- Safrudin Tahar bergabung dengan PSIS Semarang sejak 2014 saat dilatih Eko Riyadi.
- Meski PSIS sudah gonta-ganti pelatih, performa Safrudin Tahar tetap menyihir pelatih.
- Musim 2019, Safrudin Tahar melakoni 28 pertandingan dengan 2268 menit bermain.
SKOR.id - PSIS Semarang punya beberapa pemain yang begitu setia. Utamanya dalam satu dekade terakhir, ada dua nama yang bisa dikedepankan.
Selain Hari Nur Yulianto, yang bergabung dengan PSIS sejak 2013, ada nama Safrudin Tahar, yang ternyata sudah bersama Maahesa Jenar sejak 2014.
Berita PSIS Lainnya: Alasan Safrudin Tahar Betah Memperkuat PSIS Semarang
Untuk nama terakhir, cukup unik karena tidak berasal dari kawasan Semarang atau Jawa Tengah. Safrudin Tahar adalah pemain kelahiran Ternate, domisili Makassar.
Artinya, bek sayap itu sudah melewati tahun keenam di PSIS. Pemain berusia 26 tahun yang identik dengan nomor punggung 27 ini terbukti mampu bersaing.
Dari musim ke musim, Safrudin Thar hampir selalu menjadi pilihan utama pelatih yang memimpin tim kelahiran 18 Mei 1932 tersebut.
Bersama PSIS dalam Liga 1 2018, yang adalah musim pertama setelah naik kasta, Safrudin tampil sebanyak 26 kali dengan total 2122 menit main.
Begitu pula pada musim 2019, ia mendapat jam terbang dalam 28 pertandingan dengan menit bermain mencapai 2268. Lebih banyak dari musim sebelumnya.
Sedangkan dalam Liga 1 2020, ia sudah sempat bermain dua kali dari tiga laga yang dilakoni PSIS, dengan total 158 menit main. Meengapa Safrudin Tahar betah di PSIS?
“Yang pasti, saya sangat nyaman bermain di sini (PSIS). Suasana kekeluargaannya terjaga baik. Mulai dari pemain baru dan pemain lama begitu menyatu,” kata Safrudin.
Sebagai informasi, Safrudin kali pertama bergabung dengan tim berlambang tugu Semarang ini pada era pelatih Eko Riyadi, yakni pada musim 2014.
Berita PSIS Lainnya: Faktor Keluarga Jadi Alasan Safrudin Tahar Tetap di PSIS Semarang
Meski sudah berganti pelatih beberapa kali, nyatanya performanya tetap stabil. Ternyata, selain rasa nyaman, ada faktor lain yang membuat Tahar tetap ada di PSIS.
“Keluarga menyarankan agar saya tetap bertahan di PSIS, karena kalau harus pindah klub, tentunya butuh proses adaptasi lagi,” ia menjelaskan.