- Tidak hanya sektor budaya, sepak bola juga diharapkan mendapatkan stimulus dari pemerintah.
- Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali, menjelaskan bahwa sepak bola merupakan media paling efektif untuk mengembalikan psikologis dan sosiokultural bangsa pascapandemi.
- Menutu Akmal, stimulus dari pemerintah bisa berupa kemudahan dalam pemeriksaan rapid test sebelum dan sesudah pertandingan berlangsung.
SKOR.id - Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer, berharap pemerintah memberikan stimulus untuk dunia sepak bola di masa new normal.
Pandemi Covid-19 masih sulit diprediksi kapan akan berakhir. Sebab itu perlu langkah-langkah strategis untuk menghidupkan kembali sendi kehidupan berbangsa.
Termasuk di dalamnya sepak bola yang merupakan gambaran umum kehidupan masyarakat Indonesia.
Berita Liga 1 Lainnya: Asa Bek Persiraja Eriyanto Soal Nego Kontrak Saat Liga 1 2020 Lanjut
Dalam sepak bola ada interaksi, kerja sama, persaingan, kegembiraan, bahkan kesedihan yang tertuang dalam pertandingan selama 90 menit.
Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali, menjelaskan bahwa sepak bola merupakan media paling efektif untuk mengembalikan psikologis dan sosiokultural bangsa pascapandemi dalam proses adaptasi menuju new normal.
"Covid-19 merupakan momentum untuk menuju era baru sepak bola Indonesia. Bila sektor budaya mendapatkan stimulus untuk bangkit pascapandemi, sepak bola perlu juga diberikan perhatian," kata Akmal Marhali.
"Karena sepak bola melibatkan banyak sektor. Mulai dari ekonomi, sosial, dan budaya. Dari level makro dan mikro. Dari kalangan berada sampai rakyat jelata," ia menambahkan.
Hal itu diungkapkan Akmal dalam Webinar yang digelar Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dan Program Studi Kajian Wilayah Eropa, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia (SKSG UI), Kamis (11/6/2020).
Seminar virtual yang dimoderatori presenter Tio Nugroho ini juga menghadirkan pembicara antara lain Ketua Umum PSSI, Komjen Pol (Pur) H. Mochammad Iriawan, Duta Besar RI untuk Jerman Dr. Arif Havas Oegroseno, Kasatgas Antimafia Sepak Bola Brigjen. Pol. Hendro Pandowo.
Juga ada Kaprodi Kajian Wilayah Eropa Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI Dr. Henny Saptatia Drajati Nugrahani, Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, dan General Manager Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman.
Lebih lanjut dikatakan Akmal, stimulus dari pemerintah selain dalam bentuk memberlakukan protokoler kesehatan, juga bisa berupa kemudahan dalam pemeriksaan rapid test sebelum dan sesudah pertandingan.
Selain itu juga untuk menggerakkan kehidupan perekonomian di sekitar stadion dengan protokoler kesehatan yang jelas dan tegas.
"Kita akan jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang tentunya akan mendapatkan perhatian masyarakat dunia. Ini bisa jadi momentum untuk pemerintah menunjukkan kepada dunia bahwa sendi kehidupan bangsa bisa pulih setelah dihajar Covid-19," kata Akmal.
Menurut Akmal, new normal sepak bola nasional bukan sekadar hidup kembali setelah "mati suri".
Harus ada perubahan fundamental yang dilakukan utamanya reformasi tata kelola sepak bola nasional agar lebih sehat, kompetitif, berkualitas, profesional, dan bermartabat.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Nasional harus dijadikan pijakan.
Berita Liga 1 Lainnya: Optimistis Liga 1 Bisa Lanjut, Omid Nazari Rindu Atmosfer Kompetisi
"Semua elemen sepak bola harus mengambil hikmah dari Covid-19. Sepak bola Indonesia harus lebih disiplin mulai dari pengurus, pemain, wasit, sampai suporter," ucap Akmal.
"Taat aturan dan tentunya meningkatkan kualitas agar bisa berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. Perlu komitmen bersama bahwa football is our hope, not our job (sepak bola adalah harapan kita, bukan proyek kita)," Akmal memungkasi.