Sejarah dan Keindahan Teknik Penalti Panenka yang Menggoda

Irfan Sudrajat

Editor: Irfan Sudrajat

Legenda Rep.Ceko, Antonin Panenka, (Hendy AS/Skor.id).
Legenda Rep.Ceko, Antonin Panenka, yang mencetak gol unik dalam penalti (Hendy AS/Skor.id).

SKOR.id - Dani Carvajal menjadi pemain terakhir yang mencetak gol penalti Panenka. Momen tersebut terjadi dalam final UEFA Nations League 2022-2023, Senin (19/6/2023) dini hari WIB,.

Penalti Dani Carvajal salah satu yang membuat timnas Spanyol tampil sebagai juara, dengan kemenangan 5-4 dalam adu penalti lawan Kroasia di Stadion De Kuip.

Dani Carvajal, bek kanan Real Madrid dan timnas Spanyol, tergolong nekat mencetak gol dengan cara tersebut. Dalam tekanan yang besar dan dalam situasi krusial, dia dengan tenang menggunakan tendangan teknik Panenka.

Apakah Penalti Panenka?

Penalti Panenka adalah teknik menembak penalti dengan cara mencungkil bola yang memberikan efek melambuang dan diarahkan ke tengah gawang.

Karena cara tembakan dengan efek melambung itu pula, Penalti Panenka harus dilakukan (ditendang) dengan cara yang pelan tapi tetap bertenaga.

Ketika bola melambung di udara, arah bola tersebut akan menukik (menurun) membentuk curva. Cara ini yang kemudian membuat penjaga gawang (kiper) lawan tertipu.

Kiper biasanya akan bergerak ke sisi kanan atau kiri sebuah gerakan yang memang biasa dilakukan penjaga gawang setiap kali menghadapi penalti.

Jadi, Penalti Panenka bukan tendangan penalti seperti kebanyakan seperti tendangan yang keras, atau tembakan dengan arah bola mendatar, tembakan ke sisi atas dalam gawang.

Seorang pemain yang berhasil melakukan Penalti Panenka akan mendapatkan pujian karena melakukan sesuatu (penalti) dengan cara yang tidak pernah diduga-duga. Bahkan, pemain tersebut bisa dikatakan nekat.

Kalau saja penalti itu gagal menjadi gol, seperti bola malah melambung melewati mistar gawang atau terbaca oleh kiper, tentu akan menjadi momen yang boleh jadi memalukan.

Legenda sepak bola Brasil, Pele, pernah memberikan pernyataan tentang Penalti Panenka: "Siapapun yang melakukan penalti seperti itu (Penalti Panenka) pastilah dia antara seorang yang genius atau orang gila".

Sejarah Penalti Panenka

Final Piala Eropa 1976 yang terjadi pada 20 Juni 1976 merupakan waktu "lahirnya" momen Penalti Panenka.

Ketika itu, laga final mempertemukan Cekoslowakia vs Jerman Barat di Stadion Red Star, Belgrade.

Pertandingan berakhir 2-2 di waktu normal hingga dilakukan perpanjangan waktu (extra time). Kedudukan tidak berubah hingga akhirnya laga harus ditentukan lewat adu penalti.

Dalam adu penalti, penembak keempat timnas Cekoslowakia, Ladislav Jurkemik, berhasil membuat skor 4-3.

Penembak timnas Jerman Barat kemudian mendapat gilirannya sebagai penembak keempat. Eksekutor itu adalah Uli Hoeness.

Uli Hoeness gagal menjalankan tugasnya. Saat itulah, timnas Cekoslowakia menyandarkan harapannya kepada penembak kelima mereka.

Penembak kelima mereka itu adalah Anontin Panenka. Dan, di momen itulah, Antonin Panenka memperlihatkan aksi yang tidak terduga.

Dia berlari namun kemudian ternyata tidak menembak bola itu dengan keras melainkan melambungkannya.

Kiper timnas Jerman ketika itu, Sepp Meier adalah korban dari teknik Penalti Panenka. Dia bergerak ke kiri sedangkan bola bergerak melambung lurus masuk ke gawangnya dengan cara yang pelan.

Andai saja ketika itu Sepp Meier tetap berdiri di posisi asalnya, tentu dia bisa dengan sangat muda menangkap bola pelan yang melambung tersebut.

Namun, inilah yang terjadi, sebuah drama penalti yang membuat timnas Ceko tampil sebagai juara.

Momen yang kemudian diingat sebagai lahirnya Penalti Panenka. Dalam sepak bola ketika itu di ajang-ajang besar, belum pernah ada sebelumnya yang pernah mencetak gol penalti dengan cara demikian.

Antonin Panenka adalah yang pertama dan karena itulah kemudian penalti tersebut disebut dengan Penalti Panenka.

Dari Totti, Zidane, Pirlo, hingga Benzema

Seperti kata Pele, mereka yang melakukan teknik Panenka dalam penalti tentulah pemain yang genius atau pemain itu memang "gila".

Penalti Panenka yang tercipta di final Piala Eropa 1976 tersebut faktanya menginspirasi sebagian besar pemain bintang.

Mereka tergoda untuk menjajal teknik tersebut. Entah apa yang membuat mereka tiba-tiba memutuskan menendang penalti dengan cara teknik Panenka.

Bukan ingin memberikan sensasi, melainkan karena tentu sebagai teknik yang bertujuan mencetak gol.

Cara Panenka, seringkali dilupakan oleh kiper namun akan selalu ada menjadi pilihan bagi para eksekutor.

Faktanya, mereka yang melakukan tendangan Penalti Panenka memang tergolong pemain yang "genius" atau pemain yang tidak biasa.

Francesco Totti pernah mencetak gol dengan cara Penalti Panenka pada 29 Juni 2000 dalam ajang semifinal Piala Eropa 2000 saat Italia mengalahkan Belanda, 3-1.

Lalu ada Andrea Pirlo yang juga untuk timnas Italia mencetak gol dengan penalti Panenka dalam laga perempat final Piala Eropa 2012 lawan Inggris.

Zinedine Zidane pernah membuat publik dunia kagum saat mencetak penalti itu di fase final Piala Dunia 2006. Dia mengelabui kiper timnas Italia, Gianluigi Buffon.

Bayangkan, dalam ajang fase final dengan tekanan yang tinggi, Zinedine Zidane masih bisa "bermain-main" dengan seni tendangan Panenka.

Sejumlah pemain lain yang pernah melakukannya adalah Alexis Sanchez, Sebastian Abreu, Sergio Ramos, Rudi Voller, Thierry Henry, Paolo Di Canio, Lionel Messi, bahkan Cristiano Ronaldo.

Lalu ada nama Omar Abdulrahman yang melakukannya untuk timnas Uni Emrat Arab di Piala Asia 2015 lawan Jepang.

Sedangkan pemain terakhir yang melakukannya di sebuah ajang resmi dan besar adalah Karim Benzema di semifinal Liga Champions.

Tepatnya pada 26 April 2022 lalu yang membuat Real Madrd menang 4-3 atas Manchester City dan lolos hingga ke final hingga akhirnya Real Madrid tampil sebagai juara.

Apa reaksi fans City terkait aksi Karim Benzema saat itu? Fans City berdiri bertepuk tangan memberikan pujian kepada Karim Benzema.

Cara Melakukan Teknik Penalti Panenka

1. Seorang eksekutor harus yakin dengan apa yang akan dilakukannya. Pemain tersebut harus tenang, rileks, dan memiliki mental yang kuat.

2. Seperti penembak penalti, seorang eksekutor biasanya mengarahkan pandangannya ke sebuah sisi atau sudut gawang. Ini trik seolah-olah dirinya akan mengarahkan bola ke arah tersebut.

3. Pemain mengambil jarak, belari dengan kecepatan yang biasa, tapi kemudian dengan tiba-tiba menurunkan kecepatan.

4. Ketika itulah, tendang bola dengan ujung kaki sehingga membuat arah bola melambung dengan kekuatan yang pelan. Arahkan bola ke tengah. Setelah itu, lihat hasilnya.

Itulah tendangan Penalti Panenka yang sederhana. Namun, dengan cara yang sederhana itu pula, menyimpan keindahan serta kejutan. Dan, itu adalah teknik Penalti Panenka.

Source: Skor.idfifa.com

RELATED STORIES

Spanyol Juara UEFA Nations League 2022-2023

Spanyol Juara UEFA Nations League 2022-2023

Unai Simon dan Dani Carvajal tampil luar biasa dalam drama adu penalti yang membuat Spanyol menang 5-4 atas Kroasia.

7 Fakta Final UEFA Nations League, Kroasia vs Spanyol

7 Fakta Final UEFA Nations League, Kroasia vs Spanyol

Berikut ini 7 fakta pertandingan final UEFA Nations League 2022-2023 yang mempertemukan antara Kroasia vs Spanyol.

Rebut Gelar UEFA Nations League, Pelatih Spanyol Terkejut

Pelatih Spanyol, Luis de la Fuente, terkejut setelah memenangi gelar UEFA Nations League melalui adu penalti melawan Kroasia.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Valentino Rossi (1), Jorge Lorenzo (2), Marc Marquez (3), Maverick Vinales (4), dan Jorge Martin (5), semua terinspirasi karakter superhero dalam film. (M. Yusuf/Skor.id)

SKOR SPECIAL

Mengapa Banyak Bintang MotoGP Terinspirasi Karakter Superhero Film

Mulai Valentino Rossi hingga Jorge Martin, sejumlah pembalap MotoGP terinspirasi karakter-karakter pahlawan super dari komik atau film untuk merayakan kemenangan.

Tri Cahyo Nugroho | 22 Nov, 18:44

Warna dasar hitam dipilih oleh Starcow Paris dan Kappa untuk koleksi jersey yang baru saja mereka rilis. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Kerja Sama Starcow Paris dan Kappa untuk Jersey Kolaboratif

Starcow Paris dan Kappa merilis koleksi model jersey dalam jumlah terbatas.

Tri Cahyo Nugroho | 22 Nov, 16:56

Aktris Sydney Sweeney menghabiskan satu hari di lintasan balap bersama juara NASCAR Cup Series 2023 Ryan Blaney. (Dede S. Mauladi/Skor.id)

Culture

Sydney Sweeney Sulit Lupakan Sensasi di Atas Mobil NASCAR

Aktris seksi Hollywood Sydney Sweeney terkesan dengan kehidupan cepat di lintasan balap mobil NASCAR.

Tri Cahyo Nugroho | 22 Nov, 16:45

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir melakukan pertemuan dengan kiper Inter Milan, Emil Audero, 13 April 2024. (Foto: Instagram Erick Thohir/Grafis: Yusuf/Skor.id).

National

Erick Thohir Ungkap Kans Naturalisasi Emil Audero

Erick Thohir mengakui sudah lebih dari satu kali bertemu dengan Emil Audero.

Sumargo Pangestu | 22 Nov, 16:29

Liga 1

Prediksi dan Link Live Streaming Barito Putera vs Persita Tangerang di Liga 1 2024-2025

Pertandingan Barito Putera vs Persita Tangerang akan digelar di Stadion Sultan Agung, Bantul pada Sabtu (23/11/2024).

Sumargo Pangestu | 22 Nov, 16:21

Jonatan Christie, pebulu tangkis Indonesia

Badminton

China Masters 2024: Indonesia Sisakan Jonatan Christie dan Sabar/Reza di Semifinal

Jonatan Christie dan Sabar/Reza jaga asa Indonesia merebut gelar dari China Masters 2024 usai keduanya berhasil melangkah ke semifinal.

Arin Nabila | 22 Nov, 15:55

PMGC 2024 (PUBG Mobile)

Esports

PMGC 2024: Klasemen Akhir Survival Stage, Dua Tim Indonesia ke Last Chance

Voin Donkey dan Bigetron Knights akan memperebutkan enam tiket tersisa menuju ke Grand Final PMGC 2024.

Gangga Basudewa | 22 Nov, 15:46

Mike Tyson akan membintangi film superhero unik Bunny-Man yang dibuat di Italia. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Other Sports

Sylvester Stallone Sebut Mike Tyson Layak Diganjar Piala Oscar Usai Kalah dari Jake Paul

Aktor pemeran Rocky Balboa, Sylvester Stallone, menilai Mike Tyson menahan diri saat duel lawan Jake Paul di atas ring tinju.

I Gede Ardy Estrada | 22 Nov, 15:13

Kompetisi futsal kasta tertinggi di Indonesia untuk kategori putra, Pro Futsal League 2024-2025. (Yusuf/Skor.id)

Futsal

Update Bursa Transfer Pro Futsal League 2024-2025 Periode Awal Musim

Pergerakan masuk dan keluarnya pemain dari 12 tim peserta Pro Futsal League 2024-2025 yang terus diperbaharui.

Taufani Rahmanda | 22 Nov, 14:31

CEO PT Mitra Kreasi Garmen selaku pemilik merek Mills, Ahau (putih) bersama Pemilik klub asal Belgia FCV Dender, Sihar Sitorus, meresmikan kerja sama kedua pihak, November 2024. (Foto: Mills/Grafis: Yusuf/Skor.id)

National

Kontrak Dua Musim, Mills Jadi Apparel Resmi Klub Ragnar Oratmangoen FCV Dender

Kerja sama Mills dengan FCV Dender berkat koneksi Indonesia dan ingin memperkenalkan Indonesia di mata dunia.

Nizar Galang | 22 Nov, 14:26

Load More Articles