- Chelsea merekrut Hakim Ziyech dari Ajax Amsterdam pada Februari lalu.
- Hakim Ziyech dibeli Chelsea dengan mulus tanpa ada persaingan dari klub-klub rival yang biasanya mewarnai bursa transfer.
- Pemain 27 tahun ini dipercaya akan menjadi jenderal lapangan Chelsea.
SKOR.id - Chelsea merekrut gelandang Hakim Ziyech dari Ajax Amsterdam dengan harga total 44 juta euro atau sekitar Rp756 miliar.
Kepastian perekrutan Ziyech diumumkan pada Februari lalu dan pemain asal Maroko ini bakal bergabung dengan Chelsea pada musim panas nanti.
Perekrutan Ziyech dilakukan Chelsea dengan mulus, tanpa ada persaingan berarti dari para rival. The Blues mengontak Ajax sebelum hari Natal 2019 atau sesaat sebelum bursa transfer musim dingin dibuka pada Januari 2020.
Baca Juga: Rombak Bek Kiri, Chelsea Siapkan Rp500 Miliar untuk Gaet Ben Chillwell
Namun, keinginan Chelsea ditolak Ajax. Maklum, klub Liga Belanda itu masih membutuhkan tenaga Ziyech untuk menjuarai kompetisi domestik musim ini.
Alhasil masa bursa transfer musim dingin berlalu tanpa ada perkembangan berarti. Namun, Chelsea kembali mengontak Ajax pada Februari atau setelah bursa transfer ditutup.
Kali ini Ajax menyambut positif tawaran Chelsea. Kedua klub pun langsung mengumumkan kesepakatan harga transfer hingga 44 juta euro untuk Ziyech.
Meski baru mengontak Ajax pada Desember 2019, Chelsea dipercaya sudah memantau Ziyech selama tiga tahun.
Bahkan andai tak ada larangan dua kali bursa transfer dari FIFA, Chelsea siap membelinya pada musim panas 2019. Ketika itu, harga Ziyech masih 30 juta euro.
Saat itu, hanya Sevilla yang menyatakan tertarik merekrut Ziyech. Namun, Ziyech menyatakan belum ingin pindah dari Ajax pada musim panas 2019.
Ziyech sebenarnya sudah dipantau sejumlah klub elite Eropa untuk beberapa waktu. Namun, seluruh klub itu tak cukup yakin dengan keahlian Ziyech sebagai gelandang menyerang.
Hasil analisis teknis para pemandu bakat klub-klub itu menyatakan, Ziyech mudah kehilangan bola di area berbahaya atau sering sembrono melepas tembakan dari jarak jauh.
Para pemandu bakat juga meragukan ketangguhan fisiknya, terutama untuk bermain di kompetisi yang cukup ketat seperti Liga Inggris.
Ada pula analisis yang menyebut mental Ziyech tak stabil, seperti kebanyakan pemain muda yang dibeli dari Liga belanda.
Namun Chelsea melihatnya berbeda. Apalagi pelatih Chelsea, Frank Lampard, mendapat masukan dari para koleganya di Ajax.
Ajax menyampaikan terkesan pada kemampuan Ziyech dalam beradaptasi dengan dua sistem permainan berbeda.
Analis Michael Cox mengatakan Ziyech bisa bermain sebagai nomor 8 atau gelandang box to box, nomor 10 atau sebagai second striker, dan bahkan bermain sebagai sayap kanan.
Ajax juga menyebut Ziyech piawai menyerap instruksi dari pelatih.
Dalam 18 bulan terakhir, penilaian klub-klub terhadap Ziyech berubah. Itu terutama berkat penampilannya di Liga Champions musim lalu.
Pada Liga Champions 2018-2019, Ziyech menjadi aktor utama Ajax untuk menyisihkan Real Madrid, Juventus, dan hampir saja Tottenham Hotspur pada semifinal.
Sementara pada musim ini, Ziyech juga mengesankan Chelsea saat Ajax menahan 4-4 di Stadion Stamford Bridge, London, November 2019.
Dalam laga di kandang Chelsea itu, Ziyech menyumbang dua assist dan satu gol lewat tendangan bebas dari sudut mustahil yang tak kuasa dihentikan kiper Kepa Arrizabalaga.
Para pemandu bakat dari sejumlah klub elite Eropa hadir langsung di tribune stadion Chelsea.
Mereka menyimpuilkan pemain Maroko ini memiliki kombinasi kualitas teknik, mampu mengenali ruang untuk menyerang yang tidak dilihat pemain lain dan kemudian mengeksploitasinya.
Ziyech juga dinilai pekerja keras. Dari laga di Stamford Bridge itu, Chelsea memutuskan Ziyech harus dikejar.
Sementara klub-klub lain harus rela terlambat karena Chelsea sudah selangkah di depan. Pada akhirnya mereka menilai keberhasilan Chelsea merekrut Ziyech adalah sebuah kejutan di Eropa.
Apalagi klub Inggris dikenal buruk dalam perencanaan transfer dan lebih sering reaktif.
Ziyech pun akan hadir di Liga Inggris dengan status ganda sebagai bintang Ajax dan pemain terbaik Liga Belanda.
Ia mengikuti jejak pendahulunya di Ajax, Luis Suarez yang pindah ke Liverpool pada 2011 dan Christian Eriksen ke Tottenham Hotspur pada 2013.
Keberhasilan Chelsea juga mendapat acungan jempol karena merekrut Ziyech dalam level yang sudah matang.
Ziyech akan meninggalkan Ajax dengan usia yang lebih tua dari kebanyakan bintang Liga Belanda saat pindah ke liga yang lebih baik.
Ziyech juga menjadi pemain "tertua" yang pernah dibidik Chelsea sejak 2012. Namun, harganya cukup masuk akal dibandingkan sejumlah pemain alternatif yang dibidik Chelsea.
Misalnya Wilfred Zaha yang dibanderol 80 juta pounds oleh Crystal Palace pada Januari. Atau Jadon Sancho, remaja Inggris di Borussia Dortmund yang berharga jauh lebih mahal.
Ziyech akan menjadi pemain pertama yang dibeli Chelsea dalam satu tahun terakhir. Dia akan menjadi penyeimbang lini tengah Chelsea yang akan dihuni banyak pemain jebolan akademi Chelsea.
Baca Juga: Hamka Hamzah Lelang Baju Legenda Chelsea FC
Mantan pemain Belanda yang pernah membela Everton, John Heitinga, yakin Ziyech bisa mengemban tugas berat itu.
"Dia bisa jadi pembeda dengan visi dan gaya bermainnya," kata Heitinga yang juga pelatih tim U-19 Ajax.
Heitinga menunjukkan perbedaan Ziyech sekarang dengan saat baru direkrut Ajax dari FC Twente pada 2014.
"Dia sekarang bagus dalam pergerakan tanpa bola. Dulu dia cuma bagus saat menguasai bola."