- Rompi GPS kini menjadi atribut wajib tim dan para pemain lintas olahraga.
- Pada awalnya, rompi GPS lebih lazim hanya saat latihan.
- Rompi GPS yang menghimpun kumpulan data bisa mengurangi cedera pemain sekaligus mengangkat potensi pemain.
SKOR.id - Rompi GPS makin lazim di kalangan atlet, termasuk sepak bola. Jika dulu hanya saat latihan, rompi GPS kini juga dipakai saat bertanding.
Sekilas, bentuknya seperti sport bra yang biasa dikenakan perempuan saat berolahraga, termasuk para atlet putri. Namun, rompi GPS lebih dari sekadar perangkat biasa.
Biasanya, rompi GPS atau istilah resminya GPS tracker vest dipakai para pemain ketika latihan di balik kostumnya. Ada kalanya rompi GPS dikenakan di luar kostum.
Yang pasti, rompi GPS harus menempel dengan tubuh secara lekat. Maklum, GPS itu harus termasuk bisa membaca detak jantung pemain.
Sejumlah perusahaan teknologi yang mengembangkan sistem pemantauan (tracking) seperti ini makin menjamur dan kemampuan GPS-nya makin beragam.
Timnas U-19 Indonesia, misalnya, menggunakan rompi GPS yang dikembangkan oleh Australian Institute of Sport (AIS) dan Cooperative Research Centres (CRC).
Olahraga di Australia mulai mengenal rompi GPS ini sejak 2006. GPS itu bisa merekam data pergerakan, jarak tempuh, dan kecepatan pemain.
Sedangkan di Inggris, klub Leicester City menggandeng perusahaan teknologi sport Catapult yang memiliki sistem tracking bernama Movement Profile.
Leicester City fokus menggunakan GPS untuk memitigasi risiko cedera otot pemainnya. Dari pergerakan pemain, Movement Profile bisa mengetahui apakah dia berpotensi cedera atau masih bisa mencapai performa puncak.
"Ini adalah alat lain untuk membantu latihan kami agar bisa dipastikan kegiatan ini tidak sampai kebablasan saat intensitasnya tinggi," ujar Paul Balsom, Head of Performance Innovation Leicester City, kepada The Athletic.
GPS yang menempel dalam rompi pemain akan mengirim data-data ilmiah ke aplikasi dalam ponsel atau komputer.
Movement Profile milik Catapult yang dipakai Leicester City menghasilkan sedikitnya 25 juta unit data individual per pemain dalam tiap sesi latihan. Informasi yang tersedia akan diolah dan dianalisis oleh para ilmuwan olahraga dan staf medis Leicester City.
Hingga 2018, seperti dilansir The Economist, Catapult digunakan oleh lebih dari 100 tim sepak bola di dunia, 19 tim American Football, 18 tim basket --termasuk Golden State Warriors, dan tim olimpik dari 25 negara.
Rompi GPS Makin Lazim dalam Pertandingan
Rompi GPS kini makin lazim dipakai dalam pertandingan. Apalagi divisi Premiership, kasta teratas Liga Inggris, sudah mengizinkan klub untuk menggunakan live data dari rompi GPS dalam pertandingan.
Menurut The Times, tiga perempat klub Liga Inggris kini menggunakan rompi GPS saat bertanding. Para Leeds United terlihat mengenakan rompi GPS di balik kostumnya saat menahan Manchester City 1-1 pada Sabtu (3/10/2020).
Sedangkan Liverpool dan Manchester United adalah dua klub yang paling awal menggunakannya saat bertanding.
Sean O'Connor, salah seorang pendiri STATSports, mengatakan bahwa pemakaian rompi GPS memungkinkan pelatih untuk mengambil keputusan seketika saat bertanding.
"Anda mengharapkan seorang pemain melakukan X, Y, Z dalam latihan dan pertandingan. Ketika dia mulai bergerak di luar kebiasaan, bisa berarti bagus atau jelek," ujar O'Connor kepada Times, Agustus 2020.
"Dalam sesi latihan, misalnya. Jika waktu tersisa 25 menit, ada pemain yang sudah melebihi ekspektasi pelatih, data bisa menunjukkan apakah dia mampu lanjut atau berhenti. Begitu pula dalam pertandingan," katanya.
Sedangkan Leeds United, yang bermain dengan ritme sangat cepat dan terus berlari selama 90 menit, membutuhkan kebugaran serta daya tahan para pemainnya.
Apalagi pelatih Marcelo Bielsa sangat detail dalam analisis persiapan pertandingan. Dengan bantuan GPS, Bielsa dan staf pelatih Leeds punya jutaan data yang bisa digunakan untuk memgambil keputusan.
"Jika Anda pemain Leeds United saat ini, Anda harus terbiasa. Jika tidak, Anda tak mungkin bisa menyesuaikan diri dengan proses yang ada," kata Tom Robinson, ilmuwan sport Leeds United.
Mengurangi Risiko Cedera
Dengan melihat data dari rompi GPS, kapasitas seorang pemain benar-benar terpampang nyata. Apakah si pemain sudah bermanuver hingga 10 km, apakah itu berarti masih bisa terus atau harus berhenti, dan seterusnya.
Atau baru berlatih atau bermain sekitar 15 menit tapi ada yang aneh dengan detak jantungnya.
Selain itu, dengan bantuan rompi GPS, tingkat keseriusan cedera pemain juga bisa dikurangi. Itu sebabnya, Leicester City, punya catatan bagus soal durasi cedera pemain.
Musim lalu, satu pemain Leicester City rata-rata hanya menghabiskan 16 hari untuk perawatan. Itu adalah durasi paling singkat dibanding 19 klub lainnya di kasta teratas Liga Inggris.
Universitas Wollongong dan saintis sport Tim Gabbett pernah melakukan analisis terhadap 53 pemain utama rugby dalam dua musim kompetisi.
Hasil analisis itu dirilis British Journal of Sports Medicine pada 2016. Diketahui, latihan "berlebihan" sepekan sebelumnya akan memicu cedera pemain.
Dalam penelitian berikutnya, mereka menemukan fakta bahwa pemain yang berlatih dua kali lebih keras dalam sepekan dibanding sebelumnya akan berisiko cedera 15 persen. Artinya si pemain punya risiko cedera tiga kali lebih tinggi dari biasanya.
Itu sebabnya, data-data yang dikumpulkan dari rompi GPS itu juga diberikan kepada para pelatih tim nasional. Ini terjadi sebelum Piala Dunia 2018 seperti dilakukan timnas Brasil.
"Jika seorang pemain tiba di timnas dan klub tidak membagi data GPS-nya, pelatih timnas akan kesulitan untuk mengetahui berapa optimal level latihan yang perlu dilakukan," kata Gabbett kepada The Economist, April 2018.
"Jadi, tanpa data GPS, Anda cuma menebak dan justru membuat pemain bakal gagal," ujar Gabbett yang juga menjadi konsultan untuk Barcelona FC.
Menurut pelatih Leicester City, Brendan Rodgers, ada banyak hal yang perlu ditangani dalam latihan, termasuk periode program tertentu.
Atau dalam istilah Gabbett, pemain perlu latihan untuk momen kritis. Mereka harus bugar yang bukan cuma sekadar bisa berlari lebih cepat dan lebih jauh.
Itu sebabnya, menurut Rodgers, perlu ada jembatan antara medis dan sains olahraga.
"Sepak bola punya metodologinya, tapi jelas ada unsur fisik dan fisiologi dalam periode latihan," katanya.
"Kadang Anda tak beruntung karena pemain cedera dalam pertandingan, tapi kami menggunakan sains olahraga untuk memastikan pemain bisa sembuh lebih cepat," ujar Rodgers yang gandrung pada sains olahraga soal manfaat rompi GPS.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Jurgen Klopp: Alisson Becker Mungkin Absen hingga Enam Minggu https://t.co/gzSPZc8DfR— SKOR Indonesia (@skorindonesia) October 5, 2020
Artikel Skorpedia lainnya:
Skorpedia: Peranti Keselamatan yang Dikenakan Pembalap MotoGP