- Sebuah jurnal penelitian menyebut bahwa masih berlanjutnya kompetisi sepak bola di tengah wabah virus corona diikuti dengan konsekuensi serius.
- Protokol kesehatan dengan "kehati-hatian maksimum" harus terus dievaluasi.
- Kemungkinan munculnya mutasi virus corona perlu menjadi pertimbangan serius terkait dengan dilanjutkannya kompetisi.
SKOR.id - Sebuah jurnal penelitian memuat sudut pandang kritik menanggapi isu kembalinya kompetisi sepak bola di Eropa di tengah wabah virus Corona (Covid-19), terutama Liga Italia.
Jurnal ini merupakan perspektif kritik dari dua dokter spesialis yang juga dokter dua klub raksasa Eropa.
Keduanya adalah Piero Volpi, dokter spesialis bagian dari tim medis Inter Milan, dan Gian Nicola Bisciotti, dokter spesialis di tim medis Paris Saint-Germain.
Latar belakang dituliskannya jurnal ini adalah sebagai wacana kritik atas kembalinya kompetisi sepak bola di Italia.
Jurnal ini dipublikasikan pada Maret 2020 dan memperlihatkan kondisi Italia saat itu, saat adanya ketimpangan antara kebutuhan kesehatan dengan ketersediaan tenaga medis.
Dalam kritiknya, upaya untuk menyusun protokol kesehatan ketat saat kompetisi kembali memang perlu dilakukan. Namun, Volpi dan Bisciotti sebagai penulis mempertanyakan, "apakah rencana mengembalikan kompetisi ini etis di tengah pandemi?"
Pertanyaan tersebut dikonfirmasi di beberapa laman berita olahraga seperti Football Italia dan Sky Sports yang menyebut para dokter klub mempertanyakan etika para petinggi klub yang membahas rencana kembalinya kompetisi, lewat surat resmi ke penyelenggara Lega Serie A.
Di sisi lain, jurnal ini juga menggaris bawahi konsekuensi kesehatan kronis yang bisa dialami para pemain. Sepak bola disebut dalam jurnal ini sebagai "olahraga dengan kontak tinggi antara pemain." Pesepak bola sering berhubungan dekat dengan rekan tim dalam kegiatan sehari-hari di kamp latihan.
Konsekuensi tersebut membuat dokter harus terus menimbang. Mengingat, tim medis bertanggung jawab atas kondisi kesehatan pemain, terlebih dengan tingginya risiko yang dihadapi oleh seluruh orang di klub tersebut.
"Dalam kasus pertama (di sepak bola Italia), di antara atlet kita, kita tidak dapat mendeteksi pemain yang positif Covid-19 dan karena itu kami tidak dapat melindungi yang lain, mengingat masa inkubasi dan ketersediaan alat tes yang langka. Ke depan, kita tidak bisa tahu jika para pemain, pada saat kembali ke pelatihan, akan tetap sehat," tulis sebuah pernyataan dalam jurnal ini.
Meski Italia telah membangun protokol kesehatan dengan prinsip "kehati-hatian maksimal (maximal caution)," namun riset ini layak menjadi refleksi untuk dunia olahraga, terutama sepak bola ke depannya.
Pasalnya, dilansir dari CNN dan Reuters, mutasi virus Covid-19 telah ditemukan dengan infeksi yang lebih cepat menyebar. Tentu, evaluasi protokol kesehatan dengan standar "kehati-hatian maksimal" ini harus terus dilakukan.
Klik di sini untuk mengakses jurnal penelitian "Football cannot restart soon during the COVID-19 emergency! A critical perspective from the Italian experience and a call for action"
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Konflik Bale vs Zidane di Real Madrid, Dibiarkan Hingga Tak Bisa Diselesaikan https://t.co/oPGN36INwb— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 16, 2020
Berita Pandemi Covid-19 lainnya:
Gareth Southgate Takut Covid-19 Sebabkan Generasi Terbaik Sepak Bola Inggris Menghilang
Sempat Takut Tertular Covid-19, N'Golo Kante Kembali Berlatih Bersama Chelsea