- Brasil mengumumkan akan memberikan gaji yang sama kepada timnas sepak bola putra dan putri.
- Langkah ini menjadi yang terbesar di antara negara-negara besar.
- Kebijakan ini menjadi bukti adanya kesetaraan gender setelah industri sepak bola selalu dilihat dalam perspektif kapitalis.
SKOR.id - Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) telah menyetujui kebijakan untuk memberi gaji setara kepada pemain timnas putri dan putra.
Penyetaraan yang dimaksud adalah pembayaran gaji harian dan proporsi pembagian uang hadiah Piala Dunia FIFA yang sama.
Dikutip dari BBC, Presiden CBF Rogerio Caboclo mengatakan kebijakan baru ini telah diberlakukan sejak Maret 2020.
Sebenarnya, timnas putri Brasil harus bertanding sejak Maret di Olimpiade Tokyo 2020, namun karena pandemi COVID-19, Olimpiade ditunda hingga musim panas 2021.
Kebijakan ini jelas meruntuhkan ketimpangan gender yang masih tampak jelas dalam industri olahraga.
Manajer timnas putri Brasil, Pia Sundhage, memberikan komentar tentang perubahan kebijakan tersebut.
"Ini bersejarah. Terasa sangat istimewa bisa menjadi bagian dari kebijakan ini, saya sangat berterima kasih," kata Sundhage.
Selain itu, liga profesional Brasil juga dilaporkan telah memberikan hadiah uang yang setara untuk putri dan putra sejak 2019.
Isu mengemuka sejak kasus timnas putri Amerika Serikat
Isu penyetaraan gaji sebenarnya muncul dari Timnas Amerika Serikat. Megan Rapinoe dan kawan-kawan menuntut gaji setara dengan timnas pria setelah menjuarai Piala Dunia Putri 2019.
Namun, tawaran penyetaraan gaji ini malah membawa perseteruan antara timnas putri dengan federasi sepak bola Amerika Serikat membawa kedua pihak menuju pengadilan.
Akan tetapi, dikutip dari Reuters, usaha timnas putri tak menemui hasil yang memuaskan karena timnas wanita disebut telah "dibayar lebih" dari timnas pria Amerika Serikat.
Kesetaraan gender vs kapitalisme
Masalah gender memang mengakar di industri olahraga dunia, baik dari kacamata sejarah maupun ekonomi.
Pada 150 tahun yang lalu, perempuan cukup jauh dari dunia olahraga. Tahun 1800, pada era Victoria, ketika sudah ada liga profesional, institusi olahraga, biro keolahragaan, namun perempuan masih jauh dari dunia olahraga. Tahun 1890an - awal 1900 an, mulai muncul perempuan di dunia olahraga.
Dalam perkembangannya, kesetaraan gender tak langsung muncul dengan masuknya peran putri di dunia olahraga. Tahun 1920 saat kompetisi profesional olahraga putri berkembang, namun wanita dipandang masih dalam level "hiburan."
Muncul istilah porcelain doll feminity dalam sisi olahraga dan gender. Munculnya atlet-selebriti seperti Getrude Ederle dan Mildred Didrikson namun banyak dilihat dalam aspek kecantikan dan fashion.
Pada era modern, masalah gender tersebut bergeser menjadi lebih berat ke masalah ekonomi.
Tak hanya sepak bola, olahraga-olahraga yang juga menjadi sorotan seperti basket, tenis, golf juga mendapat masalah yang sama: pembayaran.
Dalam industri olahraga modern, sudut pandang kapitalisme memang menentukan. Iklan dan elemen pendapatan lainnya membuat ketimpangan makin tampak. Salah satunya bagaimana tingginya gaji LeBron James atau Neymar secara profesional di bandingkan atlet putri.
Penyetaraan gaji timnas putri Brasil bisa menjadi batu pijakan awal dari penyetaraan hak-hak dasar atlet lintas olahraga.
kuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
7 Transfer Lini Pertahanan Terbaik Sepanjang 2000-2020https://t.co/YGg8D5cQqP— SKOR Indonesia (@skorindonesia) September 2, 2020
Berita Sepak Bola Dunia Lainnya:
Timnas Spanyol menuju UEFA Nations League: Kabar dan Persiapan
Ada Peran Pep Guardiola dalam Pemanggilan Phil Foden ke Timnas Inggris