rindu dengan Negeri Piza.
Baca Juga: Federasi Sepak Bola Australia Copot Mayoritas Stafnya karena Covid-19
“Di Roma, saya meninggalkan banyak hal. Saya membangun tidak hanya karier sepak bola, tapi juga banyak hal. Saya merasa seperti di rumah, saya kangen dengan Italia," ujarnya.
Stephan El Shaarawy mengutarakan, "Terima kasih kepada timnas, sehingga saya tidak kehilangan kontak dengan negara saya dan keluarga."
Kendati secara fisik berjauhan, elemen The Flower of Shanghai itu membantu penghentian wabah virus corona di Italia. Ia bekerja dalam tiga tahap.
Mantan attaccante AC Milan tersebut membantu menambah fasilitas di ruang perawatan darurat Rumah Sakit San Paolo.
Bersama Lorenzo Pellegrini dan Radja Nainggolan, El Shaarawy berdonasi untuk kepetingan riset.
Lalu ia dan rekan-rekannya di Shanghai membeli jutaan masker yang dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.