- Surliyadin adalah survival tsunami Aceh yang kemudian menjadi pemain IBL.
- Dia bercerita soal kisah pilu yang menimpa keluarganya 18 tahun silam.
- Tragedi tersebut membuatnya menjadi sosok yang lebih kuat.
SKOR.id - Surliyadin merupakan salah satu pemain berpengalaman yang ada di Indonesian Basketball League (IBL). Pebasket berusia 32 tahun ini bukan hanya piawai bermain di 5x5 melainkan juga 3x3.
Sejak musim lalu, eks pemain Prawira Bandung tersebut membela tim yang masih hijau di kancah basket Indonesia, Bali United. Namun tidak banyak yang tahu kalau dulu Surliyadin pernah menjadi survival bencana besar.
Ya, Surliyadin yang berasal dari Aceh, hampir saja menjadi korban tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004. Kejadian 18 tahun lalu bahkan sampai membuatnya kehilangan sang ibunda.
Surliyadin, termasuk ayah dan saudara-saudaranya berhasil selamat dari bencana yang menurut para ahli adalah salah satu yang terbesar di dunia tersebut.
"Waktu tsunami itu terjadi, saya naik ke atas pagar dan pegangan. Semua orang juga naik ke atas pagar dan saat mereka semua naik, datanglah gelombang pertama," ucap Surliyadin yang biasa dipanggil Itun.
Setelah itu gelombang nabrak pagar dan roboh. Saya tenggelam dan semuanya jadi hitam, tidak tahu apa-apa."
Tentu saja situasi pada saat itu begitu memilukan dan mencekam bagi Surliyadin yang masih kecil. Terlebih lagi, kakak pertamanya, Tina Julia sedang mengandung tujuh bulan.
"Kami turun dan saat berjalan di air banjir ada jenazah dan macam-macam. Untuk bertahan hidup, kami ambil makanan dan minuman dalam kemasan yang lewat," kata Surliyadin.
"Ada galon minuman, diambil untuk dijadikan pelampung. Kami melewati segala macam bentuk jenazah," ia menambahkan.
Luka semakin mendalam karena sang ibu hilang. Bahkan sampai sekarang jenazahnya belum ketemu.
Keluarga Surliyadin pun mengasumsikan kalau jenazah sang ibu sudah dimakamkan di pemakaman masal. Oleh karena itu, untuk berziarah, Itun dan keluarganya cukup datang ke pemakaman masal.
"Kami berpikir almarhumah lupa ingatan karena benturan, tetapi memang tidak ada. Kami mencoba ikhlas karena sudah berusaha mencari," tuturnya.
"Jadi, ziarah dan berdoa di kuburan masal saja," Surliyadin menambahkan.
Sebagai seorang manusia, ia sadar bahwa keterpurukan bukanlah tempat untuknya. Rasa trauma perlahan hilang seiurung berjalannya waktu.
Selepas hampir dua dekade berlalu, Surliyadin telah bertransformasi menjadi sosok yang lebih kuat dan tangguh. Dahsyatnya gelombang tsunami Aceh membuat dirinya bertekad bangkit dan akhirnya menjadi pebasket bermental kuat.
Berita Lainnya Surliyadin:
Surliyadin, Tumpuan Timnas 3x3 Indonesia yang Belum Beruntung di Bali United
Surliyadin Bertekad Bawa Bali United ke Play-off IBL 2021