SKOR.id - Pak Midun tiba di Jakarta demi Tragedi Kanjuruhan, tiga hari sebelum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 pada 17 Agustus 2023.
Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Pemkot Batu bernama asli Miftahuddin Ramli bersepeda ke Jakarta dari rumahnya demi mencari keadilan dan kejelasan Tragedi Kanjuruhan.
Lelaki 52 tahun ini tak punya sanak keluarga yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Tetapi, Pak Midun "memburu" sesuatu yang buram dari tragedi kemanusiaan dalam sepak bola Indonesia itu.
Cuti dari kantor tempatnya bekerja, Pak Midun memulai aksinya dengan bersepeda per Kamis, 3 Agustus 2023.
Pak Midun memulai bersepeda dari rumahnya di Jalan Darsono Barat, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu. Dia mengendarai sepeda ontel yang dimodifikasi dengan ada tambahan gandengan.
Di gandengan sepeda Pak Midun itu ada benda menyerupai keranda mayat berwarna hitam. Ada sejumlah tulisan pesan moral di keranda itu terkait Tragedi Kanjuruhan.
Tulisan itu antara lain: football without violance dan justice for Kanjuruhan. Ada pula tulisan berupa angka 135, ini jumlah resmi korban Tragedi Kanjuruhan.
Lalu di bawah keranda bagian belakang, ada juga tulisan penolakan renovasi Stadion Kanjuruhan.
Nyaris semua media mainstream di negeri ini menulis aksi Pak Midun. Bahkan, ribuan lebih akun media sosial mengunggah aksi ini.
Namun sampai upacara penurunan bendera Merah Putih pada Kamis (17/8/2023) petang selesai, aksi Pak Midun seperti tak dapat respons dari negara.
Padahal jika dilihat perjalanan Pak Midun dari Kota Batu sampai Komplek Gelora Bung Karno, Senayan di Jakarta Pusat, aksinya "menyulut" solidaritas yang luar biasa.
Bahkan hari pertama perjalanan Pak Midun kala sampai Sidoarjo dan Surabaya, komunitas suporter dua kota itu mengawal dengan sangat luar biasa.
Di Surabaya, Pak Midun masuk dan keluar dari Kota Pahlawan dapat pengawalan ketat Bonek. Begitu pula ketika masuk kota-kota lain di Jawa Timur menuju Jawa Tengah.
Fans Gresik United, Persela Lamongan, dan ordo fans klub setiap kota yang dilewati selalu siap siaga menjaga Pak Midun.
Masuk Jawa Tengah, Pak Midun mulai Rembang sampai Brebes juga dapat pengawalan ketat. Bahkan komunitas Aremania yang ada di setiap kota-kota itu membaur bersama kelompok suporter lokal menjaga perjalanan Pak Midun.
Di Jawa Barat, Pak Midun masuk Cirebon dan sempat mampir ke Stadion Bima lalu bermalam di sana. Kawalan Aremania asal Cirebon plus komunitas fans sepak bola Cirebon juga tetap mengawal.
Semua ini berlaku sampai Pak Midun meninggalkan Jawa Barat saat masuk wilayah Jabodetabek, tepatnya Bekasi dan kemudian sampai Jakarta. The Jak banyak yang menyambut, menjamu, dan mengawalnya.
Artinya, misi Pak Midun mencari kejelasan Tragedi Kanjuruhan ini menunjukkan jika persatuan dari rakyat negeri ini kuat. Itu sama dengan saat para pendahulu bangsa ini perang melawan penjajah.
Kini pada usia kemerdekaan yang ke-78, apakah Tragedi Kanjuruhan yang akan genap setahun pascakejadian tetap buram? Jawabannya tentu dari negara dalam hal ini para penguasa.