- Tanggal 12 Juli diperingati sebagai Hari Suporter Nasional dan tahun ini adalah perayaan ke-20.
- Hari Suporter Nasional dicetuskan dalam sebuah forum diskusi suporter di kantor Tabloid Bola.
- Menurut Bambang Haryanto, pencetus ide Hari Suporter Nasional, tantangan suporter masih sama.
SKOR.id - Pada 12 Juli 2000, bertempat di Kantor Redaksi Tabloid Bola (sudah tak terbit), sebuah sejarah tercatat. Hari itu jadi awal Hari Suporter Nasional.
Pencetus ide Hari Suporter Nasional ini adalah Bambang Haryanto, seorang penulis buku humor yang kini tinggal di Wonogiri, Jawa Tengah.
Dalam sejumlah catatan, baik di media cetak maupun blog, disebutkan bahwa Bambang mengutarakan usulan hari suporter secara spontan.
Awalnya, penulis buku Komedikus Erektus ini mengajukan nama Hari Suporter Berbuat Baik. Namun, yang akhirnya disepakati adalah Hari Suporter Nasional.
"Saya mengusulkan hari itu sebagai Hari Persahabatan Antar Suporter Indonesia atau Hari Suporter Berbuat Baik," ucap Bambang pada 11 Agustus 2000.
"Tetapi mereka (suporter lainnya) ingin yang lebih luas atau nasional, sehingga disebut sebagai Hari Suporter Nasional," kata Bambang, sebagaimana dimuat Solo Pos.
Yang dimaksud Bambang dengan mereka adalah perwakilan kelompok suporter lainnya yang juga hadir dalam forum suporter yang diinisiasi Tabloid Bola.
Berkat idenya tersebut Bambang lantas tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penggagas Hari Suporter Nasional pada 12 Juli 2000.
Perwakilan suporter yang hadir di Jakarta saat itu di antaranya Sigit Nugroho (BOLA), Mayor Haristanto dan Bambang Haryanto (Pasoepati Solo).
Lantas Panji Kartiko, Ryan Ardhianto, Adie, Agoes Gigi Yulianto, Didit Prayudi, dan Fajar Toto (Pasoepati Jakarta), juga Haryanto (Bonek).
Ada Aly, Arif Irawanto, Ayek, Choirul Anam, Hendyk Kheteck, Ined Arif,Luthfie,M. Noer W, Roji, Rus Sampaiton, Yani dan Yanto (Aremania).
Dari Jakarta ada Faisal "Pa'le" Riza, Ferry Indrasyarief, dan Sumardan (The Jakmania). Juga hadir Agus Rahmat, Eri Herdian, dan Leo Nandang Rukaran (Viking Jabodetabek).
Juga ada Robert Manurung (Kampakmania), dan beberapa perwakilan dari kelompok suporter lainnya, seperti Macz Man dan PKT Bontang.
Kepada Skor.id, Bambang mengatakan, setelah 20 tahun sejak dicetuskan, perjuangan suporter Indonesia masih sama berat dan sulitnya.
Bahkan, salah satu sesepuh Pasoepati, sebutan fan Persis Solo, ini menyebut perjuangan suporter Indonesia seperti dongeng Yunani dalam kisah Sisifus.
"Sisifus yang dikutuk mendorong batu ke puncak gunung, saat tiba di puncak, batu jatuh ke bawah, didorong lagi ke atas. Begitu seterusnya," kata Bambang, Minggu (12/7/2020).
Setelah 20 tahun dicetuskan, kompleksitas dan persoalan suporter Indonesia pun masih sama. Masih ada korban jatuh. Malah kini "pertarungan" beralih ke media sosial.
Karenanya Bambang mengingatkan kepada seluruh suporter sepak bola Indonesia, untuk kembali mengingat cita-cita awal dari deklarasi Hari Suporter Nasional.
"Tema yang saya sebut di awal deklarasi 20 tahun yang lalu, mari kita berbuat kebaikan. Baik bagi diri sendiri dan baik bagi masyarakat," katanya.
"Di era digital, juga terbuka untuk berbuat baik antarsuporter satu kota atau antarkota. Saling berkontak demi kebaikan," Bambang menambahkan.
Bambang yakin, saat media sosial dijadikan alat untuk menebar kebatilan atau keburukan oleh suporter Indonesia, dampaknya akan berbalik.
"Bila pun dipakai untuk hal-hal buruk, suatu saat catatan negatif itu akan berbalik kepada penulisnya. Misalnya saat melamar kerja," kata Bambang Haryanto.
Terlepas dari itu, tantangan dan dinamika suporter Indonesia harus disikapi dengan bijak dan baik. Selamat Hari Suporter Nasional!
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Suporter Lainnya:
Peringati Hari Suporter Nasional, Pasoepati Ngepel Zebra Cross
Suporter Sriwijaya FC Kecewa Palembang Mundur Jadi Tuan Rumah Liga 2 2020
Nildo Victor Juffo Ingin Kembali ke Liga Indonesia, Suporter Alasan Utamanya