SKOR.id - Isu telat gaji menerpa Semen Padang FC yang sedang dalam kondisi tidak baik pada keikutsertaannya di Super League 2025-2026.
Tim berjuluk Kabau Sirah itu berada di posisi dasar klasemen sementara Super League 2025-2026. Namun, kabarnya itu bukan satu-satunya masalah mereka.
Berdasarkan National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia, badan resmi berlisensi FIFA untuk penyelesaian sengketa pemain dan klub di Liga 1, ada persoalan gaji.
Hingga akhir Oktober 2025, Semen Padang belum menuntaskan janji pembayaran kompensasi kepada empat pemain asing musim lalu yakni Kenneth Ngwoke (Nigeria}, Bruno Dybal (Brasil), Jan Carlos Vargas (Panama), dan Ryohei Michibuchi (Jepang).
Saat kasus tersebut masih dijembatani Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI), muncul isu penunggakan gaji lainnya, menyangkut pemain yang masih membela tim.
Salah seorang pemain asing aktif, yang minta namanya tidak disebut, buka suara soal kondisi internal tim kepada Kompas.com.
“Coach tidak bersalah dan tidak harus dipecat sehubungan dengan kekalahan tim di lima pertandingan terakhir. Masalah utamanya adalah manajemen telat bayar gaji dan bonus pemain,” keluhnya pada Kamis (30/10/2025).
Pernyataan itu muncul tak lama setelah Semen Padang secara resmi memecat Eduardo Almeida, yang dianggap gagal mengangkat performa Kabau Sirah di Super League 2025-2026.
Adapun dengan munculnya isu penunggakan gaji terbaru ini, NDRC kemungkinan mengeluarkan putusan sanksi mulai dari denda finansial hingga pengurangan poin di kompetisi berjalan.
Sementara itu pihak manajemen Semen Padang menolak kabar miring soal gaji para pemain tersebut, dan memastikan seluruh hak sudah dibayarkan hingga Oktober 2025.
CEO Semen Padang FC, Hermawan Ardiyanto, menepis isu penunggakan gaji berbulan-bulan yang beredar di media sosial dan menegaskan klib selalu berkomitmen terhadap kesejahteraan pemain dan staf pelatih, meski terkadang terjadi keterlambatan teknis dalam proses administrasi.
“Semua gaji pemain sudah kami bayar, tidak ada tunggakan berbulan-bulan seperti yang dirumorkan. Sesuai arahan penasehat manajemen, kami selalu berupaya agar pembayaran dilakukan tepat waktu,” ucapnya.
“Namun terkadang ada keterlambatan beberapa minggu karena kendala teknis, dan itu hal yang umum di banyak klub,” Hermawan Ardiyanto menambahkan, Jumat (31/10/2025).
Lebih lanjut ia mengelak, keterlambatan tersebut bukan disebabkan masalah keuangan serius, melainkan proses administratif dan penyesuaian jadwal pencairan dana.
Hermawan Ardiyanto menilai, rumor yang berkembang di media sosial terkait keterlambatan pembayaran gaji telah dibesar-besarkan dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di internal klub.




























































































































































































































































































































































































































