SKOR.id - Kemenangan Real Madrid atas Real Valladolid, 6-0, pada laga Minggu (2/4/2023) malam WIB, tidak hanya membuat Los Merengues mempertahankan pacuan persaingan gelar dengan Barcelona.
Kemenangan tersebut dapat pula menjadi momentum lahirnya trio lini depan Real Madrid yang terjdiri dari Rodrygo Goes, Karim Benzema, dan Vinicius Junior.
Ketiganya memang bukan kali itu saja bermain bersama.
Meski demikian, tidak ada momentum yang lebih tepat untuk menandai potensi terbentuknya trio Rodrygo-Benzema-Vinicius kecuali di laga ini.
Pada pertandingan La Liga tersebut, ketiganya saling terkoneksi yang membuat terciptanya gol-gol Real Madrid ke gawang Real Valladolid.
Dua gol Karim Benzema di pertandingan ini contohnya, tercipta setelah memanfaatkan assist Vinicius Junior pada menit ke-29 dan 32.
Sedangkan gol ketiga Karim Benzema diciptakan pemain asal Prancis tersebut dengan memanfaatkan umpan Rodrygo Goes.
Demikianlah, kemenangan 6-0 ini terjadi karena kerja sama yang apik dari ketiganya. Ini bisa menjadi momentum untuk pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.
Pelatih asal Italia tersebut bisa meneruskan komposisi trio lini depan Real Madrid di laga-laga selanjutnya di La Liga.
Bukan tidak mungkini pula, jika terus tampil dengan performa mengesankan, trio ini akan termasuk dalam kategori trio terkenal yang pernah ada di sepak bola.
Terkait ini pula, Skor.id menampilkan deretan trio terkenal yangn pernah ada dalam sejarah sepak bola. Berikut ini rangkumannya:
Pele-Garincha-Vava
Trio Brasil yaitu Pele, Garincha, dan Vava menjadi trio yang membawa timnas Brasil juara Piala Dunia dua kali beruntun yaitu pada 1958 dan 1962.
Dari tiga pemain ini, duet Pele dan Garincha menjadi pasangan awal Tim Samba. Keduanya melegenda karena kerap bermain bersama. Mereka meraih 28 kemenangan dengan 4 kali imbang.
Duet Pele-Garincha total berhasil mencetak 39 gol di antara mereka. Sedangkan Vava merupakan pelengkap untuk keduanya yang membuat Brasil memiliki trisula maut.
Saat Pele mengalami cedera pada fase penyisihan grup Piala Dunia di Cile, gantian Garrincha dan Vava yang mengambilalih.
Di antara keduanya total mencetak delapan gol dalam tiga pertandingan terakhir turnamen.
Ma-Gi-Ca Napoli
Napoli yang saat ini memimpin klasemen sementara Liga Italia, pernah memiliki trio terkenal.
Trio tersebut adalah (Diego) Maradona, (Bruno) Giordano, dan Careca. Mereka pada periode tersebut dikenal dengan sebutan Ma-Gi-Ca yang merupakan nama lain dari Maradona, Giordano, dan Careca.
Nama itu kemudian disebut menjadi Magic atau keajaiban. Bersama ketiga trio ini, Napoli meraih gelar Liga Italia 1989-1990, Piala Super Italia pada 1990, dan Piala UEFA pada 1988-1989.
Gre-No-Li AC Milan
Pada masanya, AC Milan pernah identik dengan Swedia. Itu karena mereka memiliki trio Swedia yaitu Gunner Gren, Gunnar Nordahl, dan Nils Liedholm yang disebut dengan "Gre-No-Li".
Bersama ketiganya, AC Milan pernah menjadi tim yang sangat kuat di antaranya dengan mememangkan gelar Liga Italia pada 1950-1951 lalu Piala Latin pada 1050-1951.
Di Stefano-Puskas-Gento
Soal trisula maut dalam sejarah sepak bola, tidak sah jika tanpa memasukkan trio legendaris Real Madrid.
Ya, mereka adalah Alfredo Di Stefano, Ferenc Puskas, dan Paco Gento.
Dengan trio ini pula, Real Madrid meraih kejayaan baik di ajang domestik maupun sepak bola Eropa.
Ketiganya memberikan delapan gelar untuk Real Madrid yaitu dua gelar Liga (Piala) Champions, empat gelar Liga Spanyol, satu Piala Raja, dan satu Piala Interkontinental.
Ketiganya memberikan gelar tersebut setelah enam musim bermain bersama (1958-1964).
Total, mereka memainkan 172 pertandingan bersama (171 dengan Real Madrid dan 1 dengan timnas Spanyol).
Dari jumlah laga tersebut, 124 laga di antaranya menang dengan 18 kali imbang dan 30 kali mengalami kekalahan.
Dengan demikian, ketiganya berperan dalam memberikan 72 persen kemenangan bagi Real Madrid pada masanya.
Yang menarik, dari total laga itu pula, hanya 28 pertandingan Real Madrid yang tanpa ditandai gol trio ini (16 persen).
Berapa jumlah gol yang mereka ciptakan untuk Madrid: 339 gol. Persebarannya: 114 gol ditorehkan Di Stefano, 166 gol Ferenc Puskas, dan 59 gol dicetak Paco Gento.
Benzema-Bale-Cristiano Ronaldo
Real Madrid pun pernah memiliki trio lini depan lainnya yang dahsyat. Ya, siapa lagi kalau bukan Karim Benzema, Gareth Bale, dan Cristiano Ronaldo yang kemudian dikenal dengan trio BBC.
Trisula ini mulai terbentuk pada 2013-2014 dengan kehadiran Gareth Bale. Sejak itulah, Real Madrid kemudian membentuk trio lini depan ini yang memberikan begitu banyak gol bagi mereka.
Setelah 293 pertandingan yang mereka mainkan di semua ajang, total Los Blancos mampu mencetak 784 gol dengan rata-rata 2,7 gol per pertandingan.
Ronaldo sendiri telah mencetak 293 gol di semua ajang, sedangkan Karim Benzema di posis kedua dengan 105 gol, dan Gareth Bale dengan 88 gol.
Los blancos memenangkan 71,7% dari laga mereka bersama trio BBC ini. Yaitu meraih 210 kemenangan, 48 imbang, dan 35 kekalahan.
Mereka berhasil mengukir total 13 gelar untuk tim Madrid: empat Liga Champions, tiga Piala Super Ero[a, tiga Piala Dunia Klub, satu Piala Super, satu Copa del Rey dan satu Liga Spanyol.
Messi-Suarez-Neymar
Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar atau MSN, trio Barcelona yang sempat bertahan selama tiga tahun.
Trio Amerika Selatan ini total memainkan 181 laga bersama dengan menorehkan 519 gol atau menghasilkan rata-rata 2,9 gol per pertandingan.
Tentu saja, Lionel Messi yang memimpin trio ini dengan total mencetak 153 gol saat itu, Luis Suarez mencetak 121 gol sedangkan Neymar menorehkan 90 gol ketika ketiganya masih bersama.
Trio MSN ini telah berperan dalam 76,2% kemenangan Barcelona atau meraih 138 kemenangan, 22 imbang, dan 21 kali mengalami kekalahan.
Dengan trio ini, Barcelona menorehkan 10 gelar yaitu Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Klub, dua Liga Spanyol, tiga Piala Raja, dan dua Piala Super Spanyol.
Rivaldo-Ronaldinho-Ronaldo
Triple R. Demikianlah trio ini sempat disebut. Hanya, memang trio ini hanya terjadi pula di timnas.
Adalah pelatih Wanderley Luxemburgo yang menyatukan ketiganya dalam ajang Piala (Copa) America 1999.
Mereka total mencetak 24 gol dalam 17 pertandingan. Hanya sekali "RRR" mencetak gol pada saat yang sama.
Mereka memenangkan semua pertandingan non-persahabatan di mana mereka bermain bersama: tiga di Copa América, lima Piala Dunia, dan satu babak playoff.
Performa terakhir ketiganya terjadi melawan Ekuador, pada 10 September 2003.
Trio Belanda di AC Milan
Frank Rijkaard, Ruud Gullit, dan Marco van Basten membuat AC Milan menjadi tim yang akan selalu dikenang karena kehadiran mereka.
Di bawah asuhan pelatih Milan saat itu, Arrigo Sacchi, AC Milan mendominasi baik di kompetisi lokal maupun internasional.
Trio Belanda ini menjadi sangat dikenal sampai tahun 1991. Bersama ketiga bintang asal Belanda ini, AC Milan meraih begitu banyak gelar seperti Liga Italia tiga kali yaitu 1987-1988, 1991-1992, dan 1992-1993.
Dari ajang Eropa, AC Milan bersama trio Belanda ini pun meraih gelar Liga (Piala) Champions pada 1988-1989 dan 1989-1990.
Trio Jerman Inter Milan
Jika AC Milan memiliki trio Belanda, klub sekota mereka, Inter Milan punya trio Jerman.
Mereka adalah Andreas Brehme, Jurgen Klinsmann, dan Lothar Matthaus. Ketiga trio timnas Jerman ini menjadi kunci sukses Inter Milan meraih gelar Liga Italia.
Hanya, trio ini tidak sesukses trio Belanda AC Milan. Lothar Matthaus berhasil membawa Inter Milan juara Liga Italia 1989-1990 dan juara Piala UEFA 1990-1991.
Jurgen Klinsmann pun sudah lebh dulu pergi dan hanya meraih trofi Piala UEFA itu.
Trio Liverpool
Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino menjadi andalan Liverpool untuk meneror pertahanan tim lawan mereka.
Tak hanya di ajang Liga Inggris, trisula maut The Reds tersebut juga unjuk gigi di kompetisi lain, seperti Liga Champions.
Kecepatan dan naluri mencetak gol mereka membuat lawan yang dihadapi tak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun.
Trisula yang sering disebut sebagai Trio Firmansah itu bermain bersama di Liveprool selama lima musim.
Dalam lima musim kebersamaan mereka, total ketiga pemain tersebut mencetak 338 gol.
Mereka juga membantu Liverpool memenangkan gelar Liga Inggris musim 2019-2020.
Secara total mereka menyumbang enam trofi bergengsi untuk Liverpool.
Namun, kebersamaan mereka kini tinggal sejarah, setelah Sadio Mane hengkang ke Bayern Munchen.
Trio Lainnya
Demikianlah 10 trio paling tenar dalam sejarah sepak bola. Namun, deretan ini hanya sebagian dari sejumlah trio belum dimasukkan dalam tulisan ini.
Beberapa klub besar seperti Manchester United contohnya, pernah memiliki trio Holy Trinity yang terdiri dari George Best, Dennis Law, dan Bobby Charlton.
Bahkan sebelum Liverpool punya trio Mo Salah, Firmino, dan Mane, jauh sebelumnya punya trio Skotlandia yang terdiri dari Alan Hansen (bek), Kenny Dalglish (penyerang), dan Graeme Souness (gelandang).
Di Ajax pada era 1970-an memunculkan gelandang flamboyan yaitu Johan Cruyff, Johnny Rep, dan Piet Keizer.
Di Barcelona ada "Trio Bola Emas" atau Trio Ballon d'Or. Sebutan ini mengacu kepada bahwa pada 2010, ketiganya adalah finalis Ballon d'Or.
Di Barca pula pada masanya dikenal sebagi tim The Dream Team. Namun, dalam Tim Impian itu ada trio Michael Laudrup, Ronald Koeman, dan Hristo Stoichkov.