- PSSI mengontrak pelatih asal Italia, Romano Matte, karena sepak bola Negeri Pizza sedang mendunia.
- Tugas pertama yang diberikan PSSI kepada Romano Matte adalah timnas U-19 lantas timnas Indonesia.
- Debut Romano Matte bersama timnas Indonesia tercipta pada 8 November 1995 di Beijing, China.
SKOR.id - Sepak bola Indonesia sedang dijangkiti demam sepak bola Italia pada era 1990-an. Seakan ikut arus, PSSI pun mendatangkan pelatih asal Italia.
Pada 1993, PSSI merekrut Romano Matte, lelaki asal Italia berusia 62 tahun. Tugas utamanya adalah mengawal timnas U-19 untuk Piala Asia U-19 1994.
Pasalnya, pada 1994 Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Asia U-19. Kedatangan Matte diharapkan bisa mengangkat harkat sepak bola Indonesia.
Dalam blog Arief Natakusumah, disebutkan Matte dibayar Rp17 juta oleh PSSI dalam setiap bulannya. Ini angka murah untuk ukuran tanggu jawab yang begitu besar.
Sayangnya, sentuhan Matte dalam timnas U-19 tak memuaskan. Dalam Piala Asia U-19 1994, Indonesia manjadi peringkat ketiga Grup A dan tak lolos ke semifinal.
Meski gagal, Matte dipromosikan menangani timnas Indonesia pada 1995, menggantikan Ivan Toplak. Ini dilakukan PSSI karena Matte adalah bagian dari proyek ambisius.
Ya, Matte adalah sosok yang mendampingi Indonesia Primavera di Italia. Sebelum itu, lelaki bersuara menggelegar ini merupakan Direktur Teknik Sampdoria.
Adapun debut Matte bersama timnas Indonesia tercipat pada 8 November 1995. Itu terjadi dalam laga uji coba di Beijing, China, melawan timnas U-23 China.
Pertandingan ini menjadi bagian persiapan timnas Indonesia yang akan tampil dalam SEA Games 1995 di Chiang Mai, Thailand.
Ini pertandingan internasional pertama timnas Indonesia bersama Matte setelah sebelumnya hanya melakoni laga uji coba dalam pemusatan latihan di Gresik.
Hasilnya, timnas Indonesia menyerah dengan skor 2-3 dari China U-23. Dua gol timnas Indonesia dilesakkan Widodo C Putro dan Buyung Ismu.
Rupanya, kegagalan Matte bersama timnas U-19 berlanjut saat menangani timnas Indonesia. Dalam SEA Games 1995, Indonesia tak bisa berbicara banyak.
Timnas Indonesi tak lolos babak grup. Saat itu Indonesia berada di Grup A bersama tuan rumah Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja.
Dari empat pertandingan, timnas Indonesia hanya meraih dua kemenangan dan sisanya kalah. Dua kemenangan itu diraih atas Kamboja dan Malaysia.
Dalam empat pertandingan tersebut, timnas Indonesia mengoleksi 14, dengan Eri Irianto, gelandang Persebaya, yang menjadi top scorer dengan lima gol.
Pencetak gol timnas Indonesia lainnya dalam SEA Games 1995 adalah Kurniawan Dwi Yulianto dan Fakhri Husaini (tiga gol), serta Indriyanto Nugroho dan Widodo.
Gagal dalam SEA Games 1995, PSSI tak punya dalih lagi untuk mempertahankan Matte. Lelaki Italia ini akhirnya dipecat pada 12 Desember 1995.
Sebagai gantinya, PSSI menunjuk Danurwindo yang adalah asisten Matte. Untuk diketahui, Danurwindo adalah sosok yang terlibat dalam Indonesia Primavera.
Kisah Romano menagaskan bahwa sekadar ikut tren tak membuahkan hasil maksimal. Apalagi jika pelatih tersebut konsentrasinya terpecah untuk tim usia muda.
Kegagalan bersama Matte ini seolah terulang saat PSSI mendatangkan Luis Milla, pelatih asal Spanyol. Saat Milla datang, sepak bola Spanyol sedang jadi kiblat dunia.
Fokus yang diberikan PSSI ke Matte untuk menangani timnas U-19 pun pada akhirnya berbuah pahit. Semoga hal sama tak dialami Shin Tae-yong.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Timnas Indonesia Lainnya:
Kisah 28 Oktober 1962: Balas Dendam Timnas Indonesia ke Malaysia Tercapai
PSS Khawatir Kualitas Timnas Indonesia Terdampak Buruknya Liga 1 2020