- Selama lima tahun memimpin Persebaya Surabaya, Azrul Ananda telah menghadirkan sejumlah gebrakan yang terbilang visioner.
- Persebaya juga kembali ke kasta tertinggi dan menjelma jadi salah satu kontestan yang bersaing di papan atas selama dipimpin Azrul Ananda.
- Setidaknya terdapat lima hal positif yang "diberikan" Azrul Ananda selama masih menjadi CEO atau Presiden Klub Bajul Ijo, julukan Persebaya.
SKOR.id – Kebersamaan antara Azrul Ananda dengan Persebaya Surabaya yang telah berlangsung lima tahun akhirnya resmi berakhir pada 16 September 2022.
Azrul mengumumkan menanggalkan jabatan Chief Executive Officer (CEO) Persebaya karena merasa bertanggung jawab atas buruknya performa tim di Liga 1 2022-2023.
"Saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai CEO Persebaya,” kata Azrul dalam konferensi pers di Kantor Persebaya, Surabaya, Jumat (16/9/2022).
"Semua tanggung jawab, semua tanggungan-tanggungan dan beban-beban akan kita selesaikan sebaik mungkin. Kita akan menyelesaikan urusan legal sebaik mungkin."
Keputusan itu turut menandai akhir dari serangkaian kisah manis serta berbagai gebrakan yang dilakukan oleh lelaki berusia 45 tahun tersebut.
Sebab, sejak mengakuisisi 70 persen saham PT Persebaya Indonesia melalui PT Jawa Pos Sportainment (JPS) pada 7 Februari 2017, ia telah memberikan angin segar.
Hadirnya Azrul sebagai pemimpin klub memang menandai kebangkitan Persebaya setelah sempat melewati berbagai drama yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Berikut ini Skor.id menyajikan sederet hal positif yang dicatatkan tim berjuluk Bajul Ijo selama berada di bawah kepemimpinan Azrul:
Pelunasan Utang dan Gaji Pemain
Gebrakan pertama yang dilakukan sejak menjabat sebagai Presiden Persebaya ialah melunasi gaji pemain yang sempat tertunggak selama empat tahun.
Tunggakan gaji ini merupakan warisan manajemen lama, yakni tepatnya ketika Persebaya mentas di Indonesia Premier League (IPL) 2013.
Setidaknya, total dana yang dikucurkan Azrul untuk melunasi tunggakan hak sekitar 40 orang yang terdiri dari pelatih, pemain, dan karyawan itu mencapai Rp7,5 miliar.
Dengan pelunasan utang ini, Persebaya yang berada di bawah naungan PT JPS telah resmi menuntaskan "peninggalan" manajemen yang terdahulu.
Juara dan Kembali ke Kasta Tertinggi
Tak butuh waktu lama bagi Azrul untuk mengembalikan marwah Persebaya sebagai salah satu klub sepak bola elite di Indonesia.
Sebab, pada musim pertamanya, Bajul Ijo meraih tiket untuk kembali ke kasta tertinggi Liga 1 seusai menjadi juara Liga 2 2017.
Ketika itu, Persebaya yang dilatih Angel Alfredo Vera sukses melaju ke final dan menumbangkan PSMS Medan dengan skor 3-2 lewat dua kali babak tambahan waktu.
Sepanjang musim, Rendi Irwan dan kolega sukses mengoleksi 16 kemenangan. Tujuh laga lainnya berakhir imbang dan dua sisanya berujung kekalahan.
Punya Apparel Sendiri
Di bawah kepemimpinan Azrul, Persebaya menjadi salah satu klub sepak bola di Indonesia yang memilih untuk menggunakan apparel-nya sendiri.
Sejak peluncuran jersey resmi yang akan digunakan untuk berkompetisi di Liga 2 2017, tim asal Kota Pahlawan ini memang sudah menggunakan AZA sebagai apparel-nya.
Azrul mengatakan, butuh waktu selama berbulan-bulan untuk melakukan eksperimen apparel-nya tersebut hingga akhirnya dirilis secara resmi pada medio September 2017.
"Sebenarnya, banyak yang menawari kami untuk menjadi apparel Persebaya," kata putra dari Dahlan Iskan itu pada medio September 2017, dikutip dari siturs resmi klub.
"Namun, kami tidak ingin bekerja sama dengan pihak lain. Kami ingin explore. Kami ingin yang unik," lelaki jebolan California State University Sacramento ini melanjutkan.
Bersaing di Papan Atas
Sejak promosi dari Liga 2 2017, Persebaya menjadi salah satu kontestan yang paling konsisten untuk bersaing di papan atas klasemen Liga 1.
Pada musim pertamanya kembali ke kasta tertinggi, perjalanan mereka memang sempat terseok-seok karena minimnya persiapan dan pergerakan di bursa transfer.
Sebagai tim promosi, Bajul Ijo hanya ditarget untuk duduk di papan tengah. Namun, secara mengejutkan mereka justru mampu merangsek ke peringkat lima di akhir musim.
Musim keduanya di era Liga 1 bahkan jauh lebih mengejutkan. Mereka jadi runner-up Liga 1 2019 setelah mengumpulkan 14 kemenangan, 12 imbang, dan delapan kekalahan.
Setelah kompetisi sempat mandek karena pandemi Covid-19, kiprah Persebaya di Liga 1 2021-2022 juga tak buruk-buruk amat.
Sebab, tim asuhan Aji Santoso kembali finis di peringkat kelima dengan catatan 18 kali menang, sembilan imbang, dan tujuh kekalahan.
Melahirkan Pemain Muda Hebat
Hal positif lainnya yang dipertahankan Azrul selama memimpin Persebaya ialah konsistensi tim ini dalam mempromosikan pemain-pemain muda.
Pembinaan usia dini Bajul Ijo memang masih berlangsung dengan baik sampai saat ini karena kompetisi internalnya produktif melahirkan pemain-pemain muda berkualitas.
Sebagai informasi, kompetisi internal Persebaya saat ini diikuti oleh 20 klub yang terbagi dalam dua kasta. Sistem yang digunakan ialah kompetisi penuh.
Sehingga, para pemain muda dari klub-klub internal Persebaya sudah terbiasa melewati iklim kompetitif dan atmosfer persaingan yang ketat sejak usia muda.
Selalu ada pemain-pemain muda hebat yang dilahirkan Persebaya, dari era Evan Dimas, Hansamu Yama, Rachmat Irianto, Rizky Ridho, hingga Marselino Ferdinan.
Baca Juga Berita Persebaya Lainnya:
Dituntut Bonek, Aji Santoso Ingatkan Pemain Persebaya agar Tidak Malas
Borussia Dortmund Tur ke Indonesia, Persib dan Persebaya Bakal Jadi Lawan
Kalah Telak dari PSM Makassar, Aji Santoso Ungkap Permasalahan Persebaya