- Semen Padang mencanangkan target ke Liga 1 2021 setelah musim ini terdegradasi.
- Salah satu aspek yang ingin diperbaiki Semen Padang untuk kembali ke kasta tertinggi adalah dalam hal pendanaan.
- Semen Padang ingin meniru Bali United yang mengelola klub dengan profesional.
SKOR.id – Degradasi ke Liga 2 2020 membuat Semen Padang FC menegaskan untuk bangkit tahun ini. Setelah mengakhiri Liga 1 2019 di urutan 17 dan harus terdegradasi, Kabau Sirah mencanangkan kebangkitan demi promosi ke Liga 1 2021.
Banyak yang harus dibenahi tim kebanggaan ibu kota Sumatera Barat ini untuk kembali ke Liga 1. Salah satunya, terkait sumber dana. Itu mengapa, manajemen Semen Padang sangat membutuhkan investor.
"Tim butuh pendanaan yang kuat. Apalagi, saat ini bukan zamannya klub sepak bola bergantung pada sumber utama dari perusahaan BUMN," tutur manajer Semen Padang, Hermawan.
Baca Juga: PSS Sleman Resmi Perpanjang Kontrak Dua Pemain
Pernyataan tersebut beralasan. Sebab pada era sekarang, klub profesional harus bisa mencari sponsor dari pihak swasta. Tidak hanya di Indonesia saja, melainkan juga di Eropa seperti Italia, Inggris, Spanyol, dan lainnya. Tak jarang banyak klub di Indonesia yang kini dimiliki konsorsium.
Hermawan mengungkapkan, sejak dua musim lalu manajemen tertatih dalam persoalan dana. Alhasil, mereka harus bekerja keras hingga memutar otak untuk mencari solusinya.
Faktanya, untuk satu musim kompetisi, tim harus memiliki dana mencapai Rp25 miliar hingga Rp30 miliar agar berjalan dapat normal. Dana sebesar itu diperlukan untuk kontrak dan gaji pemain, pelatih, kebutuhan tim, biaya tandang, akomodasi, pesawat, dan lainnya.
Baca Juga: Alfath Fathier Serahkan Masa Depan di Persija kepada Pelatih
Pada saat yang sama, pemasukan Semen Padang dari sponsor relatif kecil. Hermawan membandingkan, salah satu sponsor di Pulau Jawa yaitu perusahaan makanan mampu memberi pemasukan hingga Rp2 miliar agar produknya ada di kostum tim. Sementara, di Semen Padang seluruh sponsor yang ada di kostum kalau ditotal hanya senilai Rp2 miliar.
"Nilai sponsor paling tinggi sekitar Rp750 juta. Meski ramai, merek perusahaan di kostum nilainya kecil," kata Hermawan mengungkapkan.
Baca Juga: Manajemen PSS Sleman Enggan Berpaling dari Seto Nurdiantoro
Menurutnya, keberadaan investor bisa untuk mendanai tim. Hermawan juga berharap, sebagai tim profesional, Semen Padang tidak lagi bergantung pada satu perusahaan.
"Nantinya, kami ingin seperti Bali United yang dikelola profesional. Tidak hanya tim, melainkan juga stadion akan dikelola dengan baik. Ini jadi sorotan mengingat kandang Semen Padang kualitasnya kurang baik,” tutur Hermawan.