- Petenis Cile, Nicolas Jerry, mendapat hukuman berupa larangan berkompetisi karena terindikasi menggunakan doping.
- ITF menyebut sampel urin Nicolas Jarry yang diambil kala Piala Davis 2019 mengandung dua zat terlarang.
- Nicolas Jarry menduga zat terlarang itu bisa masuk ke tubuhnya lewat asupan multivitamin yang dikonsumsi.
SKOR.id - Nasib malang didapat petenis Cile, Nicolas Jarry, yang mendapat hukuman larangan bertanding dari Federasi Tenis Internasional (ITF). Sanksi diberikan setelah ditemukan zat kategori doping dalam sampel urin sang atlet.
Sampel urin Nicolas Jarry yang diambil saat mengikuti Piala Davis 2019 terindikasi mengandung zat ligandrol dan steroid stanozolol.
Meski begitu, Nicolas Jarry membantah keras tudingan yang menyebut dirinya telah berbuat curang dan sengaja mengonsumsi doping.
Nicolas Jarry menduga zat terlarang itu bisa masuk ke dalam tubuhnya lewat multivitamin dari Brasil yang direkomendasikan oleh seorang dokter.
Baca Juga: Kualifikasi Australian Open 2020 Ditunda karena Kabut Asap dan Hujan Deras
Petenis tunggal putra peringkat 78 ATP ini mengklaim bahwa multivitamin itu sudah dinyatakan aman dari segala zat terlarang. Namun mungkin menimbulkan efek kontaminasi silang.
Jarry juga menjelaskan bahwa dirinya menjalani dua kali tes urin selama tampil dalam ajang Piala Davis di Madrid, Spanyol, November 2019.
Sampel urin pertama dinyatakan bersih sementara yang kedua terdapat zat doping, yang menurut Jarry, dalam jumlah sangat kecil sehingga tak memengaruhi performa seorang atlet.
Merasa tidak bersalah, Jarry bersama tim hukumnya mengaku akan bersikap kooperatif kepada ITF demi mengungkap fakta sesungguhnya dan kembali mendapat haknya.
"Saya bersama tim hukum akan bekerja sangat keras untuk membuktikan bahwa saya tak bersalah. Maka dari itu saya siap bersikap kooperatif dengan ITF," tulis Jarry dalam klarifikasi yang diunggah pada akun Instagram pribadinya.
Baca Juga: Kualitas Udara Buruk, Dalila Jakupovic Mundur dari Kualifikasi Australia Open 2020
Dalam unggahan tersebut, laki-laki 24 tahun ini juga meminta agar kasus yang sedang dialaminya bisa menjadi bahan pembelajaran petenis muda.
"Selain ingin membuktikan diri tidak bersalah, saya juga ingin kasus ini bisa menjadi pembelajaran bagi atlet muda. Sehingga kasus serupa tak terulang kembali di masa depan," kata Nicolas Jarry memungkasi.