SKOR.id - Kompetisi J.League memiliki andil besar terhadap kemajuan sepak bola Jepang sejak pertama kali bergulir tiga dekade lalu.
J.League secara resmi dirilis pada 1993, dan sejak saat itu sepak bola Jepang mengalami perkembangan pesat.
Banyak pemain-pemain dari Negeri Sakura merantau di Eropa, yang diawali dengan Kazuyoshi Miura, kemudian muncul Hidetoshi Nakata yang terkenal bersama Perugia dan mengantar AS Roma meraih Scudetto 2001.
Setelah itu ada Shunsuke Nakamura, Shinji Kagawa, Yuto Nagatomo, Keisuke Honda, dan saat ini sederet pemain dari Jepang juga merantau di Benua Biru, sebut saja Takehiro Tomiyasu, Takumi Minamino, Takefusa Kubo, hingga Daizen Maeda.
Tak hanya itu, Timnas Jepang juga berhasil menembus putaran final Piala Dunia tujuh kali berturut-turut sejak peluncuran J.League.
Melihat perkembangan sepak bola Jepang dalam 30 tahun terakhir, Tsuyoshi Shimamura berharap level sepak bola di negaranya terus mengalami peningkatan.
“Sebelum ada J.League, Jepang tidak bisa menang di Asia, tidak bisa menang melawan negara-negara Arab, tapi sejak ada J.League akhirnya di Piala Dunia kemarin bisa mengalahkan Jerman dan Spanyol,” kata mantan pemain Shonan Bellmare, Tsuyoshi Shimamura dalam acara J.League Anniversary Watch Party di Jakarta, Sabtu (13/5/2023).
“Ini adalah kemajuan yang luar biasa selama 30 tahun, semoga J.League semakin ramai, semakin banyak pemain luar datang ke J.League untuk meningkatkan level sepak bola Jepang.”
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Jepang menjadi salah satu negara tujuan tim-tim Eropa untuk mencari bakat muda. Dan itu terbukti dari banyaknya pemain dalam negeri yang berhasil memikat perhatian klub papan atas Benua Biru.
Setelah era Hidetoshi Nakata, nama-nama lain seperti Shunsuke Nakamura, Shinji Kagawa, Yuto Nagatomo, Keisuke Honda juga sempat meramaikan klub Eropa.
Dan saat ini tercatat ada puluhan pemain dari Jepang juga merantau di Benua Biru, di antaranya adalah Takehiro Tomiyasu, Takumi Minamino, Takefusa Kubo, hingga Daizen Maeda.
Tsuyoshi Shimamura menilai pengalaman bermain di level atas sangat bagus untuk kemajuan sepak bola Jepang dan besar harapannya agar tren ini tidak berhenti sampai di sini.
“Sekarang rata-rata pemain J.League sangat bertalenta, semua pemain J.League memiliki keinginan pindah ke liga-liga Eropa dan tim di liga Eropa juga memang mencari pemain bagus ke Jepang,” imbuh pria 37 tahun ini.
“Ini hal bagus, dan tantangannya adalah jangan sampai kehabisan talenta di Liga Jepang dan semoga makin banyak pemain pindah ke liga Eropa dan mereka menjadi pemain penting di liga-liga Eropa.”
Lebih lanjut Shimamura mengakui bahwa kemunculan serial manga Captain Tsubasa turut mendongkrak popularitas sepak bola Jepang. Dia menuturkan bahwa serial manga karya Yoichi Takahashi ini memiliki peran besar memotivasi anak-anak di Jepang.
“Kapten Tsubasa bisa menyebarkan tentang J.League ke banyak generasi termasuk anak-anak melalui anime ini, jadi menurut saya ini sangat positif,” kata pria 37 tahun ini.
Acara J.League Anniversary Watch Party yang diselenggarakan Skor.id dihadiri puluhan penggemar dari berbagai komunitas untuk menyaksikan pertandingan Shonan Bellmare melawan Hokkaido Consadole Sapporo.
Tsuyoshi Shimamura mengaku sangat terkesan dengan antusiasme para penggemar J.League di Tanah Air.
“Ini di luar dugaan, ternyata banyak sekali pecinta J.League dan saya terharu melihatnya dan sejak pertama saya datang ke Indonesia sampai sekarang, sikap teman-teman Indonesia murah senyum, baik sekali, dan ini luar biasa,” tutur Shimamura.
Untuk melihat kembali keseruan J.League 30th Anniversary Watch Party, Sabtu (13/5/2023), bisa menonton dengan mengeklik link ini.
Jangan lupa juga saksikan keseruan nobar pertandingan Kashima Antlers vs Nagoya Grampus di link ini.
Selain itu, Skorer juga bisa menyaksikan pertandingan Kashima Antlers vs Nagoya Grampus dengan komentator bahasa Indonesia pada link di bawah ini:
Link Live Streaming Kashima Antlers vs Nagoya Grampus